Ferrari lagi dan lagi kalah dari Red Bull untuk persaingan juara dunia. Mereka tidak pernah menang dari tim asal Austria sejak 2010 (dimana Sebastian Vettel menjadi juara dunia termuda saat itu). Ferrari untuk kesekian kalinya membuang peluang terbaik mereka untuk menjadi juara dunia. Walaupun membangun mobil yang sangat cepat diatas kertas, hal tersebut tidaklah cukup. Ada dua hal yang menjadi PR besar bagi Ferrari untuk 2023.
1. Minimalisir Kesalahan
Ferrari dan inkonsistensi seolah menjadi satu untuk musim 2022. Ferrari yang diatas kertas membangun mobil tercepat dibanding semua tim seharusnya bisa 'buka puasa' setelah 15 tahun tidak lagi ada pembalap Ferrari yang menjadi juara dunia. Tetapi ada-ada saja kelakuan tim asal Maranello Italia untuk membuat kesalahan yang tidak perlu. Berikut beberapa contoh unforced error dari mereka berdua
Kesalahan konyol Leclerc di Perancis yang menabrak pembatas T11 ketika memimpin balapan
Tactical Error di Inggris dimana Leclerc tidak mengganti bannya sedangkan hampir semua pembalap memngganti dengan ban baru pada saat Safety Car Condition
Ban Hard di Hungaria ketika temperatur dingin yang menyebabkan mereka tidak berdaya melawan Mercedes dan Red Bull.