Kebakaran hutan di Riau memang menjadi masalah yang berulang setiap tahun, terutama pada musim kemarau. Riau, yang terletak di Pulau Sumatera, memiliki hutan tropis yang luas dan kaya akan keanekaragaman hayati. Namun, kebakaran hutan di wilayah ini seringkali dipicu oleh praktik pembukaan lahan dengan cara dibakar, yang dilakukan oleh petani atau perusahaan besar yang ingin mengembangkan perkebunan, terutama untuk perkebunan kelapa sawit dan karet. Aktivitas kebakaran ini tidak hanya mengakibatkan kerusakan ekologis yang parah tetapi juga menimbulkan kabut asap yang menyebar ke wilayah lain, termasuk negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura. Dampak dari peristiwa kabut asap ini sangat besar, mulai dari gangguan kesehatan, penurunan kualitas udara, hingga berdampak pada kerugian ekonomi. Meskipun berbagai upaya pemadaman dan penanggulangan kebakaran telah dilakukan, masalah ini tetap sulit diatasi dan terus terjadi hampir di setiap tahunnya.
Dampak Kesehatan Akibat Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan di Riau memiliki dampak langsung yang signifikan terhadap kualitas udaradi wilayah tersebut. Selama berlangsungnya kebakaran, asap yang timbul banyak mengandung partikel berbahaya, seperti karbon monoksida, dioksin, dan partikel halus PM2.5 yang dapat menyebabkan penurunan kualitas udara dengan sangat drastis. Kualitas udara yang buruk, yang telah diukur dengan Indeks Kualitas Udara (IKU), berisiko besar bagi kesehatan, terutama bagi kelompok yang rentan, seperti anak-anak, orang tua, dan beberapa orang yang memiliki kondisi kesehatan tertentu.
Dalam jangka waktu yang singkat, paparan asap kebakaran dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan akut, batuk, sesak napas, serta meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan akut. Sementara itu, paparan jangka panjang yang terus menerus terhadap polusi udara juga dapat berisiko memicu penyakit kardiovaskular, kanker paru-paru, dan gangguan kesehatan lainnya. Selain dampak fisik, kebakaran hutan juga berpotensi menimbulkan dampak psikologis, seperti kecemasan dan stres, akibat dari ketidakpastian serta gangguan terhadap aktivitas sehari-hari yang terutama dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di wilayah yang sering dilanda kabut asap tebal tersebut.
Solusi untuk Mengatasi Kebakaran Hutan dan Dampaknya
1. Peningkatan Penegakan Hukum dan Pengawasan
Salah satu langkah penting adalah penegakan hukum yang lebih tegas terhadap pihak-pihak yang telah terbukti melakukan pembakaran lahan secara ilegal. Pemerintah perlu memperketat pengawasan dan aturan terkait pembukaan lahan dengan cara dibakar. Penggunaan teknologi modern, seperti satelit dan drone, dapat membantu mendeteksi titik api lebih awal untuk mencegah kebakaran meluas. Selain itu, perlu ada hukuman yang lebih berat bagi perusahaan atau individu yang terbukti melakukan pembakaran liar.
2. Edukasi dan Kampanye Kesadaran untuk Masyarakat
Salah satu cara untuk mengurangi kebakaran hutan adalah dengan mengedukasi masyarakat dan petani mengenai bahaya kebakaran hutan dan pentingnya metode pengelolaan lahan yang ramah lingkungan agar dapat membantu mencegah kebakaran. Kampanye kesadaran dapat memperkenalkan teknik alternatif dalam membuka lahan pertanian, seperti sistem agroforestry atau penggunaan alat pemadam kebakaran yang lebih efektif dan penting untuk mendorong masyarakat menggunakan metode pertanian yang tidak melibatkan pembakaran lahan. Dengan demikian, masyarakat dapat lebih memahami dampak negatif yang ditimbulkan dari pembakaran lahan, baik dari sisi kesehatan, lingkungan, maupun sosial dan ekonomi.
3. Pengelolaan Hutan Berkelanjutan dan Reboisasi
Pengelolaan hutan yang berkelanjutan, termasuk reboisasi, dapat mencegah kebakaran hutan di masa depan. Reboisasi dapat meningkatkan kelembapan tanah dan memperkecil kemungkinan terjadinya kebakaran karena area hutan yang lebih hijau memiliki daya tahan yang lebih tinggi terhadap api. Selain itu, pengelolaan hutan yang bijaksana dengan memperhatikan keseimbangan ekosistem juga dapat mencegah kerusakan jangka panjang pada lingkungan.Â
4. Penyediaan Dukungan Kesehatan dan Infrastruktur
Selama kabut asap terjadi, pemerintah dan lembaga kesehatan perlu menyediakan fasilitas medis yang memadai, seperti posko kesehatan, masker pelindung, dan obat-obatan untuk masyarakat yang terdampak. Selain itu, pentingnya mengedukasi masyarakat tentang cara melindungi diri, seperti  menggunakan masker N95, membatasi aktivitas diluar ruangan dan tetap tinggal di dalam ruangan juga sangat penting sangat penting untuk mengurangi risiko terkena dampak kabut asap dan juga infrastruktur penanggulangan kebakaran sangat penting agar kebakaran dapat segera ditangani sebelum meluas dengan cara mempersiapkan alat pemadam kebakaran.
5. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan sangat penting. Masyarakat harus dilibatkan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan melalui Program- program komunitas yang meilbatkan warga dalam pemantauan hutan, pencegahan kebakaran, dan penanaman pohon dapat meningkatkan efektivitas upaya pencegahan kebakaran. Komunitas yang diberdayakan dapat lebih cepat merespon peringatan dini dan mengambil tindakan preventif yang diperlukan.
Kesimpulan
Kebakaran hutan di Riau adalah masalah lingkungan yang kompleks, dengan dampak yang luas terhadap kesehatan fisik, mental, ekonomi dan sosial masyarakat. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan solusi komprehesif, termasuk penegakan hukum yang ketat, edukasi masyarakat, pengelolaan hutan berkelanjutan, dan partisipasi aktif komunitas beserta masyarakat sekitar. Dengan kerja sama yang erat antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, kita dapat menciptakan solusi lingkungan yang lebih efektif untuk mengurangi kebakaran hutan di Riau dan dampak negatifnya, serta menjaga kelestarian lingkungan bagi generasi mendatang
Layyin Gisvira
Universitas Airlangga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H