Mohon tunggu...
Lazuardi Firdaus
Lazuardi Firdaus Mohon Tunggu... Lainnya - Motorsport

Motorsport Maniac

Selanjutnya

Tutup

Balap

F1 Did Ref Ball

14 Desember 2021   18:56 Diperbarui: 21 Juli 2022   18:43 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

All it takes is one act, one decision — one moment to change the course of history

Ada satu istilah yang terkenal di kalangan penggemar olahraga di Amerika Serikat, khususnya penggemar football atau penggemar NFL, yaitu ref ball . Secara sederhana, ref ball  dapat dikatakan bahwa wasit ‘ikut bermain’ (membuat keputusan-keputusan buruk, inkonsistensi dalam pengambilan keputusan, atau memihak kepada salah satu tim) dalam menentukan hasil sebuah pertandingan. Banyak contoh yang dapat diambil antara lain NFC Championship 2018 dan Superbowl 55. Gejala Ref Ball ternyata menjangkit kepada F1. Contoh terkini yaitu pertandingan terakhir F1 musim 2021 di Sirkuit Yas Marina, Abu Dhabi.

Inkonsistensi dan buruknya pengambilan keputusan wasit F1 alias stewards memang menjadi salah satu bahan pembicaraan pada musim 2021, terutama dalam 4 balapan terakhir. Sebagai contoh, Verstappen ‘mendorong’ Lewis melebar di T4 Interlagos Brazil tidak dihukum tetapi di Arab Saudi dihukum. Lalu negosiasi hukuman antara Verstappen dan Hamilton yang disiarkan gamblang. Hal ini patut disayangkan karena menodai musim 2021 secara keseluruhan. Tapi yang lebih buruk datang di akhir.

Lap 1 Turn 5, Verstappen melakukan divebomb yang ciamik terhadap Hamilton. Verstappen tetap berada di-track sedangkan Hamilton harus melebar dan mengambil keuntungan (dari jarak dibawah kurang dari 0,5 detik menjadi diatas 1 detik setelah kejadian tersebut). 

16393152623485-62ceb5406e7f0143c463ef22.jpg
16393152623485-62ceb5406e7f0143c463ef22.jpg
Pihak Red Bull protes karena mobil #44 (Hamilton) dianggap memotong chicane dan mengambil keuntungan yang signifikan. Seharusnya Hamilton dihukum +5detik tetapi entah kenapa 7x juara dunia F1 lolos dari hukuman.

latifi-crash-abu-dhabi-note-62ceb582bb4486353a690752.jpg
latifi-crash-abu-dhabi-note-62ceb582bb4486353a690752.jpg
5 Lap terakhir saat kondisi SC yang diakibatkan Latifi menghantam barrier di T14 dimana pada awalnya lapped cars tidak diperbolehkan untuk unlapped themselves tiba-tiba 2 lap sebelum lomba selesai diperbolehkan. Tetapi, hanya beberapa mobil saja yang diperbolehkan yaitu mobil yang tepat berada di depan Max Verstappen (Norris, Alonso, Ocon, Leclerc, dan Vettel). Sementara Ricciardo, Stroll, dan Mick Schumacher (yang juga tertinggal 1 Lap) tidak diperbolehkan. Yang mengherankan, kondisi SC berakhir padahal mobil-mobil yang menyalip safety car, belum kembali berbaris rapat di belakang. Keadaan ini sangat mempengaruhi bukan hanya hasil balapan, tapi hasil keseluruhan musim.

Mengapa race director melakukan hal tersebut? Masi mempunyai tendensi untuk sebisa mungkin menyelesaikan balapan dalam keadaan green (normal) tanpa embel-embel finish under SC/VSC. Contoh terdekatnya F1 Baku 2021 dimana balapan dihentikan 3 lap sebelum balapan selesai. Jika race director memutuskan untuk tidak melanjutkan balapan, dapat dimengerti karena syarat balapan dapat dianggap selesai penuh ketika balapan sudah menyelesaikan ¾ balapan. Tapi dengan dalih tidak ada hal untuk menghentikan balapan sepenuhnya (atau kata lain demi entertaiment), Masi memilih untuk melanjutkan balapan yang hanya tersisa 3 lap tersebut

 Musim F1 2021 diakui salah satu musim yang tak terlupakan di F1 sejak 2012 dimana petarungan juara dunia benar-benar dibawa hingga pertandingan terkahir. Tetapi, apa yang dilakukan wasit F1 musim ini, khususnya pada balapan final menodai keseruan musim F1 2021 secara keseluruhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun