Day 8 : The Last Day! Akhirnya kita sampai lagi ke hari Sabtu. Hari terakhir di Capetown. Minggu pagi besoknya kita sudah harus pulang kembali ke tanah air. Pagi ini Benny bangun paling pagi dan dia mencoba buat latihan boxing di Boxing Club yang ada di lantai dasar hotel. Pas balik, saya baru bangun dan dia pamer pamer foto latihan ninju sama orang Afrika. Hahaha. Sombong amat deh pokoknya. Setelah kita bertiga mandi, kita sarapan di cafe lobby hotel. Kali ini kita benar-benar menikmati karena ini adalah sarapan terakhir kita di situ. Hehehehe. Sebelum pergi, kita menyempatkan diri foto sama si mbak waitres baik hati yang sabar banget melayani kita. Rencana hari ini adalah menuju Cape of Good Hope! Kali ini full team, lengkap dengan mba Dina. Yeay yeay. Jam sepuluhan kita berangkat ke The Westin menjemput Dina dan Agung. Agak lama di The Westin karena nungguin Benny tibo dan dia lupa jalan balik menuju ke lobby hotel. Hahaha. Nungguin Benny Tibo Untunglah dengan rahmat alam semesta, Benny berhasil menemukan jalan kembali ke lobby dan kita akhirnya jalan ke Cape of Good Hope. Untuk sampai ke Cape of Good Hope, kita kembali melewati Chapman's Peak! Yeay. Tentu saja kita foto foto lagi di sana. Kali ini Agung bawa lensa fish-eye, jadi gambar-gambarnya lebih OK. Agung sama Dina berasa prewed lagi aja gitu. Hehehe. Setelah puas foto-foto, kita lanjut turun ke bawah menuju Cape Of Good Hope. Cuaca yang tadinya cerah tiba-tiba jadi mendung. Sepanjang perjalanan, hujan lumayan deres. Cape of Good Hope itu terletak di kawasan Cape Point, yang merupakan bagian dari Taman Nasional Table Mountain, kalau tidak salah.
Dengan menggunakan mobil, lama perjalanan dari CapeTown itu sekitar 45 - 60 menit. Pas berangkat kan hujan ya. Syukurlah pas nyampe kawasan Taman Nasionalnya, hujan reda. Yey yey. Untuk masuk ke kawasan Taman Nasionalnya itu kita baya per orang, lupa berapa tapi kalau tidak salah jatuhnya per orang sekitar 50 ribuan. Pas masuk, di pos jaganya sudah ada penjelasan jam berapa taman akan ditutup dan ada hewan apa saja yang munkin bisa kita temui selama di sana. Ada peringatan keras bahwa kalau ketemu baboon, kita tidak boleh memberi dia makan. Baboon yang sudah berinteraksi dengan manusia akan menjadi agresif dan membahayakan lingkungan sekitar. Baboon yang seperti ini biasanya akan dibunuh supaya tidak menggannggu :( Sempat agak bingung karena begitu masuk cuma ada hamparan tanaman dan jalan raya dan laut. Tapi ada rumah yang berisi informasi apa-apa saja yang bisa dikunjungi. Ini cukup membantu. Uniknya, rumah ini kosong, tidak ada penjaganya. Cuma ada peta, brosur yang banyak, dan beberapa papan berisi informasi soal Cape Point yang semuanya diatur rapih. Walau tidak ada orang, tapi rapih loh rumahnya. Terawat. Pemandangannya juga bagus :)
Foto di atas saya upload karena ini yang paling jelas. Liat warna lautnya deh. Yang sebelah kiri agk biru hijau, yang sebelah kanan lebih biru. Sepanjang ngeliat ke arah laut, saya memang menyadari ada perbedaan warna laut, tapi saya pikir itu karena perbedaan kedalaman airnya. Ternyata eh ternyata setelah kita balik ke Capetown dan bertemu seorang teman, dia menjelaskan bahwa di Cape Point, kita bisa melihat pertemuan dua samudra, yaitu Samudra Atlantik dan Samudra Hindia. Pertemuan kedua arus itu bisa dilihat jelas, dan perbedaan warna antara air dari Samudra Atlantik dengan air dari Samudra Hindia. Hahahaha. Dari rumah tempat informasi pariwisata tadi, diputuskan kita menuju ke Cape of Good Hope dulu, baru setelah itu ke Lighthouse nya. Berdasarkan artikel yang saya baca tentang Capetown, Cape Point Light House ini adalah salah satu tempat yang WAJIB dikunjungi kalau kita ke Cape Point. Cape of Good Hope Di perjalanan menuju Cape of Good Hope, kita ketemu sama burung unta loh! Namanya juga Taman Nasional, mereka ya dibiarin gitu lepas cari makan, kayak di Taman Dafari. Pemandangan menuju ke sana juga OK punya loh :)
