Mohon tunggu...
Kosmas Lawa Bagho
Kosmas Lawa Bagho Mohon Tunggu... Auditor - Wiraswasta

Hidup untuk berbagi dan rela untuk tidak diperhitungkan, menulis apa yang dialami, dilihat sesuai fakta dan data secara jujur berdasarkan kata hati nurani.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sisi Lain Megawati di "Mata Najwa"

27 Januari 2014   07:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:26 1084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah banyak tulisan tentang sorotan Mata Najwa terhadap sosok Megawati dalam media massa cetak terutama media on-line. Saya tidak menonton pada waktu perisitiwa bersejarah itu ditayangkan secara langsung. Hanya mungkin pertimbangan banyak pemirsa merasa senang dan apresiasi tinggi terhadap peristiwa langka tersebut sehingga MetroTV menayangkan ulang pada malam Minggu, 25 Januari 2014.

Suatu kebanggaan bagi saya bahwa bisa menyaksikan acara tersebut meski bukan acara 'live'. Seperti sudah diduga sebelumnya bahwa Najwa memiliki kemampuan yang mempuni untuk memancing agar para narasumber bisa mengeluarkan uneg-uneg dan menjadi rahasia hati yang terpendam selama ini. Termasuk terhadap sosok Megawati Soekarno Putri yang terkenal tegas dan sedikit berdiam diri untuk mengungkapkan rahasia hati terhadap publik.

Najwa dengan segala kemampuan dan intergritasnya, mampu memancing Ibu Megawati untuk keluar dari zona aman menyimpan segala perkara kehidupan pribadi, kelompok dan bangsa di dalam hati kecilnya. Beliau seolah menutup rapat rahasia itu termasuk hubungan yang kurang baik terhadap SBY.

Namun semuanya sudah jelas. Kedua-duanya memiliki prinsip masing-masing dan tidak saling merugikan. Selama ini kesan publik bahwa Ibu Megawati yang tidak mau bersahabat dengan SBY namun jelas itulah pilihan pribadi setalah mengalami peristiwa konkret yang dialami Ibu Megawati. Sebagai manusia, tentu ada yang merasa seperti dikecewakan. Semuanya itu, telah diakhiri.

Yang mau, penulis soroti pada acara dimaksud, tentaang sentilan Najwa tentang kemungkinan Ibu Megawati masih berkeinginan mencalonkan diri atau mencalonkan Joko Widodo (Jokowi) pada capres 2014-2019 nanti. Beliau menjawab dengan segala diplomatis termasuk tentang Jokowi.

Beliau tidak menyatakan secara jelas, apakah Jokowi akan dicalonkan dari PDI Perjuangan. Akan tetapi dari signal bahasa tubuh dan pernyataan Ibu Megawati, saya berkesimpulan bahwa Ibu Megawati akan mencalonkan kader yang setia pada ideologi Pancasila, memiliki intergritas dan kemampuan mengubah keadaan RI serta rakyat republik ini mencapai kesejahteraan.

Beliau tidak merasa enggan untuk terus mengajak Jokowi ke mana saja beliau melakukan tugas-tugas partai termasuk pada acara di Mata Najwa. Beliau tak segan mengakui kelebihan Jokowi tetapi juga tidak jarang memberikan nasihat atau dukungan ketika Jokowi dihantam para lawan politiknya. Beliau menguatkan Jokowi agar menjadi politisi yang tegas dalam prinsip, lembut dalam cara dan tahan menderita apabila ada banyak kritikan.

Ibu Megawati menghendaki agar Jokowi matang sebagai calon pemimpin bangsa bukan hanya karena survei. Di sini letak kenegarawan Ibu Megawati serta mempersiapkan para kadernya untuk berprestasi dalam karya nyata bukan karena pencitraan agar melambung dalam sejumlah survei. Hasil survei sebagai penegasan atas prestasi apa yang dikontribusikan kepada rakyat Indonesia sebab pemimpin itu kedaulatan sepenuhnya ada di tangan rakyat dan apabila sudah menjadi pemimpin jangan sampai melupakan rakyat yang sudah memilihnya.

Untuk itu, dari mimik dan pernyataan Ibu Megawai, kita boleh berharap pada beliau akan mengumumkan Jokowi pada saatnya dan akan memobilisir rakyat memenangkan Jokowi menjadi RI1 tahun 2014-2019. Itulah realitas yang tak bisa dipungkiri Ibu Megawati dan petinggi PDI Perjuangan. Jokowi masih diberi ujian oleh Ibu Megawati, bagaimana caranya Jokowi mengatasi masalah banjir di Jakarta serta melihat daya tahan Jokowi menghadapi berbagai kritikan terutama yang datang dari partai politik yang oposisi PDI Perjuangan selama ini.

Ibu Megawati mau membentuk kematangan Jokowi sebagai pemimpin bangsa dengan berbagai pluralitas kebutuhan, keinginan serta latar belakang kehidupan. "Tidak mudah menjadi pemimpin di republik yang pluralis. Akan tetapi bukan berarti tidak bisa. Untuk itu, gubernur kurus ini tidak boleh jumawa dengan hasil survei tetapi terus bekerja keras dan matang dalam kepribadian", kata Ibu Megawati jelas.

Proficiat Ibu Megawati. Proficiat Jokowi. Kami tunggu kejutannya dan kami siap menghantar Jokowi menjadi RI1 periode 2014-2019.

Ende, 27 Januari 2014

Kosmas Lawa Bagho

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun