Bab 1 : Introduction
Belakangan ini surat kabar mulai kehilangan kegunaannya. Sekarang surat kabar mulai beralih online, mulai beradaptasi. Jurnalis bukan satu-satunya yang menentukan isi konten, banyak orang dibaliknya yang berkontribusi untuk konten yang semakin berkembang dengan  format tulisan, gambar, suara, atau kombinasi semuanya, yang mengubah surat kabar online menjadi eksperimen sosial yang terbuka dan berkelanjutan.
Participatory Journalism
Di tahun 2003, jurnalis online dan komentator, J. D. Lasica mendefinisikan participatory journalism sebagai "slippery creature" contohnya seperti orang yang ikut terbawa arus media dan yang lainnya tidak. Kontribusi semacam meninggalkan komentar dan ikut forum diskusi tetap menjadi bagian penting dari jurnalisme partisipatif saat ini, dan telah digabungkan dengan bentuk kontribusi yang lebih baru seperti situs jejaring sosial.
Why Look at Newspaper Websites?
- Alasan pertama: Kemampuan surat kabar untuk berhasil beradaptasi dengan perubahan monumental lainnya dalam teknologi komunikasi sepanjang abad kesembilan belas dan kedua puluh.
- Alasan kedua: Terlepas dari banyak perubahan dalam cara orang mengakses informasi, surat kabar ternama umumnya masih mempertahankan otoriter mereka sebagai penyedia berita yang terekam di mata banyak pemimpin sosial dan politik.
- Alasan ketiga: Surat kabar merupakan yang pertama berinovasi, lebih luas dibandingkan dengan majalah atau media penyiaran yang serupa.
 Online Newspapers
Industri berita di awal abad dua puluh satu menghadapi krisis ekonomi yang sangat parah, dan pekerjaan jurnalisme telah diterpa oleh perubahan dalam struktur ruang berita, organisasi, tugas, dan kondisi kerja. Meskipun pendapatan berita online tidak berkembang pesat, namun penggunanya meningkat karena nama surat kabar cetak yang sudah familiar dan tepercaya di masyarakat mulai membuka situs web online mereka sendiri.
Participatory Journalism in Online Newspapers
Buku ini membahas jurnalisme partisipatif pada koran digital dengan materi yang berasal dari wawancara mendalam kepada 67 jurnalis dari berbagai surat kabar terkemuka di beberapa negara.
Pada bab 1 menjelaskan tentang opsi partisipasi khalayak yang ditawarkan oleh surat kabar online. Bab 2, Alfred Hermida memberikan ringkasan pandangan jurnalis dari audiens yang baru aktif. Dalam Bab 3, Ari Heinonen mengeksplorasi perubahan hubungan antara jurnalis dan pembaca yang pernah menjadi anggota "audiens" yang relatif pasif dan aktif. Bab 4, membahas bagaimana jurnalis mengelola kontribusi pengguna oleh Steve Paulussen. Di Bab 5, David Domingo memaparkan perubahan dalam alur kerja dan rutinitas produksi berita dalam mengintegrasikan kontribusi pengguna. Bab 6, Zvi Reich mengubah komentar pengguna menjadi kerangka kerja untuk mengeksplorasi sejumlah masalah. Bab 7, Jane Singer melihat masalah etika dan hukum yang dianggap penting oleh editor dalam menangani kontribusi pengguna, serta strategi mereka untuk menangani masalah tersebut. Dalam Bab 8, Marina Vujnovic mengeksplorasi dampak kontribusi pengguna pada model komersial untuk organisasi media. Bab 9, Thorsten Quandt mulai menyambungkan proses jurnalisme partisipatif pada media tradisional dan jurnalis, baik secara historis maupun saat ini. Bab terakhir, Alfred Hermida menjelaskan untuk mempertimbangkan masa depan berdasarkan pengalaman, praktik, persepsi, dan aspirasi jurnalis.
Kali ini kami ingin membahas Chapter 6, oleh Zvi Reich yang berjudul "User Comments: The transformation of participatory space"