Sebagai orang yang beriman kepada Allah, tentunya kita percaya adanya hari kiamat dan hari kebangkitan. Pada saat itu, semuanya akan tampak bermiliar-miliar manusia sejak dari zaman Nabi Adam as sampai manusia terakhir, dibangkitkan dari kuburnya, digiring, dan dikumpulkan di sebuah tempat yang sangat luas, yaitu Padang Mahsyar. Allah berfirman:
Artinya: "Celakalah manusia! Alangkah kufurnya dia! Dari apakah Dia (Allah) menciptakannya? Dari setetes mani, Dia menciptakannya lalu menentukannya. Kemudian jalan-nya Dia mudahkan, kemudian Dia mematikannya lalu menguburkannya, kemudian jika Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali." (Q.S.'Abasa (80): 17-22)
Ibnu Abbas ra berkata bahwa Rasulullah saw berkhotbah seraya bersabda:
"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian dikumpulkan menuju Allah dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang dan masih berkulup (belum dikhitan).
Artinya: (Ingatlah) pada hari langit Kami gulung seperti menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami akan memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya lagi. (Suatu) janji yang pasti kami tepati; sungguh, Kami akan melaksanakannya. (QS. Al-Anbiyaa [21]: 104)" (HR. Bukhari)
Setelah semua manusia, jin, binatang, dan makhluk hidup lainnya diperintah oleh Allah SWT dari dalam kubur, mereka semua akan berangkat menuju Padang Mahsyar. Di sana, mereka akan mendapat pengadilan dari Allah atas semua perbuatan amal mereka selama hidup di dunia. Kemudahan ataupun kesulitan yang akan dihadapi mereka saat ditinggalkan, tergantung pada amal perbuatan mereka tersebut.
Lalu, bagaimana keadaan mereka di Padang Mahsyar?
Manusia dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan yang berbeda-beda. Banyak riwayat hadits menyebutkan bahwa kea- daan mereka sangat berat, sehingga setiap orang hanya me- mikirkan diri dan nasibnya masing-masing. Mereka berada dalam suasana yang sangat sulit, panas, dan merasa sangat kehausan dan kelaparan. Mereka semua ingin segera terbebas dari situasi yang sangat sulit di Padang Mahsyar tersebut. Mereka ingin segera diberi keputusan, apakah mereka akan dimasukkan ke surga atau neraka.
Dalam kondisi serba sulit di Padang Mahsyar tersebut, mereka akan mendatangi para nabi dan rasul terdahulu untuk meminta syafaat. Namun, para nabi dan rasul itu menolak. Kemudian mereka mendatangi Rasulullah saw untuk memohon pertolongan, dan beliau akhirnya bersedia meminta kepada Allah SWT agar segera diadakan keputusan dan menenangkan atas nasib buruk mereka, agar mereka segera terbebas dari kesulitan dan kesengsaraan di Padang Mahsyar.
Di Padang Mahsyar, semua amal perbuatan manusia akan dihitung. Kepada masing-masing manusia, akan diberi sebuah buku catatan amal perbuatannya sejak ia dilahirkan sampai meninggal. Semua manusia akan menerima semacam dokumentasi perbuatannya di dunia. Semuanya tercatat secara detail dan rapi lengkap dengan waktu dan tempatnya, baik perbuatan baik maupun buruk. Tidak ada satu pun yang terlewatkan dari pengawasannya.