Mohon tunggu...
Vicky Laurentina
Vicky Laurentina Mohon Tunggu... -

Saya lebih banyak menulis di: vickyfahmi.com. Instagram/Twitter: @vickylaurentina Kadang-kadang nge-Youtube.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Buntut Tanpa Buntut

16 November 2009   07:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:19 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Twitter sudah bikin kompetisi jaringan sosial makin meriah coz memaksa tiap orang di dalamnya untuk berusaha populer tanpa punya teman-teman palsu. Karakternya yang unik jelas membedakannya dari Facebook. Kalo Anda bisa nampak populer di Facebook hanya dengan nge-add 500 orang secara sembarangan biarpun orangnya nggak kenal Anda, maka Twitter beda coz Twitter menganut azas buntut. Anda bisa aja ngebuntutin 500 orang, tapi itu nggak ada artinya coz Anda baru nampak populer di Twitter kalo Anda punya 500 orang yang ngebuntutin Anda. [caption id="attachment_25994" align="alignright" width="300" caption="Foto dari http://teacherspodcast.org"][/caption] Seorang teman gw, beberapa waktu lalu, ngeluh. Jadi dia ikut nge-Twit semenjak beberapa bulan lalu, dan ngebuntutin beberapa Tweepsies lainnya. Tadinya para Tweepsies itu ngebuntutin teman gw balik. Lalu selang beberapa lama, teman gw itu iseng meneliti daftar pembuntutnya dan terhenyak, coz beberapa Tweepsies yang dulunya ngebuntutin dia tuh ternyata nggak ngebuntutin dia lagi sekarang. Jadinya dia berasa nggak asyik, gitu lho. Gw jadi bertanya-tanya, emangnya kalo kita ngebuntutin orang di Twitter, tuh orang mesti ngebuntutin kita balik? (Ya kalo bisa harus gitu dong, Vic, kan itu nandain Twit-an kita keren!) Oke, pertanyaannya gw ganti. Kalo ada yang ngebuntutin gw di Twitter, gw mesti ngebuntutin dia balik, nggak? Ini pertanyaan yang sejenis dengan beberapa pertanyaan yang mendarat di inbox e-mail gw akhir-akhir ini, dari beberapa jemaah blog gw. Kenapa ada yang sering ngebuntutin blog gw, tapi gw nggak ngebuntutin balik? Kenapa ada yang udah naruh link blog gw di blogroll-nya, tapi gw nggak naruh link blog dia juga di blogroll gw? Yang lebih seru, kenapa ada yang dulu ditaruh link-nya di blogroll gw lalu kemudian link-nya gw cabut dari blogroll itu? Tentu saja ada banyak alasan kenapa orang nggak mau naruh link kita di blogroll-nya, atau alasan kenapa orang nggak mau ngebuntutin kita biarpun kita udah ngebuntutin dia. Alasannya misalnya: 1. Sebenarnya Twit-an/blog kita nggak asyik-asyik amat buat orang itu. Istilah kasarnya: Nggak menarik. 2. Twit-an/blog kita nggak update. Gw punya banyak sekali pembuntut yang udah nggak nge-Twit sampai sebulan. Gw kuatir, jangan-jangan mereka udah yang dipanggil Yang Mahakuasa jadi nggak nge-Twit lagi. 3. Alasan teknis, dia udah ngebuntut terlalu banyak orang jadi nggak bisa ngebuntut Twit-an/blog kita lagi. Twitter pernah nulis bahwa mereka nggak menghendaki Tweepsies yang nge-follow 5000 orang tapi dia sendiri cuma punya follower 20 orang. Blogspot sendiri cuma ngijinin seorang Blogger ngebuntut 300 blog aja lho. Tapi itu nggak penting. Yang penting sekarang adalah, apakah kita harus merasa nggak asyik kalo Twit-an kita nggak dibuntutin atau blog kita nggak di-link di blogroll orang? Tentu tidak! 1. Nggak perlu merasa diri Anda nggak asyik di mata seseorang yang Anda pengenin buat ngeliat Anda. Orang itu bahkan belum tentu mau ngeliat Anda. Anda pasti asyik buat seseorang yang lain, hanya saja orang yang lain itu belum membuntuti Anda. 2. Sering-sering liat orang yang banyak pembuntutnya. Pelajarin, apa sih rahasia dia sampai punya pembuntut segitu banyak. 3. Berhubungan baik dengan orang-orang yang sudah buntutin Anda, biarpun paling-paling jumlahnya baru 1-2 orang, baik di dunia maya maupun dunia nyata. Cobalah untuk nggak kecewain mereka dengan tulisan-tulisan Anda yang basi. Lha Anda sendiri apa mau komentar di blog orang yang tulisannya jelek? 4. Nggak perlu terlalu sering nge-Twit. Orang mungkin bersedia liat nama Anda setiap hari di dashboard-nya, tapi tidak setiap jam. Bosen, lho! Lama-lama nama Anda jadi memuakkan, apalagi kalo isi Twit-annya tiap jam cuma, "Lagi makan karedog di warung Ceu Euis..", "Hwaa..Balenciaga obral lagi padahal akyu baru beli yang kuning!", atau.. "Bangun tidur, tidur lagi.." Ini update status, atau nyanyi lagu Mbah Surip? Simak komentar-komentar yang sudah muncul duluan di sini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun