Â
Sebuah pendapat yang saya dengar mengatakan bahwa kelak pasangan suami istri akan menjadi mirip. Mirip yang dimaksud adalah pada muka atau wajah?
Saya kemudian membantahnya dalam hati dengan sebuah kata tanya,apa penyebabnya dan apa korelasinya ?. Wajah setiap manusia berbeda dan yang mempunyai kemiripan hanya mereka yang bersaudara dan yang mempunyai pertalian darah walau sudah termasuk keluarga jauh. Sepertinya tidak ada unsur ilmiah pada pernyataan yang menganut pendapat seperti ini.
Seiring perkembangan waktu,saya kemudian mendapati beberapa pasangan suami istri yang mirip sekilas. Termasuk beberapa kenalan kami yang mengatakan bahwa saya dan istri memiliki kemiripan.
Argumen saya sedikit mulai terbantahkan. Saya kemudian intens mengamati setiap pasangan suami istri yang telah membina rumah tangga. Termasuk pada pasangan yang sudah sepuh. Dari eksprimen itu ternyata dari beberapa pasangan yang diamati memang ada kemiripan tertentu. Ketika dia tersenyum atau tertawa. Atau pada saat dilihat seksama secara bergantian pada suaminya dan istrinya.
Kenapa bisa ? Coba kita lihat dari aspek pertama.
1. Faktor sering bersama.
Namanya pasangan suami istri,mereka akan selalu bersama dalam setiap momentnya. Dari makan bersama,tidur bersama,diskusi bersama,jalan bersama,serta aktivitas harian yang mana mereka saling membutuhkan. Interaksi yang terjalin memberikan rasa kedekatan emosional.
2. Secara psikologis
Robert Zajonc seorang psikolog sosial memberikan jawaban tentang fenomena kemiripan wajah yang terdapat pada suami istri. Dalam konsep social facilitation tahun 1965. Pada konsep ini dijelaskan tentang emosi dan reaksi yang terjadi dalam setiap moment. Bagaimana rasa senang,gembira yang kemudian bisa diekspresikan dengan tertawa.
Begitu  juga dengan rasa sedih dengan roman muka yang sendu. Rasa empati dari pasangan bisa ditunjukkan ketika menghadapi masalah. Contoh kecil ketika suami atau istri dirundung kesedihan maka pasangan akan ikut dengan suasana itu sebagai bentuk empati.