[caption caption="Perbandingan tiket kereta api konvensional dengan boarding pass kereta api yang baru (sumber: dokumentasi pribadi)"]
Selesai melakukan check-in, saya dan penumpang lainnya diarahkan menuju boarding counter, di sisi sebelah kanan check-in counter (kalau dilihat dari arah pintu masuk utara Stasiun Bandung). Di sana, pihak stasiun telah menyediakan dua counter untuk mengurai antrian penumpang. Penumpang akan diminta menunjukkan boarding pass disertai kartu identitas asli yang digunakan saat memesan tiket.
Jika nama dan nomor identitas sudah cocok, petugas akan melakukan scan pada boarding pass, lalu mempersilakan penumpang masuk (tentunya setelah mengembalikan boarding pass dan kartu identitas asli). Jika tidak cocok, sudah pasti penumpang akan dilarang masuk ke dalam peron.
Lalu, bagaimana kalau kartu identitas asli yang digunakan saat pemesanan hilang atau tidak dibawa penumpang yang bersangkutan? Tidak masalah, selama tersedia kartu identitas asli lainnya dengan nama yang sama disertai foto, kartu identitas asli "pengganti" tersebut dapat digunakan pada saat boarding.
Catatan penting: kartu keluarga (KK) tidak dapat digunakan sebagai bukti identitas saat boarding, kecuali untuk penumpang yang belum memiliki KTP atau kartu identitas asli lainnya yang berfoto. Oleh karena itu, bagi pelajar di bawah 17 tahun yang telah memperoleh kartu pelajar berfoto, dianjurkan untuk menggunakan kartu pelajar saat memesan tiket dan bukan KK, untuk menghindari masalah saat akan boarding.
Begitu dinyatakan lolos pemeriksaan di boarding counter, penumpang tinggal masuk ke dalam peron dan, bila sudah tersedia, naik ke dalam rangkaian kereta yang sesuai dengan tiket masing-masing. Jangan sampai salah naik kereta hingga ujung-ujungnya diturunkan kondektur di tempat yang lain daripada tujuan akhir yang diinginkan. Jika pada saat boarding terdapat dua rangkaian kereta api yang berbeda jurusan, jangan sungkan untuk bertanya kepada pramugara/pramugari yang berdiri di dekat pintu kereta, di jalur mana kereta yang akan ditumpangi berada.
Kesimpulan akhir dari saya, ternyata sistem check-in yang baru diberlakukan oleh PT. KAI tidaklah seribet yang dibayangkan banyak orang. Malahan, dari sudut pandang saya, PT. KAI hanya "mengganti" tiket konvensional menjadi boarding pass, karena seperti yang sudah saya katakan di atas, sistem check-in yang baru diujicobakan ini mirip sekali dengan proses pencetakan tiket menggunakan mesin cetak tiket mandiri (CTM). Satu hal yang tentu berbeda, jika dulu kita bisa mencetak tiket jauh-jauh hari sebelum keberangkatan, kini kita wajib mencetak boarding pass hanya beberapa saat sebelum kereta berangkat. Oleh karena itu, PT. KAI membuka check-in counter paling cepat 3 (tiga) jam sebelum jadwal keberangkatan, dan calon penumpang dihimbau untuk datang secepatnya tentu dengan alasan agar penumpang tidak perlu deg-degan ketinggalan kereta api, hanya karena tertahan antrian di check-in counter.
Tiba di stasiun 1 (satu) jam sebelum keberangkatan kereta pun sudah dipandang cukup oleh saya, karena dari pengalaman saya kemarin, jika semua proses berjalan lancar, waktu yang dibutuhkan sejak tiba di stasiun hingga masuk ke dalam kereta tidak membutuhkan waktu yang lama, bahkan kurang dari 10 menit. Prediksi saya, pada saat week-end dengan jumlah penumpang yang jauh lebih banyak, proses check-in hanya akan memakan waktu sekitar 15-20 menit saja. Jadi, datang 1 jam sebelum keberangkatan sebenarnya sudah cukup, walaupun mengutip slogan Pak JK sewaktu berkampanye untuk Pilpres 2009 dulu: "lebih cepat, lebih baik", itu benar adanya. Tidak ada salahnya datang kecepatan di stasiun, daripada mengulur waktu dan akhirnya malah ketinggalan kereta...
Sekian pengalaman yang dapat saya bagikan mengenai sistem check-in dan boarding pass yang sedang diujicobakan oleh PT. KAI di Stasiun Bandung.
Catatan: artikel dengan topik serupa sudah pernah saya tulis di blog pribadi saya, dengan judul "Mencoba Sistem Check In dan Boarding Pass Baru di Stasiun Bandung".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H