Mohon tunggu...
Lia Lavenus
Lia Lavenus Mohon Tunggu... -

Rindu bening embun dan lembut kabut dikaki gunung.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Demokrasi Memilih Penjajah Masa Depan

2 Desember 2013   15:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:25 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Menjelang memasuki Tahun 2014 euforia kampanye telah terasa, baik  via media massa maupun poster-poster yang bertebaran disetiap sudut negri ini. Segala janji dan Secara pribadi saya miris dengan kondisi negri kita ini. Dimana banyak Kandidat  Pemilu Legislatif  yang tidak dikenal masyarakat.  Siapa yang harus kita pilih," kenal juga ga" palingan nanti tau siapa pejabat tsb setelah ada kasus bukan karena prestasi.  Jarang sekali terdengar Anggota Dewan Terpilih  setelah duduk dikursi Empuk Kabinet yang menorehkan prestasi atau Jasa yang bermanfaat bagi rakyat yang telah memilihnya. Yang ada justru hanya mereka duduk dikabinet hanya untuk kepentingan pribadi dan partai yang mengusungnya.

Lihat saja sekarang Anggota Dewan dengan gaji dan tunjangan yang cukup waaah bila dibandingkan dengan kondisi nyata sebagian besar rakyat indonesia yg masih melarat justru mendapat UANG PENSIUN bila nanti telah berhenti. Betapa tidak adilnya, Jika memang para   anggota Dewan tsb memang benar-benar mewakili dan memikirkan rakyat yang telah memilihnya " ALANGKAH BAIKNYA bila mereka seharusnya memikirkan dana pensiun bagi para manula dan rakyat miskin. Bukankah uang Pensiun itu dari Negara, dan uang negara itu sebagian dari pajak yang dibayar oleh rakyat. Wujutkanlah sila  " Kemanusiaan yang adil dan beradab". Sebaliknya kondisi yang terjadi SUNGGUH TIDAK ADIL dan justru TIDAK BERADAPNYA para wakil rakyat yang diberi amanat tapi justru memanfaatkan jabatan dan amanat rakyat untuk kepentingan pribadi, plesiran keluar negri dengan dalih kunjungan kerja, korupsi dan prestasi-prestasi mesum yang yang tanpa rasa malu justru menjadi trend yang seharusnya sangat tidak pantas mereka sandang dengan status mereka yang terhormat.

Kita telah merdeka dibuktikan dengan berlangsungnya pesta demokrasi secara periode, tapi  kenyataannya kita masih dijajah.  KITA DIJAJAH OLEH BANGSA KITA SENDIRI,  penjajah Rakyat adalah orang yang justru mengemban amanat rakyat.

Timbul tanya dihati ini, kapankan negeri ini akan berubah, jika  orang-orang yang akan kita pilih ini justru hanya SEGEROMBOLAN Monster berwujut manusia yang bila nanti terpilih akan melanjutkan  penjajahan yang telah dilakukan para seniornya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun