Album Senandika, Volume I.
Telah lama sudah diriku ini terdiam diantara puing-puing masa lalu yang begitu pilu.
Namun, kini telah usai sudah sejak kumenemukan sosok yang kuharapkan tuk jadi asa yang membinar.
Karena gairah tlah lama sirna.
Jika nestapa singgah menyapa? Biarkan saja menjadi candramawa dalam kisah asmara.
Karena kita adalah sepasang manusia.
Bukan sebagai sang pencipta senja yang indah.
Maka ciptakan rasa mendarah.
Dalam gelapnya malam kutelah merenung ranum, bahwa kau adalah jawaban.
Genggam erat tanganku dalam peluk hangat tubuhmu, berdua kita bercengkrama.
+Kisah kita memang belum lama tercipta, namun yakinlah engkau pasti kan bahagia bila hidup bersamaku hingga sampai di nirwana.
-Aku pasti bisa jadi yang terindah, gantikan dirinya sebagai nirmala, didalam bentala dan juga nestapa ku kan slalu ada.
+Tetap percayalah kepada semesta bahwa ini hanyalah waktu yang salah, saat masing-masing kehilangan arah karena rasa lara.
-Tak mengapa bila, jika masih ada renungan renjana dijiwa yang gundah, sebab kuakui dirimu memanglah sosok yang sejati.
Ciptaan: Fikri Firmansyah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H