Liburan akhir tahun yang sangat saya tunggu-tunggu akhirnya tiba. Sebagai mahasiswa yang tinggal di Bandung, saya sering merasa rindu akan rumah nenek di Tangerang. Nenek tinggal sendirian di rumah dinas almarhum kakek, yang dulu merupakan tenaga ahli di salah satu badan usaha milik negara. Setiap kali saya mengunjungi rumah nenek, suasana yang saya rasakan selalu hangat dan penuh kenangan indah. Walaupun rumah nenek tidak begitu luas, setiap sudutnya penuh dengan kisah dan kenangan keluarga yang begitu kuat.
Tahun ini, saya memutuskan untuk menghabiskan liburan dengan mengunjungi nenek di rumahnya. Saya menunggu momen ini dengan penuh antusiasme, karena selain dapat bertemu nenek, saya juga bisa menikmati suasana rumah yang sejuk meskipun Tangerang terkenal dengan cuacanya yang panas. Ada sesuatu yang begitu menenangkan di rumah nenek, yang selalu terasa nyaman, tidak hanya karena suasananya yang asri, tetapi juga karena nenek yang selalu memiliki cara untuk membuat setiap kunjungan menjadi penuh kebahagiaan.
Pagi itu, saya bersama keluarga memulai perjalanan dari Bandung menuju Tangerang. Kami menggunakan mobil dan memilih jalur tol, yang selalu menjadi pilihan terbaik karena perjalanan yang lebih cepat dan lancar. Jalan tol menuju Tangerang tidak terlalu ramai, bahkan untuk hari libur, sehingga perjalanan kami terasa begitu nyaman. Kami semua menikmati perjalanan dengan santai, sambil mendengarkan musik di dalam mobil dan berbincang-bincang ringan. Ayah dan ibu lebih banyak bercerita tentang pekerjaan mereka, sementara saya dan kakak menikmati pemandangan yang berlalu-lalang di sepanjang jalan tol.
Perjalanan ini terasa sangat singkat. Tiba-tiba, kami sudah sampai di pintu gerbang perumahan tempat rumah nenek berada. Saya merasa begitu senang melihat rumah nenek yang sudah tidak saya kunjungi selama beberapa bulan. Rumah nenek yang terletak di kawasan perumahan ini memang berbeda dari kebanyakan rumah di Tangerang. Meskipun kota ini terkenal panas, rumah nenek selalu terasa sejuk, berkat keberadaan danau buatan yang terletak di belakang rumah dan hutan kota kecil yang menyelimuti sekitar. Keindahan alamnya seolah menyapa saya begitu memasuki kawasan ini, mengingatkan saya pada masa kecil yang penuh kenangan.
Sesampainya di rumah nenek, saya langsung disambut oleh nenek yang sedang duduk santai di beranda depan rumah. Nenek terlihat sehat dan segar, seperti biasa ia mengenakan pakaian olahraga yang siap digunakan untuk berjalan pagi. Meskipun usianya sudah tidak muda lagi, nenek selalu menjaga kebugarannya dengan rutin berolahraga. Beliau selalu mengingatkan saya untuk menjaga kesehatan, dan melihat beliau yang masih begitu enerjik membuat saya merasa terinspirasi.
Rumah nenek memang tidak terlalu besar, tetapi suasana di dalamnya sangat hangat. Tembok rumah dihiasi dengan berbagai foto keluarga, mulai dari foto nenek dan kakek di masa muda hingga foto-foto saya, kakak, dan sepupu yang sudah sukses di berbagai bidang. Ada kebanggaan tersendiri bagi nenek untuk melihat anak cucunya berkembang dan meraih mimpi. Foto-foto itu menjadi saksi perjalanan hidup keluarga kami yang penuh warna.
Di ruang tamu, nenek menyambut kami dengan segelas air jeruk nipis segar yang selalu ia buat sendiri. Segarnya langsung menghilangkan kelelahan perjalanan panjang kami. Setelah beristirahat sejenak, nenek mulai bercerita tentang berbagai hal, mulai dari kehidupan sehari-harinya hingga kenangan-kenangan masa lalu bersama kakek yang sudah almarhum. Saya selalu suka mendengarkan cerita-cerita nenek yang penuh makna dan penuh kasih sayang.
Setiap hari di rumah nenek, saya dan keluarga menjalani berbagai kegiatan yang menyenangkan. Setiap pagi, nenek mengajak saya untuk berolahraga bersama. Kami berjalan-jalan santai di sekitar danau buatan yang terletak tidak jauh dari rumah nenek. Udara pagi yang segar dan suara burung yang berkicau membuat aktivitas ini terasa begitu menenangkan. Meskipun rumah nenek berada di tengah kota, kawasan sekitar begitu asri dengan banyak pepohonan dan tanaman hijau. Hutan kota yang dikelola dengan baik memberikan nuansa alami yang sulit ditemukan di tempat lain.
Setelah berolahraga, nenek selalu menyiapkan sarapan yang lezat. Masakan nenek selalu memiliki rasa yang istimewa, dan setiap kali makan, saya merasa seperti kembali ke masa kecil. Ada sesuatu yang sangat khas dalam masakan nenek, seperti nasi goreng kampung yang sederhana namun penuh rasa, atau soto ayam dengan kuah yang kaya rempah. Setiap suapan terasa membawa kehangatan dan kebahagiaan, seperti kebersamaan keluarga yang selalu terasa begitu hangat di rumah nenek.
Selain berolahraga dan menikmati masakan nenek, saya juga bertemu dengan beberapa keluarga jauh yang jarang saya temui. Mereka datang berkunjung untuk berkumpul, saling berbagi cerita, dan mengenang masa-masa indah bersama nenek dan kakek. Rasanya sangat menyenangkan bisa berkumpul dengan keluarga besar, bertukar cerita tentang kehidupan masing-masing, dan tentunya saling mendukung dan memberi semangat.
Suatu hari, nenek mengajak saya dan keluarga untuk jalan-jalan ke Jakarta. Beliau ingin mengunjungi beberapa tempat yang sudah lama ia rindukan, dan kami pun setuju untuk ikut menemani. Perjalanan ke Jakarta dari rumah nenek cukup dekat, hanya sekitar 30-45 menit menggunakan mobil, tergantung lalu lintas. Untungnya, hari itu jalanan cukup lancar, dan kami tiba di Jakarta dengan cepat.