Balapan double-header NY E-Prix menyajikan aksi menarik dan dramatis, baik di Hari Sabtu atau Minggu (waktu New York). Dimulai dari 4 kontender start diluar 10 besar, hujan deras yang menyebabkan kecelakaan besar di Tikungan 6 yang memaksa race director menghentikan balapan lebih awal, serta pimpinan klasmen yang berubah. Berikut 5 poin pembicaraan pasca New York E-Prix.
5. It Could Be Worse For Edoardo Mortara.
Hanya finish di posisi 9 & 10 bonus 2 poin Fastest Lap (mencetak fastest lap di 2 balapan) pada NY E-Prix musim ini bukan hasil yang ideal untuk pembalap berpaspor Swiss. Jika dilihat dari keseluruhan, Mortara dapat dikatakan tidak punya pace untuk bertarung untuk setidaknya top 5. Ditmabah pada balapan hari minggu, dia harus start dari baris belakang karena tidak mencetak sama sekali waktu di paruh awal sesi kualifikasi. It could be worse for Mortara tapi setidaknya, dia bisa dapat 5 poin dari minggu yang sulit.
4. Say Goodye To Championship Jean-Eric Vergne ?
Misi Jean-Eric Vergne untuk menjadi juara Formula E 3x menjadi lebih sulit setelah gagal mencetak poin sama sekali di NY E-Prix. JEV, panggilan akrabnya selalu konsisten mencetak poin sebelum balapan NY E-Prix walaupun ia tidak pernah menang balapan sekalipun pada musim ini. Pada musim ini, JEV selalu bermasalah ketika saat balap, mulai dari start dari posisi belasan, race pace yang inkonsisten, dan mobil DS yang terkadang over-heating. Gagal menang di Jakarta dan mengamankan posisi ke-2 di Marrakesh menjadi sangat fatal untuk mantan pembalap Torro Rosso ini. Tertinggal 27 poin di sisa 4 balapan membuat peluang JEV menipis untuk menjadi juara dunia.
3. Minggu Terbaik EnvisionÂ
Envision mencatatkan hasil terbaiknya musim ini di New York. Back-2-back pole (dari Nick Cassidy) serta finish double podium pada race 1 menjadi hasil yang terbaik terlepas melempem pada race 2 (hanya finish P6 dari Robin Frijns). Setelah hasil minim di Jakarta dan Marrakesh dimana mereka gagal mencetak poin, hasil di NY akan menaikan moral mereka untuk menyelesaikan musim dengan hasil lebih baik.
2. Race Director and Stewards, Are You Okay?
Kecelakaan parah di tikungan 6 pada balapan pertama seharusnya bisa dihindari jika Race Director mengeluarkan Full-Course Yellow ataupun Red Flag ketika intensitas hujan meningkat secara dramatis. Hal ini diperparah dimana satu sisi sirkuit relatif kering  (dari tikungan terakhir sampai T5) sementara sisi sirkuit yang lain sangat basah (terutama pada lurusan sebelum T6 dimana terdapat genangan air). Race Director seolah abai atau meremehkan cuaca hujan walaupun radar cuaca memberikan peringatan ketika balapan tersisa 22 menit (dimana akan hujan dalam waktu 10-15 menit).Â
Tidak hanya itu, pengumuman Nick Cassidy akan mendapat penalty mundur 30-grid (mengganti power-train serta radiator) ketika kualifikasi telah usai membunuh mood Cassidy serta Envision. Mengapa tidak diumumkan sebelum kualifikasi dimulai? Bagi yang tidak menonton pasca kualifikasi, akan sangat membingungkan ketika mengetahui Cassidy start paling belakang.
Terakhir, pada race 2 dimana Oliver Askew terpaksa menghentikan mobilnya di T7 serta mobil Di Grassi 'parkir' di antara T9 dan T10 seharusnya balapan selesai saat itu juga demi faktor keselamatan (entah dengan red flag atau dengan kondisi finish behind Safety Car). Namun, Race Director kekeuh melanjutkan balap dengan memberikan double-waved yellow pada sektor tersebut. Janganlah mengorbankan keselamatan demi hiburan semata. Tidak ada salahnya jika balapan harus berakhir di belakang Safety Car jika keadaan memaksa.Â
1. Mercedes Siap Back-2-Back
Stoffel Vandoorne merebut pucuk pimpinan klasmen dari tangan Edoardo Mortara pasca finish runner-up pada race 2 NY E-Prix. 6 Podium yang dia cetak musim ini menjadikannya kandidat terkuat untuk merebut gelar juara dunia musim ini. Dari awal musim, Mercedes memang menjadi penantang terkuat untuk menjadi juara dunia walaupun saat kualifikasi terkadang melempem. Mantan pembalap Mclaren F1 Team memimpin dengan jarak 11 poin dari Mortara di urutan ke-2. Dengan 4 balapan tersisa serta performa Mercedes dan Stoffel yang kuat, bukan tidak mungkin mereka akan memperlebar jarak setelah London E-Prix dan mengamankan gelar juara dunia, baik driver championship dan team championship
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI