Mohon tunggu...
Layyuna Haq
Layyuna Haq Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Semester 6 Ilmu Hubungan Internasional UIN Jakarta

Mahasiswa yang tertarik dengan public speaking dan external relations

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ancaman Nuklir di Semenanjung Korea terhadap Perdamaian Dunia

12 September 2024   00:13 Diperbarui: 12 September 2024   00:17 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Semenanjung Korea telah menjadi fokus perhatian dunia selama bertahun-tahun akibat ketegangan yang terjadi antara Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) serta implikasinya terhadap keamanan global. Salah satu isu terpenting dalam konteks ini adalah ancaman nuklir yang hadir akibat program senjata nuklir Korea Utara. Ancaman ini tidak hanya berdampak pada stabilitas kawasan, namun juga berpotensi merusak perdamaian global secara keseluruhan. Menurut Science and International Security, Korea Utara diperkirakan memiliki sekitar 40 hingga 60 hulu ledak nuklir.


Korea Utara, Korea Selatan, dan Jepang merupakan beberapa negara yang terletak di kawasan Asia Timur dan saling bersaing secara militer. Meningkatnya ambisi dari Korea Utara untuk mengembangkan nuklir meningkatkan ketegangan di Kawasan tersebut. Korea Utara baru-baru ini telah menandatangani perjanjian strategis dengan Rusia. Selain itu, Jepang dan Korea Selatan telah memperdalam kerja sama militernya dengan Amerika Serikat. Melihat aliansi ini, sudah jelas bahwa negara-negara tersebut semakin merasakan adanya ancaman terhadap keamanan nasional mereka.


Perlu dicatat bahwa ancaman ini bukan hanya menjadi isu regional di Semenanjung Korea. Dampak dari ketegangan yang terjadi ini dapat tersebar ke seluruh dunia dan menyebabkan ketidakstabilan internasional. Ancaman nuklir tidak boleh dianggap remeh, selain itu dampak yang timbul dari ancaman ini juga dapat menghancurkan seluruh umat manusia bukan hanya negara-negara yang terkena dampak langsung.


Korea Utara baru-baru ini melakukan uji coba nuklir yang menambah ketegangan dikawasan tersebut. Dimana rudal yang dimiliki oleh korea utara tersebut jelas merupakan ancaman yang serius. Melihat tindakan tersebut, Korea Selatan dan Jepang yang merupakan tetangga terdekat dari Korea Utara telah bereaksi keras. Dunia internasional juga tidak boleh mengabaikan sinyal ancaman yang terjadi di semenanjung Korea dan Kawasan Asia Timur tersebut.

Korea Utara dilaporkan melakukan lebih dari 30 uji coba rudal balistik selama tahun 2022. Banyak juga yang percaya bahwa Korea Utara saat ini sedang bersiap untuk menguji senjata nuklirnya. Korea Utara mencatat tujuh uji coba rudal balistik pada Januari 2022 saja, meningkat tajam dibandingkan tahun sebelumnya. Laporan PBB mengatakan uji coba tersebut melibatkan penggunaan serangkaian teknologi canggih yang menunjukkan peningkatan kemampuan Korea Utara, termasuk rudal jarak pendek baru dan kecepatan penyebaran rudal, peningkatan kemampuan manuver dan daya tahan.


Menanggapi tindakan Korea Utara, ketiga negara tersebut mengadakan pertemuan tingkat menteri luar negeri di Hawai pada 13 Februari 2022. Pertemuan tersebut membahas semakin besarnya ketegangan yang dihadirkan oleh program nuklir Korea Utara, terutama sejak Korea Utara melanjutkan program nuklir dan rudalnya pada tahun 2021. Jepang dan Korea Selatan mengecam aktivitas uji coba rudal Korea Utara, menganggapnya provokatif dan ilegal, dan menegaskan kembali tekad dan kolaborasi mereka.


Pada tanggal 5 Juni 2022, Korea Utara meluncurkan delapan rudal jarak pendek ke laut lepas pantai timurnya. Uji coba rudal tersebut dilakukan hanya sehari setelah angkatan laut AS dan Korea Selatan menyelesaikan latihan bersama selama tiga hari di pantai Okinawa, Jepang. Uji coba ini merupakan peluncuran rudal ke-17 Korea Utara pada tahun 2022. Peluncuran rudal lainnya terjadi pada 25 Mei 2022, tak lama setelah Presiden Joe Biden mengakhiri perjalanannya ke Asia. Peluncuran nuklir pada 5 Juni 2022 merupakan eksperimen yang belum pernah terjadi sebelumnya karena melibatkan begitu banyak orang dan berlangsung dalam waktu yang relatif singkat. Berbeda dengan uji coba pada bulan Januari 2022, yang dimaksudkan untuk menunjukkan kemajuan teknologi nuklir, peluncuran ini dapat dilihat sebagai latihan dan unjuk kekuatan oleh Korea Utara.


