Mohon tunggu...
Laurensia Angelica Pratama
Laurensia Angelica Pratama Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Saya sangat menyukai hamster.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Permasalahaan Bukan Berarti Menjadi Hambatan

28 Januari 2024   21:29 Diperbarui: 30 Januari 2024   11:37 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Mataku berbinar-binar melihatnya, sama seperti yang lain aku pun ikut meramaian tepuk tangan yang meriah bagi teman-teman ku yang telah bekerja keras untuk pentas ini. Akhirnya setelah latihan selama ini telah terbayarkan, aku membayangkan betapa senangnya perasaan kami semua karena pentas ini telah berjalan dengan baik. Aku menyadari pentas ini telah membuat hubungan antar kami menjadi lebih dekat, selama Latihan kami berkerja sama sekaligus memperat hubungan pertemanan kelas ini. Mari kita Kembali kebeberapa bulan sebelum pentas ini dimulai!

       "Bravo! Keren banget kalian" ucap orang-orang pada saat pentas lustrum yang dibawakan oleh kelas kami, "sumpah kok bisa sih sekompak ini" celetuk salah satu murid dari SMA itu. 

Sorak teriakan dan tepuk tangan dari para penonton yang sangat senang melihat penampilan kami, membuat teman-teman yang lain lega dan bangga dengan usaha yang telah di lakukan kami siapkan selama beberapa bulan ini.

Mulai dari suka dan duka sudah kami lewati hingga sampai ke titik ini, perbedaan pendapat yang sempat membuat skami pecah selama beberapa saat tetapi perbedaan pendapat ini justru semakin memperat hubungan pertemanan kami. Mari kita kembali melihat kembali selama beberapa bulan saat kami mempersiapkan pentas ini.

Hari itu dimulai pada suatu hari di bulan Oktober, seminggu yang lalu kami sudah menyelesaikan gelar karya yang pertama kali kami adakan. Hari ini semua murid kelas 10 di kumpulkan di aula karena guru-guru akan menyampaikan gelar karya selanjutnya yang akan diadakan oleh sekolah kami.

  "Gelar karya yang selanjutnya bertema kebhinekaan dan pentas tersebut akan di tampilkan pada lustrum sekolah yang diadakan pada bulan Januari 2024, pentas ini akan di tampilkan perkelas dan setiap kelas akan mendapatkan satu daerah di Indonesia" ucap Pak Arka, kepala sekolah kami. 

satu kelas kagetnya bukan main bagaimana bisa tidak kaget, kami tidak menyangka akan tampil di acara sebesar itu dan banyak orang akan datang untuk menonton kami.

Daerah yang di dapatkan di kelas kami adalah Sulawesi, teman-teman sekelas mulai menyaring murid yang berasal dari daerah tersebut. Di kelas pun kami melakukan pemilihan untuk Ketua, wakil, sutradara, stage manager, seksi kostum, seksi perlengkapan, aktor dan aktris. 

Hari ini kami memutuskan untuk membuat alur cerita yang akan kami lakukan, banyak anak-anak yang menyarankan untuk drama, menari, bernyanyi dan fashion show. Setelah melewati banyak perdebatan, akhirnya kami menggabungkan semua ini menjadi satu yang terdiri dari drama yang akan memperebutkan wanita, tarian khas sulawesi setelah pasangan pengantin menikah, fashion show dan yang terakhir adalah bernyanyi bersama.

Tentunya semua hal membutuhkan proses, selama beberapa bulan kedepan kami harus berlatih bersama-sama sampai bosan. Mulai dari sini adalah bagian seru dari cerita ini.

Hal ini di mulai dari konflik yang terjadi di hari kamis, saat itu kami sedang evaluasi mengenai pentas kami yang masih berantakan. Tidak beberapa lama kemudian salah satu teman kami meceletuk seperti ini,

       "jujur aja sebenernya aku capek banget sama latihan terus tapi ga ada kemajuan" ucap Rian sambil menahan nangis.

       "Eh kau kira, kau doang yang capek? Kita semua juga capek disini", 

Yelena membentak dengan nada tinggi. Alih-alih berusaha menenangkan, rian malah semakin marah dan membuat jengkel beberapa murid lain.

"Aku itu capek soalnya kalian ga pernah mengerti aku, kalian kalo negur aku selalu pake nada tinggi aku itu gasuka" 

Rian menangis sesenggukan, "aku juga gasuka kadang si Relia sama gengnya selalu ngatain aku sama mantan aku, padahal aku udh move on".

Teman-teman yang lain pun langsung melirik Relia serta gengnya, muka Relia langsung pucat dan menunduk menahan tertawa karena ia memang suka menggoda Rian dengan berlebihan. Selama 5 menit Rian hanya mengoceh hal yang sama berulang kali. Sampai membuat salah satu anak kelas kami bernama Alexander yang memiliki tempramen yang sangat buruk, saat itu alexander langsung membentak rian dan meneriakinya dengan keras. Hal itu pun membuat Rian terkejut dan memangis, Alexander memang salah dari awal karena dia seharusnya tidak kasar kepada Rian yang sedang mengeluhkan keluh kesahnya.

Teman kami, Vela.  Dia berusaha menenangkan Rian yang menangis dan mendamaikan mereka berdua, pada akhirnya Alexander meminta maaf kepada Rian dan berdamai. Membujuk Alexander untuk berdamai sangatlah susah, mereka harus membutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk berdamai. 

Karena takut akan terjadi masalah lagi, kelas kami memutuskan untuk deep talk mengenai keluh kesah satu sama lain selama latihan ini, deep talk ini ternyata membuahkan hasil. Banyak teman-teman yang menyampaikan keluh kesah dan menyarankan cara yang lebih baik agar kelas kami menjadi lebih rukun dan dapat bekerja sama.

Sampai beberapa bulan kemudian, di bulan Januari ini kami akhirnya tampil. Kami semua sangat gemetar karena kelas kami adalah salah satu kelas yang tampil diawal acara lustrum ini. Aku terkejut karena teman-teman yang lain dapat mementaskannya dengan baik tanpa terjadi hambatan, padahal dulu sebelumnya kita semua sudah sangat bosan latihan tetapi ternyata usaha tidak mengkhianati hasil kami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun