Pembalap kelahiran Valencia, California merupakan race winner termuda dalam sejarah Indycar ketika ia memenangi GP Austin 2019 pada usia 18 tahun. Sejak saat itu, karirnya mulai menanjak dimana tim Andretti merekrutnya per musim 2020. 7 kemenangan sudah diraih oleh Colton Herta selama berkarir di Indycar.
Halangan terbesar Colton Herta untuk berkarir di Formula 1 bukanlah talenta, dukungan sponsor, ataupun minat dari tim Formula 1. Red Bull berminat merekrut Colton Herta menjadi bagian dari timnya untuk membalap di Alpha Tauri musim depan. Akan tetapi poin Super License Herta tidak cukup untuk memenuhi prasyarat Super License F1. Ia hanya mengantongi 29 poin hasil dari :
- P3 musim 2020 (20 poin)
- P5 musim 2021 Â (8 poin)
- P9 musim 2022 (1 poin)
Akan tetapi, Red Bull berusaha 'mengakali' poin Super License Colton Herta dengan dalih dia 'pembalap spesial'. Tetapi hemat saya, tidak akan mungkin Herta mendapatkan pengecualian untuk Super License poin
3. Keduanya "Bottle It"
Tak bisa dipungkiri bahwa baik Logan Sargeant dan Colton Herta adalah pembalap muda Amerika Serikat terbaik saat ini. Tetapi, keduanya mempunyai kelemahan mendasar secara mental, mereka sering 'botol' atau "crumble under pressure".
Logan Sargeant mempunyai peluang besar memenangi F3 pada musim debutnya. Akan tetapi, finish nirpoin 3 kali dari 4 balapan penutup musim 2020Â memuluskan jalan Oscar Piastri menjadi juara F3 2020.Â
Dua tahun berikutnya, Logan Sargeant muncul sebagai penantang gelar Juara F2 selain Felipe Drugovich dan Theo Pourchaire. Pasca kemenangannya di Feature Race GP Austria, ia tidak pernah sekalipun naik podium di 10 balapan berikutnya. Bukan hanya itu, hal ini diperparah dengan ia 5x gagal finish dalam 10 balapan terakhirnya pasca kemenangan di Red Bull Ring