OVOC (One Village One CEO) merupakan salah satu program inovasi ekosistem bisnis perdesaan berbasis pemberdayaan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) yang diawali pada tahun 2018, sebuah program yang diinisiasi oleh Direktorat Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir IPB University. OVOC bertujuan untuk memberikan pembelajaran kepada mahasiswa mengenai bagaimana membentuk ekosistem bisnis perdesaan berbasis produk unggulan desa (Prukades).
Desa Purwabakti memiliki potensi sumber daya alam yang sangat luar biasa, salah satunya pertanian dengan teraseringnya. Masyarakat desa beserta pemerintahan desa Purwabakti melalui musyawarah desa khusus mendirikan sebuah wadah/Lembaga yang memang diperuntukkan mengelola potensi sumber daya alam tersebut.Â
Pada tanggal 11 Maret 2018 maka dibentuklah sebuah lembaga usaha pedesaan yaitu Bada Usaha Milik Desa Purwabakti dengan nama BUMDes Bhakti Kencana.
Selasa, 13 September 2022. Peserta OVOC yang bertugas di desa Purwabakti berkesempatan untuk mengikuti serangkaian proses pembuatan beras rendah glikemik, produk inovasi yang menjadi unggulan desa tersebut.Â
Produk tersebut memiliki Indeks Glikemik (IG) yang tergolong rendah (<55). Produk tersebut dapat dicerna oleh tubuh secara perlahan, sehingga tidak menyebabkan kadar gula darah naik secara drastis. Sangat cocok untuk penderita diabetes.
Pak Haji Emang, kepala Gapoktan desa Purwabakti memberikan arahan kepada para peserta OVOC selama rangkaian proses pembuatan padi rendah glikemik. Dimulai dari menanam padi hingga dipanen, lalu padi direndam selama satu malam.Â
Selanjutnya, padi yang sudah direndam dijemur dibawah terik matahari dari pagi hingga sore. Kemudian padi dikukus untuk kemudian dijemur lagi keesokan harinya. Tahap terakhir sebelum pengemasan, yaitu penggilingan yang dilakukan sebanyak satu kali. Hal ini dilakukan agar beras tidak hancur.
Proses pembuatan beras rendah glikemik milik BUMDes Bhakti Kencana ini memakan waktu sekitar 5-7 hari. Dalam pengerjaannya, produk masih diolah menggunakan alat manual dan seadanya. Pengemasan produkpun masih kurang menarik untuk bisa sampai masuk ke dalam supermarket. Kendati begitu, produk tersebut memiliki potensi yang begitu besar untuk berkembang dan berkelanjutan.