Dengan dibantu saudaranya, ia membuka usaha ini. Dengan membuka masa PO atau Pre-Order ia mendapatkan berbagai pesanan sesuai dengan menu yang ia tawarkan melalui postingan social media seperti Whatsapp dan Instagram. Setelah melewati masa PO ia memulai mencari bahan untuk di masak. Pada hari itu pun ia mengantar berbagai pesanan pada pelanggan. Ia terkadang mengantar pesanan sampai di rumah pelanggan juga.
“Alhamdulillah saya senang masakan saya bisa diterima baik pada pelanggan yang membeli, lidahnya cocok dengan masakan saya juga, saya berkeinginan membuka kedai lagi kalo ada rejeki yang lumayan, nambah menu yang menarik buat masyarakat untuk dimakan nanti” tutur Nugraha.
Namun sebelum di buka usaha ini, Nugraha mengkhawatirkan berbagai macam hal. Ia mengkhawatirkan seperti bagaimana bahan utama dari menu yang ia buat akan melambung tinggi atau tidak sesuai ekspetasi. Selain itu kekhawatiran bagaimana masakan yang ia buat tidak cocok bagi masyarakat. Dan ia memikirkan bagaimana cara untuk memikat masyarakat untuk mencoba dan mencicipi masakan yang ia masak.
Dikarenakan banyaknya pertemanan Nugraha, rekan-rekan Nugraha tidak ragu untuk mencoba masakan yang ia buat. Mereka bahkan tidak melewatkan untuk Pre-order makanan dari chef ini. Dengan adanya mereka, Nugraha mengatakan bahwa mereka lah sebuah bentuk dukungan saat ia memulai membuka usaha ini.
Memang makanan yang di buat Nugraha tidaklah banyak, namun ia menunjukan sisi fokus nya dalam membuat makanan yang terlihat berkelas di kalangan masyarakat desa yang dapat diminati masyarakat sekitar. Ia berharap ia dapat menambah menu makanan dan membuat pelanggannya lebih merasa puas dengan buatannya.
