Mohon tunggu...
UCARE INDONESIA
UCARE INDONESIA Mohon Tunggu... Administrasi - Lembaga yang mengelola dana ZISWAF dan dana kemanusiaan

Lembaga yang mengelola dana ZISWAF dan dana kemanusiaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

8 Kiat Meredam Amarah agar Tak Salah Arah

9 Juli 2024   11:13 Diperbarui: 9 Juli 2024   12:59 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: freepik.com/tiko33

Amarah adalah salah satu sifat manusia yang bisa muncul dalam berbagai situasi. Meskipun merupakan reaksi alami, amarah yang tidak terkendali dapat membawa dampak negatif, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Dalam ajaran Islam, meredam amarah adalah perbuatan mulia yang bisa membawa kebaikan dan bahkan menjadi salah satu jalan menuju surga. Berikut adalah beberapa rahasia meredam amarah yang bisa berbuah kebaikan surga:

1. Mengambil Wudhu

Salah satu cara efektif untuk meredam amarah adalah dengan mengambil wudhu. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya amarah itu datang dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu." (HR. Abu Daud, no. 4784). Air wudhu yang dingin bisa menenangkan hati dan pikiran, serta membantu menghilangkan amarah yang berkobar.

2. Mengubah Posisi Tubuh

Ketika amarah mulai muncul, mengubah posisi tubuh bisa membantu meredam emosi tersebut. Rasulullah SAW bersabda, "Jika salah seorang di antara kalian marah dalam keadaan berdiri, maka duduklah. Jika belum reda, maka berbaringlah." (HR. Abu Dawud). Dengan mengubah posisi tubuh, kita bisa mengalihkan fokus dan menenangkan diri.

3. Mengucapkan Ta'awudz

Mengucapkan ta'awudz (A'udzu billahi minasy-syaithanir-rajim) adalah cara lain untuk meredam amarah. Amarah sering kali dikaitkan dengan gangguan setan, dan ta'awudz adalah doa untuk memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Dengan mengucapkan ta'awudz, kita meminta bantuan Allah untuk mengendalikan emosi.

4. Diam dan Menenangkan Diri

Diam adalah tindakan bijak ketika sedang marah. Rasulullah SAW bersabda, "Jika salah seorang di antara kalian marah, maka diamlah." (HR. Ahmad). Diam memberi kita waktu untuk merenung dan menenangkan diri, sehingga kita tidak mengucapkan atau melakukan hal-hal yang bisa kita sesali nanti.

5. Mengingat Keutamaan Menahan Amarah

Mengendalikan amarah memiliki keutamaan besar dalam Islam. Menahan amarah adalah tanda kekuatan dan kematangan spiritual, yang bisa mendekatkan kita kepada Allah dan berbuah kebaikan di surga.

6. Memaafkan dan Berlapang Dada

Memaafkan orang yang membuat kita marah adalah tindakan mulia yang sangat dianjurkan. Allah SWT berfirman, " dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan." (QS. Ali Imran: 134). Memaafkan adalah salah satu cara terbaik untuk meredam amarah dan mendapatkan ridha Allah.

7. Bertafakur dan Merenung

Meluangkan waktu untuk bertafakur dan merenung tentang dampak negatif dari amarah dapat membantu kita lebih bijaksana dalam menghadapinya. Pikirkan bagaimana amarah bisa merusak hubungan, menciptakan permusuhan, dan menghambat kebahagiaan kita. Dengan merenung, kita bisa menyadari pentingnya mengendalikan emosi dan mencari cara yang lebih positif untuk menyelesaikan masalah.

8. Berdoa dan Memohon Pertolongan Allah

Berdoa adalah cara ampuh untuk meredam amarah. Memohon pertolongan Allah agar diberikan kesabaran dan ketenangan adalah langkah yang sangat penting.

Meredam amarah bukanlah hal yang mudah, namun sangat mungkin dilakukan dengan tekad dan usaha yang sungguh-sungguh. Dengan mengambil wudhu, mengubah posisi tubuh, mengucapkan ta'awudz, diam, mengingat keutamaan menahan amarah, memaafkan, bertafakur, dan berdoa, kita bisa mengendalikan emosi dan mendapatkan ketenangan. Amarah yang diredam dengan baik tidak hanya membawa kebaikan dalam kehidupan kita di dunia, tetapi juga menjadi jalan menuju surga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun