JAKARTA, 22/06/2022 (kompasiana.com) - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa bergabung dengan North Atlantic Treaty Organization (NATO) adalah pilihan yang dapat diambil Ukraina sebagai negara yang berdaulat.
"Inilah pilihan Ukraina sebagai negara yang berdaulat," kata Presiden Ukraina kepada masyarakat Indonesia melalui forum publik virtual Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), yang diakses, Jumat Yang Lalu.
Zelenskyy membuat pernyataan sebagai tanggapan atas narasi baru-baru ini, bahwa Ukraina pantas dihukum karena ingin bergabung dengan NATO.
Zelenskyy mengatakan bahwa Ukraina tidak pernah dalam aliansi apapun, Tawaran Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa merupakan pilihan yang diambil negara tersebut sebagai negara berdaulat.
"Tolong, percayalah bahwa ini adalah inti dari revolusi baru-baru ini di Ukraina. Beberapa ingin di Eropa,Orang-orang bebas menggunakan pilihan untuk pergi ke Uni Eropa," kata Zelenskyy.
Rusia tidak ingin membiarkan Ukraina pergi dengan bebas, karena tidak percaya bahwa Ukraina adalah negara merdeka, tambahnya.
Faktanya, Konstitusi Ukraina menyatakan bahwa rakyatnya memiliki hak untuk secara independen memutuskan arah politik mereka sendiri.
"Anda tidak boleh berperang melawan negara yang mau bergabung dengan NATO," tegas Presiden Ukraina.
Swedia dan Finlandia sekarang bersedia bergabung dengan NATO, tambahnya. Namun, Rusia menggunakan kekuatannya mendorong negara-negara ini.Â
Negara-negara ini ingin bergabung dengan NATO karena mereka menginginkan perlindungan, katanya.
"Mengapa orang-orang membeli senjata? Bukan karena mereka suka menembak dan membunuh. Tapi orang normal melakukannya untuk perlindungan mereka sendiri. Dengan tetangga seperti itu (Rusia), Anda tidak bisa pergi tanpa senjata," kata Presiden Zelenskyy
"Rusia first shoot. Lalu mereka bilang okay, sekarang kita siap bicara kompromi. Mari kita negosiasi. Beginilah yang dilakukan teroris," tambahnya.
Zelenskyy mengatakan bahwa Ukraina tidak ingin bernegosiasi dengan Rusia.
"Namun, ketika Rusia memutuskan untuk berhenti menjadi teroris, ketika mereka menganggapnya sebagai kesalahan berdarah yang telah mereka lakukan, kami akan dapat duduk di meja perundingan dengan mereka untuk membahas tentang apa semua ini," tegasnya.
Semoga Bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H