Mohon tunggu...
UCARE INDONESIA
UCARE INDONESIA Mohon Tunggu... Administrasi - Lembaga yang mengelola dana ZISWAF dan dana kemanusiaan

Lembaga yang mengelola dana ZISWAF dan dana kemanusiaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ragam Tingkatan Surga untuk Para Penghuninya

19 Desember 2022   11:45 Diperbarui: 19 Desember 2022   12:04 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: freepik.com/mrsiraphol

Tahukah sahabat bahwa surga itu bertingkat-tingkat?

Allah akan memasukkan hamba-hamba-Nya ke surga sesuai dengan tingkat keimanan dan ketakwaan hamba tersebut. Hubungan dengan hal ini, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah memberikan penjelasan, "Sungguh, surga itu bertingkat-tingkat, sedangkan para wali Allah, orang-orang yang beriman dan bertakwa akan menempati tingkatan-tingkatan itu sesuai dengan tingkatan keimanan dan ketakwaan mereka kepada Allah SWT."

Rasulullah saw juga telah menjelaskan bahwa para ahli surga berbeda-beda tingkatannya. Abu Sa'id Al-Khudri ra berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya penghuni surga benar-benar melihat penghuni kamar-kamar di atas mereka seperti kalian melihat bintang terang lewat dari ufuk timur atau barat karena perbedaan keutamaan di antara mereka."

Lalu ada yang bertanya, "Itukah tempat-tempat para nabi yang tidak dicapai oleh selain mereka?"

Beliau menjawab:

"Tidak, demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan para rasul." (HR.Muslim)

Dari Abu Hurairah ra, dia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:

"Barang siapa yang beriman kepada Allah, menegakkan shalat, berpuasa bulan Ramadhan, maka pasti Allah akan memasukkannya ke dalam surga, baik dia berjihad di jalan Allah maupun hanya duduk tinggal di tempat di mana dia dilahirkan."

Para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, apakah tidak sebagusnya kami menyampaikan berita gembira ini kepada orang-orang?" Rasulullah saw pernah merindukan:

"Sesungguhnya di surga itu ada seratus derajat (kedudukan) yang Allah menyediakannya buat para mujahid di jalan Allah di mana jarak antara dua derajat seperti jarak antara langit dan bumi. Untuk itu, bila kalian minta kepada Allah, maka mintalah surga Firdaus karena dia adalah tengahnya surga dan yang paling tinggi. Aku pernah diperlihatkan bahwa di atas Firdaus itu adalah singgasananya Allah Yang Maha Pemurah di mana darinya mengalir sungai-sungai surga." (HR. Bukhari)

Sebuah riwayat sahih juga menyebutkan tentang para penghuni surga yang paling tinggi dan penghuni surga yang paling rendah kedudukannya. Dari Mughirah bin Syu'bah ra, dia berkata bahwa Rasulullah bersabda:

"Musa bertanya kepada Rabb-nya, 'Apa ciri penghuni surga yang paling rendah kedudukannya?'

Allah menjawab, 'Yaitu orang yang datang setelah penghuni surga dimasukkan ke dalam surga, lalu dikatakan kepada orang ini, 'Masuklah ke surga!"

Orang ini menjawab, 'Wahai Rabb-ku, bagaimana mungkin aku bisa masuk, sementara mereka sudah menempati tempat masing- masing dan mengambil bagian mereka?'

Maka dikatakan kepada orang ini, 'Apakah kamu mau mendapatkan bagian kerajaan seperti seorang raja di antara raja-raja dunia?'

Orang itu menjawab, 'Aku rela, wahai Rabb-ku!

Rabb mengatakan, 'Itu bagianmu ditambah seperti itu, ditambah seperti itu, ditambah seperti itu, (ditambah seperti itu).'

Pada kali kelima, orang itu mengatakan, 'Aku rela, wahai Rabb- ku.'

Rabb mengatakan, 'Ini bagianmu ditambah sepuluh kali lipat-nya. Dan kamu mendapatkan apa pun yang kamu inginkan dan matamu menyukainya.'

Orang itu berkata, 'Aku rela, wahai Rabb-ku." Musa berkata, "(Bagaimana dengan nasib) orang yang paling tinggi kedudukannya?'

Rabb menjawab, 'Mereka itu orang pilihan-Ku, kemuliaan mereka di tangan-Ku, dan Aku menutup (kemuliaan itu), ia belum pernah terlihat mata, belum pernah terdengar telinga, dan belum pernah terbetik dalam hati." (HR. Muslim)

Ibnu Katsir di dalam kitabnya, An-Nihayah, menyebutkan bahwa tempat yang paling tinggi di surga bernama "Al-Washilah" dan di sanalah tempat Rasulullah saw. Abdullah bin Amr bin Ash ra berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:

"Apabila kalian mendengar muazin (mengumandangkan azan), maka ucapkanlah seperti yang dia ucapkan, kemudian bershalawatlah atasku, karena orang yang bershalawat atasku dengan satu shalawat, niscaya Allah akan bershalawat atasnya dengan-nya sepuluh kali. Kemudian mintalah kepada Allah wasilah untuk- ku, karena ia adalah suatu tempat di surga, tidaklah layak tempat tersebut kecuali untuk seorang hamba dari hamba-hamba Allah, dan aku berharap agar aku menjadi hamba tersebut. Dan barang siapa yang meminta wasilah untukku, maka syafaat halal untuknya." (HR.Muslim)

Daftar Pustaka: Musyafa, Haidar. (2018). Hidup Sesudah Mati. Yogyakarta: Checklist

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun