Tinggal tunggu waktu. Tidak lama lagi. Penetapan kandidat Ahok-Jarot untuk menuju kontestasi DKI 1 dan 2 tanggal 15 Februari 2017 makin kentara. Tanda-tanda alam seakan mengarahkan pada dua kandidat yang selama ini sepertinya mendapatkan badai perlawanan dari sebagian partai banteng moncong putih. Orang-orang itu berbicara sangat keras bahkan tajam menghujat pak Ahok. Ada yang meramal pak Ahok akan tumbang sebelum memasuk perlombaan kontestasi pemilukada 2017.Â
Apa yang terjadi. Orang baik dan bersih meski diguncang dengan apa pun kekuatan masih tetap akan bertahan. Pak Ahok mengikuti ilmu alang-alang. Alang-alang semakin kencang ditiup angin akan tetap bersikap fleksibel dan terus tegak kembali ketika angin itu sudah tak terasa kekuatannya. Para pengeritik Ahok menganut ilmu pohon ek. Pohon ek kelihatan kuat tegak berdiri. Namun ketika angin kencang datang, ia akan patah.
Kita berharap dalam beberapa waktu ke depan, PDI Perjuangan dan Ibu Megawai segera akan menetapkan keduanya sebagai kandidat menuju DKI 1 dan 2. Namun, politik itu sebuah seni. Seni untuk memainkan perasaan dan meningkatkan elektabilitas rakyat pemilihnya. PDI Perjuangan juga tidak akan buru-buru menetapkannnya sebelum batas akhir pendaftaran di KPUD.Â
PDi Perjuangan dan Ibu Megawati masih memasang inteliejen politik untuk melihat sejauh mana elektabilitas keduanya di hati rakyat DKI. Politik itu bisa saja berubah dengan detik. Namun rekam jejak serta kekompakkan keduanya menata permasalahan Jakarta menjadi kredit point bagi keduanya untuk ditetapkan sebagai bakal calon. Kita berharap koalisi Sandiaga Uno atau pun Rizal Ramli atau siapa pun harus tetap pada pendirian agar kandidat Ahok-Jarot memiliki pasangan untuk berkompetisi secara demokratis, sehat dan bermartabat. Tidak elok jika hanya satu pasangan kandidat apalagi Jakarta sebagai barometer perpolitikan nasional.
Tanda-tanda mengusung Ahok-Jarot makin kentara, tinggal tunggu waktu yang tepat untuk diumumkan. Ibu Risma tidak usah dan tidak perlu berharap pada partai yang hanya memberi harapan yang tidak menuju kenyataan. Ibu Risma tidak boleh tergoda rayuan partai lain untuk mengusungnya. Kosentrasi membangu Surabaya dan tiba waktu yang indah buat beliau.
Pertarungan ini layak kita tunggu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H