Oleh Kosmas Lawa Bagho
Pecinta Sastra
Testimoni
Membaca kumpulan puisi ini, menghantar saya untuk kembali ke kampung, rumah dan tanah kelahiran, sama bagai perlawatan  penulis Kosmas Lawa Bagho, yang merobek rahasia nua, sa'o, tana: kampung kelahiran yang hangat dan ramah sebagai jejak pertama memulai hingga melahirkan berimbun jejak untuk bermimpi, serta mewujudkannya bahkan yang tak terduga sekalipun sebuah kumpulan puisi SOBEKAN RAHASIA LANGIT, jejak pertama untuk memulai dan terus memulai di kampung sastra (Imelda Oliva Wissang, peminat  dan dosen sastra).
Puisi-puisi KOSMAS LAWA BAGHO seperti prisma yang memancarkan aneka warna. Lukisan kekayaan hidup terpantul dalam puisi-puisi ini, sehingga siapapun yang membacanya, akan terdorong untuk mengagumi hidup sebagai anugerah terberi yang istimewa. Penyair berhasil menciptakan sebuah bingkai indah, yang darinya terpancar warna kehidupan yang memesona (Fritz Meko, SVD penyair Kasut Lusuh).
Cuitan Hati Penulis (CHP)
Antologi Puisi "Sobekan Rahasia Langit: Kumpulan Puisi Pilihan" merupakan karya tunggal perdana penulis. Seperti langkah awal lainnya, melahirkan buku ini juga membutuhkan perjuangan yang tidak kecil. Bukan karena apa, melainkan keraguan dan ketakutan yang selalu muncul di dalam sanuberi penulis untuk memulai.
Keraguan dan ketakutan makin mengecil ketika kata pengantar seorang sastrawan kritis, Narudin Pituin lahir di meja penulis. Ia membuka kata pengantar atau kritik sastra pada buku antologi "Sobekan Rahasia Langit" dengan mengutip pernyataan terkenal sang filosof Descartes, "Dubito, ergo cogito, ergo sum." yang berarti "Aku ragu, maka aku berpikir, maka aku ada."  Ini membuat penulis sungguh termotivasi untuk berani membuat  jejak langkah selanjutnya untuk menerbitkan antologi puisi tunggal dengan segala konsekuensi nantinya.
Antologi puisi "Sobekan Rahasia Langit" merupakan kumpulan puisi pilihan penulis yang tersebar pada berbagai media masa dan sejumlah buku yang telah diterbitkan secara bersamaan. Sebagai apresiasi pada berbagai penerbitan dimaksud, penulis dengan bangga akan menuangkan dalam tulisan ini agar pembaca tidak kaget apabila ada beberapa puisi terdapat pada penerbitan lain.
Kumpulan puisi ini terdapat 33 puisi pilihan dari ratusan puisi yang ditulis sejak tahun 1992 dengan rincian: Dua puisi dimuat pada buku antologi puisi "Seruni" penerbitan Yedija Nusantara, Sleman tahun 2020 yakni "Kertas Kosong" dan "Kapal Karam". Dilanjutkan buku antologi puisi berjudul "Sang Kala" penerbit yang sama tahun 2020 juga dua puisi yang berjudul "Untuk Semua Lembaga" dan "Satu September".
Jumlah puisi terbanyak diambil dari buku antologi puisi terbitan bersama dua sahabat karib semasa pendidikan di perguruan tinggi dan kini berkarya pada tempat yang berbeda. Satu di Ende, Flores (Kosmas Lawa Bagho), satunya lagi di Pintubesi, Silaem, Medan (Yeremias Beda Warat). Buku antologi yang berjudul "Dari Ladang Pintubesi ke Brankas Koperasi" memuat 64 buah puisi dengan rincian Yeremias Beda Warat 30 puisi, Kosmas Lawa Bagho 34 puisi. Dari 34 puisi, penulis mengambil 17 puisi terbaik untuk menambah semarak antologi tunggal "Sobekan Rahasia Langit: Kumpulan Puisi Pilihan". Buku antologi puisi itu diterbitkan oleh penerbit Yedija Nusantara, Sleman tahun 2020. Judul puisi yang diambil "Alas Kaki", "Belajar Pada Kucing Kecil", "Bingung", "Bocah" "Demokrasi", "Hujan Senja Hari", "Jeritan Hati", "Kemerdekaan", "Kenangan", "Kelambu", "Kerudung Putih", "Sahabat", "Sail Komodo", "Semua Pada Korupsi", "Tetap Melangkah", "Tuhan Telaga Cinta Manusia", dan "Wasiat Kehidupan". Beberapa puisi ini juga pernah dimuat pada Koran Pos Kupang dan Mentik Puskopdit BAG Bali.