Mohon tunggu...
Lazia Firda Amalia
Lazia Firda Amalia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Ilmu Komunikasi UPNVJ 2018

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yuk Intip Bagaimana Sistem Perkuliahan Selama Pandemi di Luar Negeri!

6 November 2020   13:45 Diperbarui: 8 November 2020   19:04 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Farhan juga menjelaskan kalau selama pandemi ini, Pemerintah Tunisia juga rutin memberikan bantuan baik dari segi makanan hingga alat-alat kebersihan setiap bulannya kepada para mahasiswa asing.

Selain Farhan yang berkuliah di Tunisia, ada juga seorang mahasiswi asal Indonesia yang berinisial A. A adalah mahasiswi Psikologi di University of Melbourne, Australia. Atas dasar rasa nyaman dan suka dengan lingkungan di Melbourne saat pertama kali ia berkunjung dan peringkat jurusan Psikologi yang termasuk tinggi di Australia, A memutuskan untuk berkuliah di sana.

Meskipun berada jauh dari Tanah Air, namun A merasa nyaman dan senang menetap di Australia. A merasa ia bisa lebih mengekspresikan dirinya tanpa takut dipandang buruk oleh orang lain sebab warga Australia cenderung individualis, tidak terlalu mengurusi kehidupan orang lain, serta terbuka dengan warga asing meskipun terdapat banyak perbedaan seperti aksen, jenis kulit, dan kebudayaan. A juga mengatakan bahwa tidak butuh waktu lama baginya untuk dapat beradaptasi di Australia.

Berbeda dengan universitas di Tunisia yang sebelumnya tetap melaksanakan perkuliahan secara tatap muka, di Australia perkuliahan dilaksanakan secara online sejak akhir Maret 2020, hanya pembelajaran tingkat sekolah saja yang tetap secara tatap muka. Perkuliahan secara online tersebut menggunakan aplikasi Zoom dan menggunakan sistem breakout room.

“Sistem kelas online di sini juga menggunakan aplikasi Zoom yang premium dan kelasnya tuh diacak semua pake breakout room. Jadi setiap beda mata kuliah, orangnya beda juga, di setiap semester pun begitu jadi susah untuk saling kenal. Dan kalo waktu offline kan biasanya kita ketemunya sama orang yang itu-itu aja yang biasa satu meja sama kita. 

Nah, kalo di kelas online ini enggak, kita bisa kenal semua member kelas jadinya lebih banyak kenal sama orang juga. Karena setiap beda mata kuliah beda orang, maka aku selalu nerapin saat breakout room untuk minta kontak mereka jadi sewaktu aku berhalangan hadir bisa minta bantuan mereka untuk ngabarin dosennya kalo aku gak bisa masuk kelas.” Jelas A.

Sedangkan kekurangan dari sistem kelas online menurut A adalah menjadikan kelas kurang interaktif, tidak seramai diskusi saat kelas offline (tatap muka). 

Namun, sistem kelas online ini sendiri tidak memberikan pengaruh terhadap penurunan nilai mahasiswa. Di University Of Melbourne terdapat kebijakan bahwa jika nilai mahasiswa turun selama pandemi ini, maka nilai tersebut tidak dimasukan ke dalam IPK. 

Selama pandemi berlangsung pemerintah setempat juga menyediakan bantuan dana. Sehingga, bagi local student yang merasa kurang mampu bisa mengajukan bantuan pada pemerintah.

Selain A yang menempuh pendidikan di Negara Australia, ada lagi nih mahasiswa asal Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Negara Turki, yaitu Adrin Aisyahtusara. Adrin berkuliah di Zonguldak Bülent Ecevit University, Jurusan Teknik Pertambangan. 

Adrin sudah menetap di Turki selama 2 tahun dan memutuskan untuk melanjutkan pendidikan perguruan tingginya di Negara Turki dengan alasan ingin mendapatkan pengalaman bagaimana kuliah di luar negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun