Mohon tunggu...
Laurens W
Laurens W Mohon Tunggu... Lainnya - 😀😀😀

Be yourself !

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pengalaman adalah Guru yang Terbaik, Benarkah?

15 Februari 2021   21:06 Diperbarui: 15 Februari 2021   21:14 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Sejak beberapa waktu terakhir ini memang menjadi hal yang buruk untuk saya. Mau sebenci apapun tidak akan mengubah apapun juga. Mau marah dengan orang lain juga gak akan bisa berubah dan tidak ada yang peduli. Jadi yang bisa dilakukan adalah menerima dan belajar lagi dari pengalaman itu. Harus tahu mau dengerin siapa dan apa yang benar. Gak boleh mendengar dari perkataan orang lain juga. Seharusnya aku gak usah menerimanya dan aku kesal sekali.

Orang bilang pengalaman adalah guru yang terbaik. Bagaimana kalau seharusnya saya bisa menghidarinya, tidak diperlukan terjadi berulang kali. Muak rasanya. Mestinya dari awal gak perlu dengerin perkataan orang tersebut. Tidak perlu percaya sama sekali. Aku benci. Mau ngomel juga gak bisa, mau menuntut minta dikembalikan, emangnya kamu lawyer? 🤣🤣 Dia juga gak akan pernah bersedia mengembalikannya. Memang orang yang sekali uda mengecewakan mestinya tidak perlu dikasi kesempatan kedua kalinya. Sekali dikasi kesempatan malah bikin kecewa lagi. Kesal rasanya.

Jadi belajar untuk melupakan, tapi susah ya. Lebih mudah bersikap "Ya sudahlah" tapi untuk melupakan itu sulit.
Okay, mari kita belajar dan gak boleh terlalu cepat untuk ambil keputusan. Yuk rajin nabung dan tidak boleh melakukan kesalahan lagi. Kalau bisa lebih baik menghindari resiko daripada harus menanggung resiko. Lebih baik menghindari sesuatu hal yang tidak baik daripada berpikir dikemudian hari bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik.

Untuk saat ini, mari kita menimba ilmu dari beberapa orang dan buat rencana lebih matang supaya tidak mudah goyah. Ingat gak boleh nengok ke belakang, dia juga gak akan pernah menolong kamu dan yang telah hilang tidak ada yang akan datang secara gratis. Jadi harus benar-benar berjuang dan berusaha keras. Karena gak ada yang gratis, jadi kamu harus berjuang dan lebih berhati-hati. Tapi saya juga percaya (mungkin karena kesal juga jadi saya ingin hal ini benaran terjadi) bahwa karma itu ada. 

Tidak ada yang gratis. Jadi suatu saat nanti, entah kapanpun, kamu akan mendapat karma. Lalu apa yang kamu tabur, itulah yang akan kamu tuai. Kadang saya ingin sekalian menjadi orang jahat aja ya, gak usah jadi orang baik. Sekali jadi orang baik, orang lain yang tiba-tiba berbuat jahat. Kadang saya iri, ada beberapa orang yang sangat mudah dapat suatu hal secara percuma, tanpa usaha keras sama sekali. Terkadang ada beberapa orang yang harus berjuang mati-matian untuk mendapatkan sesuatu. Mungkin juga beberapa orang akan berpikir hidup itu tidak adil. Hahahaha. Apakah hidup itu tidak adil? Memang begitu'kan realitanya. 🤣🤣

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun