[caption id="" align="aligncenter" width="546" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]
Â
Setiap pernikahan hampir dipastikan mengharap adanya kehadiran anak dalam rumah tangga. Dan ketika sang buah hati yang dinanti tak kunjung datang, Â setiap pasangan suami istri bakal berusaha mencari apa penyebab belum adanya tanda-tanda kehadiran si buah hati. Dari cerita seorang kawan, saya ingin berbagi informasi tentang adanya kaitan masalah rhesus darah dengan kehamilan, dan bagi kawan pembaca yang mungkin mengetahui ada kekeliruan dalam penyampaian informasi ini, dengan senang hati saya persilahkan memberikan koreksi :)
Pada masa penantian hadirnya buah hati, biasanya pasangan suami istri memilih datang ke dokter kandungan atau pengobatan alternatif untuk berkonsultasi tentang kesehatan mereka apakah ada masalah dan bagaimana cara mengatasinya. Ternyata jika dilihat dari faktor rhesus darah, permasalahan kesehatan terutama sistem reproduksi bukanlah salah satu hal paling dasar yang menjadi masalah belum terjadinya kehamilan. Karena faktor paling dasar tersebut bisa jadi adalah masalah rhesus darah antara suami istri. Jika rhesus darah pasutri negatif & positif atau positif & negatif menimbulkan penolakan atau saling tolak-menolak sehingga pembuahan mengalami hambatan. Jika rhesus darah pasutri sama posistif&positif atau negatif&negatif maka tidak ada masalah, namun jika rhesus darah sama tapi belum terjadi kehamilan juga bisa jadi masalah ada pada kesehatan. Adapun masalah pembuahan pada kasus beda tipe rhesus darah ini ada 3 :
1. Pasutri ada yang memiliki anak pertama saja dengan pengertian kehamilan pertama berhasil. Tapi kehamilan ke dua biasanya gagal, janin tidak berkembang, keguguran atau tidak ada hasil pembuahan sama sekali.
2. Kehamilan pertama tidak berkembang sehingga harus diangkat atau keguguran.
3. Tidak pernah atau sama sekali tidak terjadi pembuahan.
Solusi dari masalah perbedaan tipe rhesus darah ini bisa diatasi dengan minum obat khusus. Namun untuk biaya mendapatkan obat tersebut cukup mahal "kabar-kabarnya", sedangkan untuk kisaran biaya saya kurang tau jadi tidak berani menuliskan disini. Adapun tentang keberhasilan obat untuk mengatasi perbedaan rhesus darah tersebut didapat dari cerita salah satu dokter di RS swasta di Yogyakarta yang mengalami permasalahan seperti poin 1, dimana sudah memiliki anak pertama dan ketika program memiliki anak kedua ternyata selalu gagal. Setelah memeriksakan rhesus darah, ternyata ditemukan perbedaan rhesus darah antara dokter dan pasangannya. Setelah menjalani pemeriksaan dan pengobatan akhirnya berhasil dan sekarang memiliki 3 anak.
Kesimpulan dari cerita di atas adalah, alangkah baiknya sebelum menikah selain suntik vaksin dan pemeriksan kesehatan akan lebih baik jika calon pasutri memeriksakan rhesus darah masing-masing, sehingga bisa diketahui lebih dini dan bisa direncanakan langkah antisipasinya. Tentunya hal ini mungkin tidak berlaku bagi calon pasutri yang bermodal cinta murni "aku hanya inginkan hidup bersamamu, tak perduli dengan atau tanpa anak" hehehe... Tapi bagi pasutri yang sangat mendambakan kehadiran buah hati, alangkah baiknya sebelum memeriksakan kesehatan dan sebelum terlanjur mengikuti rangkaian tes yang mahal dan mungkin menyakitkan, akan lebih baik jika pemeriksaan dimulai dari masalah paling dasar, yaitu rhesus darah. Semoga informasi ini bermanfaat dan saya tunggu kritik saran dan mungkin koreksi apabila ada kesalahan. Terimakasih
Â
NB: Link artikel rhesus darah sebagai tambahan informasi
--->>http://www.merdeka.com/sehat/darah-kakek-ini-berhasil-menyelamatkan-nyawa-jutaan-bayi.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H