Mohon tunggu...
LAVENA WANDA MAURA ORPA
LAVENA WANDA MAURA ORPA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa FEB Universitas Tanjungpura Pontianak

Sedang Berproses Dalam Hidup “Jadikanlah Kemampuanmu Sebagai Sayapmu Untuk Menggapai Cita-Cita”

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Potret Janda yang Ditinggalkan Suami Menikah Lagi, Sebagai Penerima Bantuan Sosial

3 April 2024   22:11 Diperbarui: 4 Juni 2024   14:49 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Dokumentasi Pribadi

 Kami berkesempatan mewawancarai seorang ibu bernama Yuliana berusia 62 tahun, dengan pendidikan terakhirnya SMP sederajat, yang tinggal di Kecamatan Pontianak Barat, Kelurahan Sungai Beliung, kalimantan Barat. Iya adalah seorang janda yang memiliki 5 orang anak, 3 orang laki-laki dan 2 orang Perempuan, anak pertama Bernama Dedi (38), anak kedua Agus (36), anak ketiga Fitri (33), anak keempat Desi (27) dan anak kelima Dimas (18), 4 orang anaknya sudah menikah dan mereka sudah tinggal dengan keluarga masing-masing, kini di rumahnya iya tinggal bersama anak bungsunya yang bernama Dimas yang baru saja lulus dari Sekolah Menegah Atas (SMA), iya sudah lama bercerai dengan suaminya karena suaminya menikah lagi. 

Iya sendiri bukan asli orang Pontianak iya berasal dari Sanggau, kalimantan Barat dan mulai pindah serta menetap di Pontianak setelah menikah dan mengikuti suaminya pindah di Pontianak, sudah kurang lebih 20 tahun iya tinggal di Pontianak.

Ibu Yuliana memiliki ketabahan dan keberanian yang luar biasa. Meskipun ditinggalkan oleh suaminya yang telah menikah lagi, dia tetap tegar dalam mengurus kelima anaknya. Meskipun hidup tanpa suami tentu memiliki tantangan tersendiri, Ibu Yuliana telah membuktikan bahwa cinta dan keberanian seorang ibu bisa mengatasi segala rintangan. Meskipun semua hak asuh anak-anaknya berada di pundaknya, bapak dari anak-anaknya tetap memiliki peran membiayai kehidupan anak-anaknya saat itu. Saat ini, satu-satunya tanggung jawab yang tersisa bagi Ibu Yuliana adalah merawat dan membiayai hidup anak bungsunya Dimas. Meskipun tantangan ekonomi dan kesendirian mungkin terasa berat, Ibu Yuliana tetap bertekad untuk memberikan yang terbaik bagi Dimas dan mendukungnya dalam mencapai impian pendidikannya.

Setelah lulus dari Sekolah Menegah Atas Dimas ingin berencana melanjutkan Pendidikan di perkuliahan, namun setelah lulus iya memilih untuk tidak langsung kuliah dulu selama satu tahun sambil mempersiapkan diri dan mencari informasi beasiswa untuk kuliah, Ibu Yuliana sepenuhnya mendukung keputusan Dimas untuk menunda kuliah selama satu tahun untuk mempersiapkan diri dan mencari informasi beasiswa. Meskipun mereka menghadapi keterbatasan ekonomi, Ibu Yuliana berharap yang terbaik bagi anaknya. Dia sadar betul pentingnya pendidikan dalam membuka pintu kesempatan bagi Dimas, dan dia ingin memberikan dukungan sepenuhnya dalam upaya Dimas untuk mencapai impian akademiknya.

Ibu Yuliana berupaya dengan membantu Dimas mencari informasi tentang berbagai beasiswa yang tersedia, membantu membuat rencana persiapan tahun ini, dan memberikan dukungan moral dan emosional dalam proses pencarian beasiswa dan persiapan kuliah. Meskipun tantangan finansial bisa menjadi hambatan, Ibu Yuliana ingin memastikan bahwa Dimas memiliki akses ke pendidikan tinggi yang layak dan dapat mendapatkan bantuan keuangan yang mungkin tersedia. Dengan upaya bersama dan dukungan yang kuat dari Ibu Yuliana dan keluarga, Dimas dapat menghadapi tantangan ini dengan lebih percaya diri dan optimis tentang masa depan pendidikannya.

Untuk pemasukan biaya hidup iya dan Dimas Ibu Yuliana dapatkan dari anak-anaknya yang sudah menikah dan bantun sosial yang di terimanya, Dengan pengeluarkan kurang lebih Rp 50.000/hari kebutuhan pokok hidupnya dan anaknya masih sangat terpenuhi, untuk rumah dan tanah yang ditempati saat ini semua milik pribadi dengan luas rumah 10x4 m2 dan untuk Luas tanah 12x6 m2. Untuk kondisi lingkungan sekitar rumah Ibu Yuliana cukup memiliki jarak sekiar 2 m dari rumah tetangga sebelah kanan, walaupun demikian untuk sebelah kiri cukup berhimpit dengan rumah tetangga. Rumah yang ditempati ibu Yuliana bisa terbilang layak huni, dinding rumah seluruhnya beton dengan atap seng, dan lantai rumah dari kayu dan setegah semen dengan jumlah 5 ruangan yang terdiri dari 3 buah kamar. 

ruang tamu, dan dapur serta memiliki WC pribadi. Untuk daya Listrik rumah ini sebesar 450 watt. Untuk sumber air minum dari air galon, sumber air mandi dan cuci dari sumur, untuk berobat ibu dan keluarga biasa pergi di puskesmas terdekat. Untuk fasilitas di dalam rumah terbilang cukup lengkap di ruang tamu terdapat kursi tamu yang sudah sedikit rusak namun masih layak pakai lengkap dengan meja dan 1 buah lemari, untuk alat transportasi mereka memiliki 1 buah motor, untuk alat elektronik terdiri dari TV dengan ukuran 25 in, kulkas, Rice Cooker dan mesin cuci serta telepon genggam, dan untuk keperluan masak-memasak menggunakan kompor gas.

 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Bantuan sosial yang diterima oleh Ibu Yuliana, seperti bantuan PKH (Program Keluarga Harapan), dan bantuan beras dari kelurahan, sangatlah penting bagi kehidupan sehari-hari Ibu Yuliana dan Dimas. Bantuan PKH sendiri didapatkan setiap 3 bulan sekali kategori lansia berupa uang tunai senilai Rp 400,000 dan untuk beras 10 kg dengan jangka waktu yang tidak tetap, bantuan yang didapat biasa digunakan untuk kebutuhan pokok sehari-hari iya dan Dimas, meskipun bantuan tersebut mungkin tidak mencukupi sepenuhnya, Yuliana tetap bersyukur atas segala rejeki yang diterima.

Para penerima bantuan PKH ini juga memiliki agenda rutin setiap satu bulan sekali yaitu rapat, partisipasi Ibu Yuliana dalam rapat bulanan untuk para penerima bantuan PKH menunjukkan komitmennya dalam memahami tata tertib dan peraturan yang terkait dengan program tersebut. Selain itu, rapat tersebut juga memberikan kesempatan bagi Yuliana untuk menyampaikan keluhan atau kesulitan yang dihadapinya, yang mungkin membantu pemerintah dalam memperbaiki atau meningkatkan program bantuan sosial tersebut. Dalam situasi seperti ini, Yuliana bisa terus memanfaatkan kesempatan rapat bulanan untuk menyampaikan berbagai kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh dirinya dan anggota penerima bantuan lainnya. Selain itu, Ibu Yuliana juga bisa mencari sumber daya dan informasi tambahan, seperti program-program bantuan lainnya atau pelatihan keterampilan, yang mungkin dapat membantu meningkatkan kesejahteraan keluarganya.

Dengan kesabaran, ketekunan, dan dukungan yang terus-menerus, Ibu Yuliana dan Dimas dapat menghadapi tantangan ekonomi ini dengan lebih baik, sambil tetap berusaha untuk mencapai impian pendidikan Dimas.

Observasi dan Wawancara mendalam dilaksanakan pada Februari-Maret 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun