BAB 6: User Comments
Dulu, saat user-generated content hanyalah surat atau pesan untuk editor, para jurnalis sangat menginginkan untuk diberikan feedback karena menurut Robert Darnton, menulis berita tanpa diberikan feedback terasa seperti melempar batu ke dalam jurang: terus menunggu namun tidak akan mendengar suara percikannya.
Namun saat ini para jurnalis sudah bisa mendapatkan banyak feedback melalui kolom komentar di website. Komentarnya pun tidak hanya kritik membangun, para pembaca juga bisa memberikan komentar yang menandakan bahwa ia tidak suka dengan berita tersebut. Adanya fitur berkomentar menggunakan nama samaran atau bahkan anonim membuat para pembaca semakin tidak takut untuk berkomentar dengan bahasa yang kurang baik.
Bagi jurnalis saat ini, komentar dari pembaca memiliki sisi positif dan sisi negatif. Sisi positifnya, jurnalis merasa berhasil dalam melibatkan para pembaca beritanya  untuk berdiskusi tentang masalah yang sedang terjadi, semakin banyak pandangan masyarakat yang dapat terwakili oleh sebuah komentar, dan semakin banyak juga yang bisa bersuara. Sisi negatifnya, terkadang sulit untuk menghandle komentar-komentar buruk yang dituliskan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab.
Banyak yang mendukung penggunaan komentar dalam situs web selama kualitasnya dikontrol dengan ketat, sehingga dapat meminimalkan resiko penurunan reputasi organisasi. Komentar pembaca dapat membantu meningkatkan traffic ke situs web dan memperkuat loyalitas terhadap merek. Kelebihan komentar yang paling menarik, yaitu potensi mereka sebagai forum musyawarah yang memberikan peluang bagi jurnalis untuk bisa ikut serta dalam percakapan dengan pembaca. Tapi, beberapa jurnalis menyatakan kolom komentar adalah area pengguna, sehingga jurnalis memiliki berbagai macam sikap tentang komentar pengguna dan bagaimana mereka menangani komentar tersebut.
Komentar yang ditolak dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti topik berita, strategi manajemen, iklim politik, budaya jurnalistik, dan norma standar ruang berita yang berlaku - serta standar yang ditetapkan oleh komentar yang diterbitkan. Masalah normatif juga ikut menentukan ketika jurnalis memutuskan apakah sebuah komentar harus diterbitkan atau dihapus.
Manajemen komentar dibentuk terutama oleh dua keputusan penting, dan biasanya saling terkait seperti: apakah kiriman dimoderasi sebelum atau setelah publikasi, dan apakah pengguna harus mendaftar untuk berkomentar. Persyaratan identifikasi untuk pengguna, jenis moderator yang digunakan dan sensitivitas topik merupakan faktor kunci.
Moderasi
Dalam mengelola komentar dalam situs berita, terdapat 2 cara yang dipakai. Pertama, Pre-moderasi, semua komentar yang masuk akan terlebih dahulu dinilai dan dikontrol oleh moderator sebelum dipublikasikan. Kedua, Post-moderasi, komentar dapat dipublikasikan secara bebas tetapi jurnalis dapat menghapus atau memblokir komentar tertentu.
Registrasi
 Pada penelitiannya, post-moderasi hampir selalu mengharuskan penggunanya untuk registrasi terlebih dahulu dengan menyerahkan detail pribadi mereka untuk diakreditasi sebagai komentator. Namun, hal ini membuat berkurangnya partisipasi komunitas, karena beberapa orang terhalang oleh kebutuhan mendaftar lalu memilih untuk tidak berkomentar sama sekali.