Mohon tunggu...
Lazuardi Firdaus
Lazuardi Firdaus Mohon Tunggu... Lainnya - Motorsport

Motorsport Maniac

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Dear Fernando, You Are (Kinda) Right

23 Juli 2022   08:33 Diperbarui: 25 Juli 2022   20:21 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Drive To Survive Crew at Bahrain Testing (motorsport images)

Poster Drive To Survive (netflix)
Poster Drive To Survive (netflix)

Konten Drive To Survive adalah tonggak awal dimana saat ini F1 mencapai popularitas yang sangat tinggi, seperti (bahkan melebihi) F1 musim 2012 dimana ada 6 juara dunia di grid serta 7 pemenang balapan yang berbeda pada musim tersebut. Namun konten bertema Documentary ini adalah pisau bermata dua bagi F1. Dari satu sisi, F1 dapat menarik fans baru dengan jumlah yang sangat masif sebelum musim baru dimulai. Kendatipun konten DTS (singkatan Drive To Survive) tidaklah populer, bahkan relatif dibenci oleh kalangan fans F1 yang mengikuti F1 sebelum adanya DTS.

Drive To Survive Crew at Bahrain Testing (motorsport images)
Drive To Survive Crew at Bahrain Testing (motorsport images)


Netflix memilih lebih memilih jalur drama dibandingkan realitas yang terjadi di F1 dalam pengemasan Drive To Survive. Tidak terlalu dijelaskan driving style masing-masing pembalap, upgrade penting yang dibawa, memilih fokus ke drama (bahkan membuat-buat drama yang padahal tidak ada). Hal ini yang membuat beberapa kalangan fans F1 yang seperti dikatakan Fernando,hanya mengikuti hasil saja. Hasil itu penting tetapi untuk mencapai suatu hasil seperti performa mobil, perbandingan hasil dengan rekan setim, strategi ban yang dipakai, adalah hal yang juga tak kalah penting. Jika hanya murni melihat hasil, saya dapat membuat beberapa pernyataan seperti  :

  • Robert Kubica lebih baik dari George Russell (Robert mencetak poin sementara George tidak pada musim 2019)
  • Sergio Perez biasa saja, tidak ada spesialnya (sama-sama finish P4 di 2021 dan 2020. Beberapa race 'tidak terlihat')
  • Carlos Sainz Jr adalah pembalap terbaik Spanyol saat ini (finish diatas  Alonso, beberapa kali podium, serta menang balapan)

Padahal beberapa poin statement diatas tidak ada yang benar. Ini akibatnya jika hanya melihat dari hasil akhir semata dibanding melihat proses menuju hasil tersebut dapat menyebabkan miskonsepsi seperti poin diatas.

Liberty Media Corperation (autoevolution.com)
Liberty Media Corperation (autoevolution.com)

F1 di Era Liberty Media mulai memberikan informasi-informasi teknikal terkait tim-tim F1 baik dari pengembangan mobil, token upgrade, dsb. Informasi ini tidak hanya keluar dari kanal F1 saja, F1 mempersilahkan beberapa influencer, reporter senior, kanal berita untuk mengemas berita teknikal sesuai dengan gaya mereka asal tidak melenceng dengan fakta. Setidaknya hal ini dapat mengedukasi para penonton dan penikmat F1, khususnya ynag baru datang pasca menonton Drive To Survive. Hal ini jauh lebih baik jika dibanding F1 Era Bernie Eccelstone dimana branding F1 di sosial media yang sangat kurang serta informasi teknikal yang minim dan kurang menarik dalam pengemasannya.

gpfans.com
gpfans.com

Pernyataan Fernando Alonso adalah pernyataan dari seorang pembalap F1 yang sangat mencintai F1. Ia tak mau F1 ditonton dengan praktis saja, hanya melihat hasil tanpa tahu apa yang terjadi dibelakangnya. Pernyataan ini setidaknya membuka mata kita tentang realitas yang sekarang terjadi di kalangan Fans Formula 1.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun