Sir Lewis Hamilton dan Mercedes kembali lagi finish runner-up di belakang Max Verstappen dan Red Bull dalam 2 balapan terakhir.Â
Kemajuan pesat mobil Mercedes W13 membuat tim Mercedes yakin dapat mencuri kemenangan dari sang juara dunia. 2 kali kesempatan itu muncul 2 kali juga Mercedes kalah dari Red Bull. Untuk GP Mexico City, mereka memang salah dalam hal strategi.
1. Konsisten Walaupun Salah
"We could (win the race) but we want to do things differently."
Toto Wolff kepada Sky Sport F1 sebelum race Austin dimulai
Mercedes tetap konsisten untuk mencoba hal berbeda (dari strategi) untuk mencuri kemenangan dari Red Bull.Â
Faktor mobil RB18 (dan Verstappen) yang masih unggul dibandingkan Mercedes W13 diatas kertas dan diatas trek membuat mereka tidak mungkin mendapatkan kemenangan jika melakukan hal yang sama dalam strategi dengan Red Bull. Maka dari itu, mindset ini diterapkan dalam 2 race terakhir.
Akan tetapi, strategi berbeda Mercedes terbukti tidak jitu untuk GP Mexico City. Selepas pitstop untuk ban Hard, praktis baik Lewis Hamilton dan juga George Russell tidak berdaya untuk mengejar baik Max Verstappen ataupun Sergio Perez.Â
Dapat dilihat dari grafik diatas, selepas pitstop Verstappen melenggang bebas dari Lewis Hamilton dimana grafik untuk Lewis Hamilton (warna biru muda) jatuh bebas selepas pitstop sampai akhir balapan. Berbeda dari awal balapan sebelum pitstop dimana Hamilton tidak membiarkan Verstappen kabur dengan jauh dimana grafik untuk Lewis Hamilton relatif lurus saja.
2. Apakah Mercedes Salah Perhitungan?
Jawaban singkatnya TIDAK. Mengapa?
- Mercedes W13 masih lemah dibanding Red Bull RB18. Maka dari itu jika mengikuti persis strategi Red Bull sama saja memastikan Mercedes akan finish di belakang Sang Banteng Merah.
- Mengikuti 'strategi Ricciardo'Â (memakai ban medium sampai lap-40 lalu ganti dengan Ban Soft)Â tidak akan berhasil juga. Â Jika dilihat dari Russell vs Perez (karena jarak pitstop mereka relatif jauh), Sergio Perez mampu memangkas jarak sekitar 3,5 detik hanya dalam waktu 8 Lap saja. Walaupun mereka akan mengejar di akhir dengan keunggulan ban soft, tetapi jaraknya akan sangat jauh untuk dikejar.
3. Ferrari Harus Belajar Dari Mercedes Dalam Hal Ini.
Ini memang kesalahan strategi dari Mercedes. Beberapa kali baik mobil no #44 dan #63 mempertanyakan tentang seberapa jitu strategi ini. Tetapi pada akhirnya, mereka tetap full commitment dengan strategi ini walaupun bukan strategi yang tepat. Hal ini harus ditiru oleh Ferrari. Mereka (Mercedes) paham mereka salah dalam menerapkan strategi tetapi sebagai tim mereka tetap berusaha memperbaiki kesalahan tersebut. Dalam GP Mexico City, baik Peter Bonnington (race engineer Sir Lewis Hamilton) dan Riccardo Musconi (race engineer George Russell) berusaha menenangkan kedua pembalapnya dengan menjamin Red Bull akan kesulitan di akhir dengan ban Medium (walaupun tidak terjadi).
Sebaliknya di Ferrari, mereka bahkan tidak sadar bahwa mereka salah. Contohnya ketika mereka mencoba melakukan pembelaan memakai ban Hard pada balapan yang dingin di GP Hungaria yang jelas-jelas salah. Atau momen dimana Leclerc dan Binotto pada akhir balapan di Silverstone.Â
Ferrari harus banyak belajar dari Mercedes untuk menjadi sebuah tim yang utuh dan mencoba memperbaiki kesalahan yang terjadi (bukannya ngeyel)
Sekali lagi, Mercedes dapat menempel dengan Red Bull dalam 2 minggu berturut-turut. Jika di Austin, mereka mendapatkan peluang besar untuk menang minggu lalu, di Mexico City Red Bull tidak memberikan peluang sedikitpun kepada Mercedes untuk mencoba memenangkan balapan.Â
Walaupun tidak tepat dalam strategi, setidaknya konsistensi mereka untuk 'tampil beda' patut diapresiasi dalam 2 balapan terakhir. Bukan tidak mungkin, pakem DO DIFFERENT ini akan membuahkan hasil di 2 race terakhir. Mungkin Sao Paolo, Sir Lewis Hamilton?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H