Di tengah pertumbuhan kota yang pesat, saat ini dibutuhkan konsep Creative Placemaking untuk menata dan mengembangkan pertumbuhan di lingkungan perkotaan. Salah satu contoh sukses dari penerapan Creative Placemaking di Indonesia adalah Kampung Warna-Warni Jodipan di Kota Malang. Dengan ide kreativitas seni dan partisipasi dari seluruh lapisan masyarakat, kampung ini telah berkembang dari kawasan permukiman sederhana menjadi salah satu destinasi wisata yang ikonik di Malang. Kampung Warna-warni tidak hanya menjadi contoh sukses dari Creative Placemaking yang inovatif, tetapi juga berhasil menciptakan Sense of Place yang kuat bagi penduduk lokal maupun pengunjung.
Kampung Warna-Warni Jodipan awalnya merupakan kawasan permukiman yang padat dan kumuh yang terletak di tepi Sungai Brantas, salah satu sungai terbesar di Kota Malang. Sampah-sampah bertumpuk di tepian sungai yang terus bertambah dari waktu ke waktu tanpa adanya kesadaran dari warga mengenai kondisi di sekitar sungai. Melihat kampung yang kotor dengan berbagai masalah sosial-ekonomi dan lingkungan di Kampung Jodipan, menarik perhatian mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk membenahi kampung tersebut di 2016. Mereka menginisiasikan program Corporate Social Responsible (CSR) dengan bekerja sama dengan perusahaan cat untuk merubah kampung tersebut menjadi lebih menarik dan ramah lingkungan.
Inovasi dan Inisiatif ini bertujuan untuk mengubah wajah Kampung Jodipan yang dulu suram menjadi kampung yang penuh warna dan seni rupa, menghadirkan citra baru yang positif bagi Kampung Jodipan. Kampung ini berubah 180 derajat, dinding-dinding rumah dicat dengan berbagai warna cerah, dan berbagai mural-mural artistik mengisi sudut-sudut kampung, menciptakan suasana cerah dengan penuh warna. Warga tidak lagi membuang sampah sembarangan, apalagi ke sungai. Banyak pemikiran warga yang merubah sehingga menumbuhkan kesadaran sosial-ekonomi dan lingkungan di daerah tersebut. Kampung Warna-Warni berhasil menarik perhatian publik bahkan viral di media sosial. Berbagai pengunjung lokal dan mancanegara mulai berdatangan mengunjungi Kampung Warna-Warni, hingga kampung ini menjadi ikon baru pariwisata Kota Malang.
Prinsip Creative Placemaking adalah pendekatan dalam pengembangan masyarakat yang menggunakan aspek seni, budaya, dan desain untuk membangun kembali atau meningkatkan kualitas hidup suatu area atau lingkungan. Kampung Warna-Warni Jodipan menjadi salah satu contoh Creative Placemaking yang berhasil, dengan mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih menarik dan tertata menjadikan sosial-ekonomi di kampung ini juga terpengaruhi.
Penduduk setempat yang awalnya acuh dengan kondisi lingkungannya, kini mulai aktif dalam menjalankan dan mengembang Kampung Warna-Warni menjadi lokasi wisata yang banyak diminati oleh pendatang. Masyarakat disana mulai mengelola tiket masuk, berjualan souvenir, hingga menjadi pemandu wisata di kawasan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa seni telah menghidupkan ekonomi dan menciptakan peluang kerja bagi warga sekitar. Pengunjung yang terus berdatangan, serta kerjasama dan bantuan dari tiap lapisan masyarakat, membuat kampung ini mengalami peningkatan ekonomi yang signifikan. Creative Placemaking di Jodipan telah meningkatkan kualitas hidup warga dan mengubah pandangan mereka terhadap lingkungan mereka sendiri.
Creative Placemaking tidak akan lepas dengan Sense of Place, yaitu konsep yang menggambarkan hubungan emosional dan kognitif antara manusia dengan lingkungan fisiknya. Di Kampung Warna-Warni, Sense of Place tercipta dengan kuat melalui hubungan emosional dan rasa bangga yang dimiliki oleh penduduk terhadap kampung mereka. Masyarakat merasa kondisi sosial-ekonomi mereka berubah semenjak kampung ini disulap menjadi Kampung Warna-Warni, hal ini membuat mereka ingin menjaga dan terus melestarikan Kampung ini menjadi lokasi wisata yang banyak diminati oleh pengunjung. Tembok dengan warna cerah yang mencolok, juga mural dengan berbagai tema yang menghiasi dinding, memperlihatkan struktur bangunan yang unik, sehingga menciptakan identitas yang khas bagi kampung ini, bahkan kota Malang karena tidak dapat ditemukan di tempat lain, selain Kampung Warna-Warni Jodipan.
Keberhasilan Kampung Warna-Warni yang kian eksis setiap harinya membawa dampak ekonomi yang signifikan. Peningkatan jumlah pengunjung yang datang ke kampung ini telah menciptakan peluang ekonomi baru bagi warga setempat. Banyak penduduk yang mulai membuka usaha-usaha kecil-kecilan, seperti menjual makanan, minuman bahkan kerajinan tangan atau oleh-oleh khas Malang. Tidak hanya itu ada pula jasa fotografi untuk mengabadikan momen pengunjung yang datang ke kampung tersebut. Adanya penerapan tiket masuk bagi pengunjung juga membantu dalam pengelolaan, pengetahuan dan pemeliharaan kampung, sehingga kampung ini dapat bertahan sebagai destinasi wisata. Di sisi sosial, Kampung Warna-Warni telah menciptakan ruang bagi interaksi antarbudaya. Pengunjung yang datang dari berbagai daerah dan negara saling bertemu dan berinteraksi oleh warga setempat, sehingga menciptakan adanya pertukaran budaya yang positif. Tidak hanya itu, banyak kegiatan-kegiatan seni dan budaya yang diadakan di kampung ini, memberikan kesempatan bagi penduduk untuk mengenalkan tradisi dan budaya lokal mereka. Tidak hanya dampak ekonomi-sosial bagi masyarakatnya, Kampung Warna-Warni juga memiliki pengaruh ekonomi-sosial bagi Kota Malang.
Kampung Warna-Warni membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat di Kota Malang. Beberapa penduduk kini bekerja sebagai pemandu wisata, penjaga keamanan, penjaga stand makanan, pengelola fasilitas umum kampung, dan masih banyak lagi. Hal ini menunjukkan bahwa kampung ini dapat memberikan ruang bagi pemberdayaan dan kemandirian ekonomi masyarakat. Kemandirian ekonomi ini dapat meningkatkan kualitas hidup warga, dengan didapatkannya akses lebih baik terhadap pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan dasar lainnya. Kampung Warna-Warni yang terkenal dan banyak dikunjungi oleh pengunjung menunjukkan kontribusi Kampung Warna-Warni terhadap ekonomi pariwisata di Kota Malang. Wisatawan yang datang ke kampung ini, juga akan mengunjungi destinasi wisata lain di Malang, seperti wisata kuliner, hotel, atau destinasi wisata lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa kampung ini tidak hanya membawa keuntungan bagi masyarakat lokal, tetapi juga menyebar dampaknya pada ekonomi lebih luas di Kota Malang. Dari kisah inspirasi Kampung Warna-Warni mengenai kesadaran masyarakat yang sadar akan lingkungan, menginspirasi warga kampung lainnya di Malang untuk mengikuti konsep kampung tematik untuk mempercantik lingkungan mereka. Kampung ini juga membangun citra positif bagi Kota Malang dalam hal pemberdayaan kawasan kumuh dan pembangunan berkelanjutan.
Kampung Warna-Warni Jodipan di Kota Malang adalah contoh bagaimana Creative Placemaking yang berhasil mengubah sebuah kawasan kumuh menjadi destinasi wisata yang menarik, sekaligus menciptakan Sense of Place bagi penduduk lokal dan wisatawan yang datang. Dengan memanfaatkan seni sebagai medium utama, kampung ini tidak hanya berhasil merubah kondisi kampung mereka, tetapi juga membangun keterikatan emosional dan kebanggaan warga Kota Malang. Dengan dukungan pemerintah, komunitas, dan pihak swasta, konsep Creative Placemaking diharapkan mampu menciptakan ruang-ruang publik yang lebih inklusif, kreatif, dan memiliki nilai tambah bagi masyarakat serta kota itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H