Mohon tunggu...
Laylatul Badriyah
Laylatul Badriyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jadillah orang yang berguna bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Sifat Bullying

18 Februari 2024   20:18 Diperbarui: 18 Februari 2024   20:21 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Sifat Bullying pada Anak

Pola asuh orang tua memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak, termasuk perilaku sosial seperti bullying. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa interaksi dan pengaruh orang tua dapat memengaruhi bagaimana anak menanggapi dan berinteraksi dengan lingkungannya, termasuk perilaku bullying.

Pertama-tama, pola asuh otoriter cenderung meningkatkan risiko anak menjadi pelaku bullying. Ketika anak diberikan aturan yang ketat tanpa penjelasan dan tidak ada ruang untuk dialog, mereka mungkin mengalami frustrasi yang bisa diekspresikan melalui perilaku agresif terhadap teman sebayanya.

Di sisi lain, pola asuh demokratis yang mempromosikan komunikasi terbuka dan pengambilan keputusan bersama dapat membantu mencegah perilaku bullying. Anak yang merasa didengarkan dan dihargai cenderung mengembangkan empati terhadap orang lain, mengurangi kemungkinan terlibat dalam tindakan intimidasi.

Selain itu, peran model orang tua juga krusial. Anak cenderung meniru perilaku yang mereka lihat di rumah. Jika orang tua menunjukkan sikap toleransi, empati, dan penyelesaian konflik yang baik, anak-anak mereka lebih mungkin mengadopsi sikap positif tersebut.

Penting untuk memahami bahwa faktor-faktor lain, seperti lingkungan sekolah dan teman sebaya, juga turut berkontribusi terhadap perilaku bullying. Namun, pola asuh orang tua tetap menjadi fondasi utama dalam membentuk karakter anak.

Dalam menghadapi tantangan ini, mendukung orang tua dengan informasi dan sumber daya pendidikan tentang pola asuh yang positif dapat membantu menciptakan lingkungan keluarga yang mendukung perkembangan sosial dan emosional anak, sehingga mengurangi kemungkinan keterlibatan mereka dalam perilaku bullying.

Sebuah studi kasus dapat memberikan gambaran konkret tentang pengaruh pola asuh terhadap sifat bullying. Bayangkan keluarga A dan keluarga B, di mana keduanya memiliki pendekatan pola asuh yang berbeda.

Keluarga A: Pola Asuh Otoriter
Dalam keluarga A, orang tua menerapkan aturan yang sangat ketat dan tidak memberikan ruang untuk dialog. Anak diharapkan untuk tunduk pada otoritas tanpa pertanyaan. Akibatnya, anak tersebut mungkin merasa terkekang dan tidak memiliki outlet untuk mengekspresikan pendapat atau emosinya dengan cara yang sehat. Ketika dihadapkan pada konflik di sekolah, anak tersebut mungkin cenderung menggunakan kekuatan atau intimidasi sebagai cara untuk mengatasi frustrasi yang terpendam.

Keluarga B: Pola Asuh Demokratis
Di sisi lain, keluarga B menerapkan pendekatan demokratis dalam pola asuh. Mereka mendorong komunikasi terbuka, memberikan ruang bagi anak untuk menyuarakan pendapat, dan melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan keluarga. Anak dalam keluarga B lebih mungkin memiliki keterampilan sosial yang baik dan dapat mengatasi konflik dengan cara yang positif. Mereka belajar bahwa memahami dan menghargai perbedaan pendapat adalah kunci untuk menjaga hubungan yang sehat.

Dengan melihat dua keluarga ini, dapat dilihat bahwa pola asuh memainkan peran penting dalam membentuk sifat dan respons anak terhadap konflik. Pengalaman ini mencerminkan bahwa pola asuh otoriter dapat meningkatkan risiko anak terlibat dalam bullying, sementara pola asuh demokratis dapat membantu mencegahnya dengan menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan sosial dan emosional yang positif pada anak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun