Mohon tunggu...
UCARE INDONESIA
UCARE INDONESIA Mohon Tunggu... Administrasi - Lembaga yang mengelola dana ZISWAF dan dana kemanusiaan

Lembaga yang mengelola dana ZISWAF dan dana kemanusiaan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Harus Ikhlas dalam Berdoa dan Beribadah?

17 November 2022   14:55 Diperbarui: 17 November 2022   15:01 1090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada beberapa alasan yang dikemukakan para ulama, mengapa kita diharuskan membawa hati yang ikhlas dalam beribadah dan berdoa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, yang di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Ikhlas dalam beribadah dan berdoa merupakan perintah langsung dari Allah Subhanahu wa ta'ala. 

Sehubungan dengan hal ini, mari kita simak firman Allah ta'ala berikut ini:

"Katakanlah, sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam." (QS. Al-An'am [6]: 162-163)

"Dan tidak dianjurkan mereka kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan (memurnikan) ketaatan semata-mata untuk-Nya dalam menjalankan agama yang lurus." (QS. Al-Bayyinah [98]: 5)


b. Ikhlas merupakan manifestasi ketauhidan.

Seorang hamba yang mengakui bahwa Allah ta'ala adalah Tuhannya Yang Esa, sudah seharusnya dirinya melakukan amal perbuatan dengan penuh keikhlasan, hanya mengharap keridhaan dari-Nya.

Lawan dari ikhlas, sebagaimana dijelaskan oleh para ulama, adalah sifat riya dalam beramal. Padahal riya atau pamer, masih menurut para ulama, merupakan perbuatan yang tergolong syirik atau menyekutukan Allah Subhanahu wa ta'ala, karena melakukan kebaikan tidak ditujukan kepada Allah ta'ala, melainkan hanya untuk memohon pujian dari orang-orang yang melihatnya.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman. "Barangsiapa yang menghendaki pahala di dunia, niscaya Kami akan memberikan pahala di dunia, dan barangsiapa yang menghendaki pahala di akhirat, niscaya Kami akan memberikannya di akhirat. Dan Kami akan memberikan balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (QS.Ali-Imran [3]: 145)

c. Ikhlas merupakan salah satu syarat diterimanya amal perbuatan seorang hamba.

Allah Subhanahu wa ta'ala hanya akan memberikan pahala kepada seseorang yang ikhlas dalam melakukan perbuatan baik. Allah ta'ala hanya akan mengabulkan doa dan permohonan dari seorang hamba yang ikhlas dan yakin bahwa doanya pasti akan diijabah oleh-Nya.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, "Maka barangsiapa yang mengharapkan pertemuan dengan Tuhannya, hendaklah ia beramal dengan amalan yang benar dan ia tidak menyekutukan ibadah kepada Tuhannya dengan sesuatu pun." (QS. Al-Kahfi [18]: 110)

d. Keikhlasan akan menyelamatkan diri kita dari bujukan, rayuan, dan hasutan setan. 

Dengan melakukan amal-amal kebaikan yang kita tujukan hanya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala akan menjadi sebab diturunkannya pertolongan dan rahmatNya. Seseorang yang melakukan ibadah dan doa dengan niat yang tulus akan menyelamatkan dirinya dari godaan setan yang terkutuk.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, "Iblis berkata, "Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka berlayar. Kemudian Allah Swt., berfirman, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi kan tangguh, sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (kiamat) Iblis menjawab, 'Demi kekuatanmu, sungguh, aku akan mengatasi semuanya, kecuali hamba-hambaMu yang ikhlas di antara mereka." (QS. Shaad [38]: 79-83)

Dan keikhlasan pula yang menyelamatkan Nabi Yusuf 'alaihis salam dari jeratan syahwat yang terlarang.

"Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih. (QS. Yusuf [12]: 24)

e. Keikhlasan akan mendatangkan kekuatan dan keberanian.

Seorang yang melakukan ibadah dan berdoa dengan hati yang ikhlas, dia akan menjadi pribadi yang berani membela kebenaran dan peperangan segala bentuk kemungkaran dan kemaksiatan. Sebab dia yakin bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala akan selalu ada hubungannya, memberikan kemudahan dan pertolongan, seandainya dia menemui kesulitan.


f. Keikhlasan akan menjadi penentu dan nilai dari semua pembuatanan kita.
Segala sesuatu, demikian kata Nabi shallallahu'alaihi wa sallam, selalu dimulai dengan niatnya. Jika niatnya ikhlas karena mengharapkan pahala dari Allah Subhanahu wa ta'ala, maka itulah yang akan dia dapatkan. Namun, jika beramalnya diniatkan kepada yang selain Nya, maka yang akan didapatkan adalah sesuai dengan apa yang diniatkannya.

Keikhlasan merupakan salah satu syarat yang wajib kita penuhi, agar Allah Subhanahu wa ta'ala mendengar dan menjawab doa-doa kita. Mengikhlaskan hati dalam berdoa berarti memurnikan doa hanya kepada Allah ta'ala, baik dalam ucapan, perbuatan, ataupun tujuannya.


Doa
yang di dalamnya tercampur dengan ucapan yang tidak disukai atau bahkan dibenci oleh Allah ta'ala, menggunakan perantara selain Allah Subhanahu wa ta'ala, dan dengan tujuan selain Allah ta'ala, hanya akan menjadikan doa kita sia-sia, jauh dari pahala bahkan mendapatkan dosa.


Jadi, berdoalah dengan membawa hati yang ikhlas dan yakin bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala pasti akan mengabulkan doa dan permohonan kita. Dengan begitu, kita berharap, Allah ta'ala akan mencukupi semua kebutuhan-kebutuhan kita dan memenuhi segala permintaan kita.


Referensi: Musyafa, Haidar. 2014. Hidup Berkah dengan Doa. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun