Album Senandika. Volume I.
Bolehkah aku mengingat tentang kenangan yang indah?, saat kita masih bersama bercengkrama berdua.
Kau pernah membuka tirai jendela dikamarku agar diriku tergugah dari mimpi yang indah.
Semua ini masih sangat tersimpan dengan rapi didalam memori yang begitu sunyi.
Senandika, dersik, niscaya, kelindan, lindap, redup, mendung, teduh, ku yakin asa pasti kan berbinar.
Suara batin, bunyi angin di sore ini menemani dalam sepi bertepatan kau tlah ikrar janji suci.
Segala yang tlah ditetapkan semesta tetaplah sudah.
Bertahun-tahun sudah kujalani hidup ini tanpa adanya rasa gairah.
Hingga sampai ku bertemu sosok pengganti dirimu, yang juga selalu berkata sepertimu.
Bahwa semua ini akan menjadi baik-baik saja.
Nyanyian gemuruh ombak terdengar sangat membingar, seolah ikut merasakan tentang musnahnya harapan.