Bagi Korea Selatan, peluncuran nuklir oleh Korea Utara merupakan sebuah provokasi yang dapat menjadi ancaman perdamaian dan stabilitas kawasan bahkan komunitas internasional. Sementara itu, Jepang dan Korea Selatan memandang aktivitas uji coba rudal Korea Utara sebagai ancaman terhadap keamanan regional dan pendorong penguatan kerja sama militer. Korea Utara, sebaliknya, memandang latihan militer yang dipimpin AS di wilayah tersebut, khususnya dengan Korea Selatan, sebagai bentuk pelatihan untuk invasi ke Korea Utara.


Masyarakat internasional, termasuk negara Indonesia, harus melakukan upaya lebih lanjut agar dampak pecahnya kedua konflik tersebut tidak memperburuk keamanan dan perdamaian serta stabilitas Semenanjung Korea serta membahayakan masyarakat internasional. Bagi Indonesia sendiri, setidaknya dapat mendorong lebih aktifnya pembahasan permasalahan Semenanjung Korea di berbagai forum kerja sama di kawasan, seperti melalui Forum Kerjasama Antar Parlemen DPR RI. Suara-suara negara lain diharapkan dapat mendorong pihak-pihak yang berkonflik untuk memfokuskan kembali dialog dan menghindari pilihan-pilihan yang dapat mengarah pada perlombaan senjata.


Menurut penulis, ancaman nuklir di Semenanjung Korea akan menimbulkan beberapa ancaman, yaitu meningkatnya ketegangan global, dimana dapat menimbulkan ketegangan antara Korea Utara dengan negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Rusia yang dapat menimbulkan ketegangan global. Misalnya, konflik antara Korea Utara dan Selatan, atau bahkan serangan terhadap Korea Utara, dapat melibatkan negara-negara besar secara langsung dan meningkatkan risiko perang besar.


Ancaman nuklir di Semenanjung Korea tidak hanya meningkatkan ketegangan global tetapi juga menciptakan krisis kemanusiaan dan pengungsian, dan konflik skala besar akibat ketegangan nuklir dapat menyebabkan krisis kemanusiaan yang serius. Karena itu, orang-orang akan lari ke tempat yang lebih aman demi keselamatan dan perlindungan. Pengungsi yang melarikan diri dari konflik dapat menciptakan krisis kemanusiaan dan menambah beban bagi negara-negara tetangga dan komunitas internasional.

Ancaman nuklir di Semenanjung Korea merupakan isu kompleks yang tidak hanya berdampak pada keamanan regional namun juga perdamaian global secara keseluruhan. Untuk menghadapi tantangan ini, kebutuhan akan kerja sama internasional yang erat dan strategi yang terkoordinasi untuk mencegah potensi bencana sangatlah penting. Membangun masa depan yang lebih baik melalui inisiatif kreatif seperti pertukaran pelajar dan proyek pembangunan bersama.

Referensi

Khoiriyah, S. (2020). Analisis Kebijakan Luar Negeri Era Kepemimpinan Kim Jong Un dan Moon Jae In Terhadap Resolusi Konflik Semenanjung Korea. Journal of Diplomacy and International Studies. E-ISSN: 2656-8713.
Purwono, A., & Zuhri, A. S. (2010). Peran Nuklir Korea Utara Sebagai Instrumen Diplomasi Politik Internasional. Spektrum: Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional. Vol. 7 No. 2.
Putra, A. R. (2024). Ancaman Nuklir di Semanjung Korea bagi Perdamaian Dunia. Kumparan.com. Dilansir melalui https://kumparan.com/apriadi-rama-putra-skd/ancaman-nuklir-di-semanjung-korea-bagi-perdamaian-dunia-23In1qUB6Lf
Roza, R. (2022). Implikasi Penguatan Kerja Sama Trilateral Terhadap Perdamaian Semenanjung Korea. Info Singkat: Kajian Singkat Terhadap Isu Aktual dan Strategis. Vol. 14 No. 13.
Tirtalaksana, C. R., Hardiwinoto, S., Idris, M. (2016). Tanggung Jawab Dewan Keamanan PBB Dalam Menyikapi Kasus Senjata Nuklir Korea Utara dan Implikasi Terhadap Masyarakat Internasional. Diponegoro Law Review. Vol. 5 No. 2.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun