Mohon tunggu...
Vicky Laurentina
Vicky Laurentina Mohon Tunggu... -

Saya lebih banyak menulis di: vickyfahmi.com. Instagram/Twitter: @vickylaurentina Kadang-kadang nge-Youtube.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fotonya Bauk!

31 Maret 2010   09:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:05 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Weekend lalu, adek gw disumpah. (Yepz, satu orang udah lulus di keluarga kami, dan itu artinya ada satu pengangguran baru lagi, hahaha.) Seluruh keluarga diundang menghadiri upacara pengangkatan sumpahnya, jadi gw dan bonyok gw pergi ke upacara itu. Acara angkat sumpah dokter ini adalah wisuda tahap pertama, jadi panitia merekrut fotografer khusus buat motret seluruh upacara. Tapi ya yang namanya wisuda, mesti ada aja fotografer-fotografer jalanan yang nyusup-nyusup buat motret. Contohnya pas gw baru turun dari mobil aja, beberapa fotografer langsung sibuk ngejepret-jepret muka gw. Beuh, serasa selebriti jalan di karpet merah aja! Nah, selaku keluarga wisudawan yang baik, maka gw duduk di bangku undangan yang disediakan. Ketika acara dimulai, panitia acara nutup rapat pintu aula, lalu mulailah pidato dekan, pidato rektor, dan pidato entah siapa lagi. [caption id="attachment_107245" align="alignright" width="277" caption="Perhatikan yang aku tunjukkan di tanda panah. Itu sama sekali bukan kaos dalam yang nongol."][/caption] Menjelang pertengahan acara, seseorang berkostum preman (kaos + celana jeans) ngesot di antara bangku penonton. Tadinya gw pikir dia semacam tukang kabel atau tukang sound system gitu. Tapi, lho..kok ngesotnya ke sela bangku, kan di situ nggak ada kabel? Nah, rupanya dia mengincar seorang ibu di bangku depan gw. Lalu dia merogoh bokongnya sendiri (yeah, bokongnya!), kemudian mengeluarkan..segepok foto! Foto-foto itu dia angsurin ke si ibu, lalu dia nunggu ibu itu memilih foto-foto yang rupanya dia jual. Gw nggak percaya apa yang gw lihat. Dia naruh foto-foto itu di bokongnya. Bukan di saku celana jeans-nya. Tapi di DALAM celana jeans-nya! (For God's shake, did he wear underwear inside??) Gw berusaha mengucek-ngucek mata gw, tapi gw takut maskara gw mbleber.. Sebagai gantinya, gw buru-buru nyabut kamera gw dan menjepret pemandangan itu, sebelum gw sadar bahwa gw mungkin cuma berhalusinasi.. Lalu si ibu mengeluarkan uang. Dan foto pun berpindah tangan. Tentu saja si ibu tidak tahu kalau foto itu tadinya berasal dari dalam bokong celana jeans si fotografer! Pas acara wisudanya kelar, beberapa fotografer itu ngedeketin nyokap gw dan nawarin foto-foto nyokap hasil jepretan mereka. Gw wirid dalam hati, "Please, jangan beli, Mom, please jangan beli! Fotonya bau bokong si tukang foto!" Jadi, Sodara-sodara Jemaah blog gw tercinta, kalau Anda datang ke perhelatan-perhelatan gitu dan ditawarin foto Anda, coba dicek tukang fotonya bawa tas apa nggak. Kalau dos-q nggak bawa tas, coba iseng tanyain, "Mas, Mas, sampeyan tadi nyimpen foto ini di mana?" Moral dari tulisan hari ini: 1. Berhati-hatilah kepada tukang jual foto cetak yang nggak bawa tas. Tapi yang lebih penting lagi: 2. Berhati-hatilah kepada mbak-mbak cantik yang sebenarnya adalah fotografer tukang candid! Komentar di sini aja..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun