Bagian IV: Sebuah Kemenangan
Sebelas jam yang cukup melelahkan. Akhirnya, tugu "Selamat Datang" di Jalan Magelang pun tampak. Â
Waktu itu, sudah menunjukkan pukul 6 sore. Hujan mulai turun. Saya pun mampir ke warung makan agar perut kosong ini terisi kembali.
Rasa plong pun muncul karena sudah menunaikan tugas. Menghancurkan tembok pembatas yang dibuat karena perubahan kehidupan. Minum teh terasa seperti minum wine. Ayam bakar pinggiran jalan terasa seperti steak di restoran bintang lima.Â
Terasa lebay bukan? Namun, jika kamu pernah merasakan perjalanan jarak jauh, lalu sampai ke tujuan yang diinginkan, terdapat perasaan tersendiri. Perasaan yang serupa dengan kemenangan. Layaknya prajurit yang telah menuntaskan misinya.
Setelah makan dan menuju rumah, saya disambut oleh Pakde ku yang ling-lung karena dihampiri oleh saudara jauhnya.Â
"Numpak montor kwe le?"Â Pikirnya terheran-heran. Padahal, saya juga sudah pernah melakukannya. Tapi entah kenapa, kali ini begitu spesial.Â
Kembali, saya disambut oleh kopi Aceh buatan Budhe yang langsung masak air setelah kedatangan tak terduga saya. Setelah itu, saya akhiri dengan memejamkan mata, meletakkan punggungku untuk menunggu esok hari.
Bagian V:Â Go to The Next Level
Setelah urusan semua selesai, saya kembali ke Cirebon. Kembali ke kehidupanku yang lama dan menjalani apa yang ada. Namun, dari perjalanan ini, saya membawa suatu janji: Saya akan melakukannya kembali.
Banyak yang didapat dari perjalanan kecil kali ini. Dari pengalaman ini, saya belajar untuk mencintai apa yang pernah saya cintai. Saya belajar menilik kembali sebuah kegiatan dari sisi lain.Â