Kita uamat manusia dengan latar belakang apa pun, tidak pernah bisa hidup sendirian. Kita bukan bagaikan sebuah pulau tak berpenghuni. Sejak dari sononya, kita harus bersifat sosial, saling bertenggang rasa, saling tolong menolong tanpa melihat latar belakang apa pun.
Kehidupan umat manusia di planet ini akan damai apabila masing-masing pihak bisa saling menahan diri dan lebih mementingkan kehidupan bersama tanpa harus mengorbankan privasi dan kenyamanan kehidupan pribadi. Mesti ada demarkasi yang jelas antara kehidupan privat dengan kehidupan publik atau bersama. Keduanya memang bukan dipisahkan melainkan dibedakan bagaikan dua sisi mata uang. Namun apabila lehidupan privat tidak bisa dibedakan dengan kehidupan publik maka bisa saja mendatangkan konfrontasi yang tidak segera selesai.
Saat ini merupakan momentum untuk saling memafkan satu sama lain. Apalagi sesama kita yang beragama Islam sedang merayakan Hari Kemenangan, Idhul Fitri. Mari kita saling merekatkan hati agar bisa berada bersama tanpa saling melukai satu sama lain.
Indahnya kedamaian dalam keberagaman. Kita semua berbeda. Kita semua unik. Tidak ada dua orang yang sama persis. Namun itulah indahnya Tuhan yang telah menciptakan keunikan agar saling melengkapi. Indah sebuah taman kehiduan yang diwarnai dengan berbagai keunikan bunga pribadi manusia.
Saat kita berdamai, tidak ada lagi yang beda. Kita sama-sama mahluk Sang Pencipta yang diberi tugas masing-masing untuk membuat kehidupan manusia lebih manusiawi.
Dari lubuk hati yang mendalam, saya sekeluarga menyampaikan Idhul Fitri bagi sesama yang merayakannya. Mohon maaf lahir bathin. Saat kita berdamai dengan diri sendiri, keluarga, sesama dan lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H