Mohon tunggu...
Lazuardi Ansori
Lazuardi Ansori Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Lahir dan besar di Lamongan, kemudian belajar hidup di Sulawesi dan Papua...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lo, Aku ini Sunni, Toh?

7 November 2015   17:41 Diperbarui: 7 November 2015   17:41 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Analisa sederhana saya adalah: banyak orang awam yang tergelitik untuk mencari tahu tentang Syiah saat batin mereka merasa ada yang tidak beres dengan cemooh yang menyebar di media sosial. Orang normal dan punya kedewasaan berfikir selalu punya naluri mencari kebenaran sebuah informasi yang diterima. Dan mereka ini kemudian memilih tabayyun pada orang Syiah sesungguhnya. Saat mendapati bahwa informasi hitam yang menyebar ternyata tidak benar, maka mereka "jatuh cinta". Bukankah orang Amerika dan Eropa juga banyak yang tertarik belajar Islam setelah peristiwa 9/11? Mereka jadi penasaran setelah melihat Islam selalu disudutkan dengan klaim agama teroris.

Kedua, Bahwa harus diakui bahwa umat Islam di Indonesia saat ini tidak sedikit yang menjalankan agamanya bedasarkan dan sebatas yang ia terima dari gurunya. Jika benar bahwa mayoritas umat Islam di Indonesia ini menganut Sunni, maka bisa disimpulkan bahwa ke-sunni-an mereka kebanyakan karena orang tua mereka sunni atau karena guru yang mengajarinya Sunni.

Jadi dalam Sunni punya golongan yang "hanya" karena faktor orang tua atau lingkungannya Sunni. Selama ini mereka tidak pernah terganggu ibadahnya, tidak sedikitpun terusik ke-Islam-annya karena konflik-konflik perbedaan aliran, jikapun ada gesekan kecil mungkin hanya tentang NU dan Muhammadiyah.

Dengan menggeloranya kabar atau informasi mengenai kesesatan Syiah, sebuah kajian yang sepertinya patut dilakukan adalah: seberapa besar masyarakat Islam (dalam hal ini Sunni) yang setelah keributan ini mereka baru sadar bahwa dirinya ini Sunni. "Lo, aku ini Sunni, toh?" mungkin begitu yang ada dibenak mereka, karena mungkin kata Syiah pun baru mereka dengar.

---

Jika benar apa yang dilakukan oleh orang-orang itu sedang menjaga Islam, mempertahankan Sunni maka dua hal yang saya sebutkan diatas sebaiknya ditelaah lebih dalam. Apakah efektif menyebar informasi negatif mengenai kaum yang kita anggap sesat? sebagai pertimbangan lain, apakah tidak sepatutnya yang menjadi misi utama dalam menjaga Sunni adalah menjaga dan menambah pengetahuan kaum Sunni sendiri? []

 

--

Tulisan ini sudah saya publish di blog pribadi saya: begejil.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun