Pada permasalahan Irian Barat, setidaknya ketika tahap permulaan permasalahan, Belanda mendapat dukungan dari beberapa negara-negara anggota Blok Barat, seperti Prancis, Belgia, Inggris, hingga Selandia Baru. Sebaliknya, Indonesia didukung oleh negara-negara anggota Blok Timur dan negara Asia/Afrika lainnya yang juga baru mengalami kemerdekaan, seperti Argentina, Bolivia, India, hingga Uni Soviet. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya ketegangan antara Belanda dan Indonesia pada masa ini juga merupakan salah satu perbenturan-perbenturan ideologi dan kepentingan antara dua kubu yang khas sesuai pada karakteristik Perang Dingin. Menariknya, salah satu negara terkuat di dunia, yaitu Amerika Serikat, tidak secara gamblang menyatakan keberpihakannya. Padahal, Amerika Serikat merupakan pemimpin dari blok yang diikuti oleh Belanda dan juga merupakan anggota persekutuan militer terkuat di dunia yang juga diikuti oleh Belanda, yaitu NATO.
Gerakan-gerakan politik dan ekonomi yang mewarnai jalannya permasalahan Irian Barat ini merupakan hal yang menarik dan memang berpengaruh pada bagaimana bentuk penyelesaian masalah yang mungkin dicapai. Amerika Serikat yang menjalankan kebijakan luar negeri yang bersifat netral dan pasif tidak mau menjual senjata kepada Indonesia, yang mungkin disebabkan oleh persekutuan dengan Belanda dalam keanggotaan NATO. Penolakan tersebut menjadi salah satu pendorong dari terciptanya kebijakan luar negeri Indonesia yang lebih condong untuk bekerja sama dengan Uni Soviet yang ingin menjual senjata dan bahkan mendukung klaim Indonesia atas Irian Barat. Indonesia pun memutuskan untuk mengambil diplomasi dan kebijakan luar negeri yang bersifat ofensif. Pada akhirnya, permasalahan ini pun menjadi konflik militer antara kedua pihak, yang dimulai pada bulan Januari 1962, meskipun telah terjadi berbagai upaya diplomasi yang bahkan melibatkan pihak ketiga seperti Amerika Serikat.
Irian Barat pun berhasil menjadi wilayah Indonesia mulai tahun 1963, setelah sebelumnya berada dalam pemerintahan transisi yang dipimpin oleh badan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Penguasaan Indonesia terhadap Irian Barat dihasilkan dari Persetujuan New York yang mengatur bahwa harus ada pemerintahan transisi sebelum pemerintahan tersebut dialihkan kepada Indonesia. Setelah secara de facto dikuasai oleh Indonesia, rakyat Irian Barat juga melakukan penentuan pendapat pada tahun 1969 untuk menentukan apakah ingin tetap bergabung dengan Indonesia atau tidak --- yang hasilnya menyatakan bahwa Irian Barat tetap bergabung dengan Indonesia, meskipun ada yang mempertanyakan keabsahan hasil tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H