UMKM atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah memiliki peran yang penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Akan tetapi UMKM juga tidak terlepas dari permasalahan yang membuat UMKM sulit berkembang dan bertahan sehingga akan membuat berakhir/bangkrut. Salah satu penyebab UMKM tidak bisa berkembang dan bertahan karena kurang adanya perhatian dari pengusaha mengenai perhitungan yang akan dikeluarkan selama siklus proses produksi. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh pelaku UMKM adalah pengelolaan keuangan yang kurang efektif terutama dalam pengambilan keputusan investasi dan evaluasi.
 Akuntansi manajemen berperan penting dalam memastikan bahwa modal yang dikeluarkan akan memberikan keuntungan yang optimal. Berbagai metode analisis digunakan untuk menilai kelayakan tersebut, di antaranya adalah metode penentuan biaya penuh (PBP) dan penentuan biaya variabel (PBV). Artikel ini menganalisis perbedaan antara metode penentuan biaya variable (PBV) dan penentuan biaya penuh (PBP) pada Mustofa bakery, kedua metode ini memberikan pendekatan yang berbeda dalam menghitung dan mengalokasikan biaya produksi, yang dapat memengaruhi keputusan manajerial dan strategi harga Perusahaan. Penelitian ini dilakukan karena pada produksi Mustofa Bakery belum adanya staff bidang keuangan yang dipekerjakan, maka produksi ini belum bisa menentukan metode yang tepat dalam mengelola biaya produksi dalam perhitungan laba operasinya.
Metode Payback Period (PBP) dan Present Benefit Value (PBV)
Metode Payback Period (PBP) dan Present Benefit Value (PBV) merupakan dua pendekatan yang sering digunakan untuk menganalisis kelayakan investasi. PBP berfokus pada seberapa cepat investasi awal dapat kembali melalui arus kas yang dihasilkan. Metode ini sederhana, hanya menghitung waktu yang diperlukan hingga arus kas kumulatif menyamai jumlah investasi awal. Namun, PBP memiliki kelemahan karena tidak mempertimbangkan nilai waktu dari uang dan hanya melihat likuiditas tanpa memperhatikan profitabilitas jangka panjang.
Sedangkan PBV, mempertimbangkan nilai waktu dari uang dengan menghitung manfaat yang akan diterima di masa depan dan mendiskontokannya ke nilai sekarang. Metode ini memberikan gambaran yang lebih akurat tentang manfaat ekonomi proyek, meskipun perhitungannya lebih kompleks dan memerlukan tingkat diskonto yang tepat.
Dengan menggabungkan kedua metode ini, PBP dapat digunakan untuk menilai likuiditas proyek, sementara PBV memberikan informasi tentang profitabilitasnya. Pendekatan ini membantu pengambil keputusan mendapatkan pandangan yang lebih komprehensif tentang kelayakan investasi.
Penerapan Metode Penentuan Biaya Variabel (PBP) Dan Penentuan Biaya Penuh (PBV)
Pelaku UMKM seperti Roti Musfota dapat menerapkan metode penentuan biaya penuh (Full Costing) dan metode penentuan biaya variabel (Variable Costing) untuk menghitung dan mengelola biaya produksi secara lebih efektif. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk menerapkannya:
Langkah penerapan Metode Penentuan Biaya Variabel (PBP) Dan Penentuan Biaya Penuh (PBV)
1. Penentuan biaya penuh (full costing)
Metode ini mengalokasikan semua biaya, yaitu biaya tetap dan variable untuk menghasilkan biaya total produk dengan Langkah Langkah sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi biaya menjadi dua kategori yaitu biaya tetap dan biaya variable.
- Biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah, contohnya seperti biaya sewa tempat, gaji tetap karyawan, penyusutan peralatan).
- Biaya variable merupakan biaya yang berubah sesuai dengan volume produksi, contohnya seperto bahan baku, biaya tenaga kerja per jam).
b. Mengalokasikan biaya tetap dan biaya variable
- Menentukan biaya tetap per periode (bulanan/tahunan)
- Menentukan biaya variable per unit produk, contohnya seperti biaya tepung, biaya gula, dan biaya bahan baku lain untuk setiap roti.Â
c. Menghitung biaya total per produk
Untuk menentukan biaya penuh per unit, tambahkan biaya tetap dan biaya variable yang dialokasikan per unit.
- Biaya tetap per unit, alokasikan biaya tetap berdasarkan jumlah unit yang diproduksi dalam periode tersebut.
- Biaya variable per unit, menghitung total biaya variable per unit sesuai dengan jumlah bahan baku dan biaya lain yang dibutuhkan untuk setiap unit produksi.
d. Menentukan harga pokok produksi (HPP)
- Menjumlahkan biaya tetap per unit dan biaya variable per unit.
e. Menentukan harga jual berdasarkan HPP
2. Penentuan biaya variabel (variable costing)
Metode ini menghitung biaya variabel dalam menghitung biaya produk, sedangkan biaya tetap dianggap sebagai biaya periode yang dibebankan secara langsung ke laporan laba rugi. Berikut Langkah Langkah menentukan biaya variabel :
- Mengidentifikasi biaya variabel seperti, biaya bahan baku (tepung, gula, mentega, dll), biaya tenaga kerja langsung (upah berdasarkan jam kerja atau unit yang diproduksi), biaya energi (gas, listrik)
- Menghitung biaya variabel per unit dengan menjumlahkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya energi per unit
- Menentukan kontribusi margin per unit, dengan mengurangkan harga jual roti dan biaya variabel per unit.
- Menghitung laba operasional, dengan mengetahui kontribusi margin, pelaku UMKM dapat menghitung laba yang dihasilkan dari pengeluaran unit produk setelah biaya variabel dikurangi,
Perbandingan dan keuntungan metode PBP dan PBV
- Full Costing (Biaya Penuh), digunakan untuk menetapkan harga jual yang mencakup semua biaya perusahaan seperti tetap maupun variabel. Metode ini memberikan penjelasan lengkap mengenai biaya yang dikeluarkan dalam produksi.
- Variable Costing (Biaya Variabel), digunakan untuk pengambilan keputusan jangka pendek, menentukan laba yang dihasilkan dari setiap unit yang diproduksi, dan dapat membantu dalam pengendalian biaya variabel dan menganalisis kontribusi margin per produk.
Dengan menerapkan kedua metode ini, UMKM roti Mustofa dapat memantau biaya produksinya dengan lebih tepat, mengelola biaya tetap dan biaya variabel dengan lebih efisien, dan membuat keputusan harga jual yang sesuai.
Kesimpulan
Akuntansi manajemen memiliki peran yang sangat penting bagi UMKM dalam proses pengambilan Keputusan. Dengan menggunakan metode penentuan biaya penuh (PBP) dan penentuan biaya variabel (PBV), maka UMKM dapat membuat dan menetapkan Keputusan dengan lebih baik, melakukan persaingan yang lebih efektif dipasar, dan dapat meningkatkan keuntungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H