Dan begitu smpai di Cape of Good Hope, kita semua sekali lagi terbengong bengong. Bagus banget. Cape of Good Hope adalah bagian dari benua Afrika yang terletak paling Barat Daya. Selain papan yang memberi info bahwa daerah ini adalah "The Most South-Western Point of The African Continent", Cape of Good Hope memiliki pemandangan yang sangat sangat sangat cantik. Lihat bukit di latar foto di atas? Bukit itu bisa didaki loh. Jalurnya sudah dibuat sedemikian rupa sehingga cukup nyaman. Pemandangan dari atas sana adalah salah satu pemandangan paling cantik yang pernah saya lihat. Langit itu bener-bener biru, air laut juga bener-bener biru. Berasa di negara antah berantah. Well, Afrika memang agak antah berantah si. Tapi sejujur-jujurnya saya pribadi tidak mengharapkan akan ketemu pemandangan semantap ini. Setelah menikmati pemandangan di atas Cape Of Good Hope ini, kita turun ke bawah. Pemandangan dari bawah juga tidak kalah cantik loh. Ombak yang menabrak karang, orang memancing. Saya rasa saya sangat bisa bengong di tempat macam ini cuma untuk ngeliatin ombak selama berjam-jam. Hahaha. Itu mah namanya galau yak. Pas kembali ke mobil, kita semua sudah kelaparan. Diputuskan untuk menuju lighthouse atau bahasa indonesianya mercusuar. Di dekat mercusuar itu ada tempat makan. Hampir mirip dengan tempat makan di Table Mountain, konsepnya itu restoran fine dining, dengan pemandangan laut lepas. Pelayanannya memuaskan, makanannya enak! Sebelum makan, saya sempat menggalau beberapa menit. Berdiri di balkon, memandangi lautan lepas, dengerin lagu dari BB. Hahahaha. Super galau di tempat mamen. Tapi entah kenapa waktu itu rasanya benar-benar butuh sekali buat bengong ngeliatin laut lepas. Rasanya surga. Hahahaha. The Lighthouse Setelah selesai makan, kita menuju ke mercusuar. Letaknya cukup tinggi dan ada dua cara untuk menuju kesana : jalan kaki gratis, atau naik semacam kereta, bayar dua puluh ribuan. Kami ini kan orang asia yang kedinginan dan agak malas. Oleh karena itu, tanpa ada perdebatan yang berarti, kami memilih nomor dua! Hahaha. Menunggu kereta dan perjalanan sampai ker atas memakan waktu sekitar lima belas menit.
Dan akhirnya, sampailah kita di mercusuar Cape Point! Langit yang biru cerah, dedaunan yang hijau, pemandagan yang asik, keren sekali lah tempat ini. Ternyata lumayan capek juga jalan jalan di sektiar Cape Point. Waktu sudah menunjukan sekitar pukul empat. Kita tadinya mau mampir ke tempat Vasco Da Gamma pertama mendarat di Afrika. Tapi ketika masuk mobil, hujan turun lagi. Jadinya bubar jalan deh rencananya. Tapi lucu juga. Pas berangkat hujan, pas pulang hujan. Oiya, pas pulang kita sempet bertemu dengan satu keluarga baboon yang sedang menyebrang jalan! Sayangnya karena kita semua kaget tiba-tiba ada keluarga baboon nyebrang, kita bengong dulu, terus baru inget kalau punya kamera. Gampbarnya agak agak burem deh. Di perjalanan pulang, kita melewati Chapman's Peak lagi, dan untuk kesekian kalinya kita berhenti lagi untuk foto-foto. Hahahaha. Kita sampai kembali di Capeotwn sekitar jam enam sore. Malam ini kita ada janji untuk makan bersama teman kita Adhy, dialnjutkan dengan nonton final Liga Champion. Cafe Royale Tempat yang dipilih oleh adiknya Adhy untuk makan malam namanya Cafe Royale. Konon katanya ini adalah restoran yang menyajikan burger paling enak sekota Cape Town. Hahahaha. Lokasinya di jalan Long Street. Agak susah mencari karena penampilan luarnya tidak seperti restoran yang menjual burger. Vintage klasih gimana gitu. Hahahaha. Pas kita sudah sampai restorannya, ternyada Adhy belum sampai ke situ. Porsinya besar seperti biasa. Tapi karena burger, rasanya agak aneh kalau harus sharing, jadilah kita memesan satu orang satu. Well, kebanyakan. Hahahaha. Saya tidak habis. Tapi rasanya memang benar enak loh. Pelayannya juga cantik. hahahaha. Ketika kami sedang makan, Adhy dan adiknya akhirnya sampai juga ke restoran. Kita semua makan dengan bahagia. Cafe Mojito Setelah semua selesai makan, agenda selanjutnya adalah nonton final Liga Champion. Setelah keliling ke sana, ke sini, akhirnya kami memutuskan untuk nonton di Cafe Mojito! Tempatnya hommy banget. Kita datang agak awal jadi bisa langsung mendapat tempat paling strategis, di belakang yang ada senderannya semua. Hahahaha.
Sex On The Beach ;)
Malam itu ditutup dengan kemeangan Chelsea. Rendy dan Benny happy bener. Secara malam sebelumnya saya diberi kuliah singkat oleh Rendy tentang betapa final ini meruapkan salah satu final bersejarah dalam dunia sepakbola. Hahahaha. Begitu pulang sampai ke hotel, saya masih semangat menghabiskan botol wine yang tersisa di hotel. Tapi dua teman saya ini nampaknya sudah tidak mampu lagi. Ya sudah deh. Untuk terakhir kalinya saya ditinggal tidur lagi ketika saya masih hot-hotnya ingin bawel cerewek cerita ini itu. Saran terakhir dari mereka adalah sebaikya saya mencari teman baru. Hahahaha. Welll, hari terkahir di Capetown usai sudah. Besok pagi, kita harus sudah ada di bandara jam delapanan untuk menyelesaikan urusan penyewaan mobil. Hiks.. Indonesia, I'm coming.. Day 9 : Bye bye Capetown! Pagi yang benar benar terkahir di Capetown. Pagi itu kami sudah sepakat janjian akan menggunakan seragam. Hahaha. Kami memakai baju dengan tulisan Capetown yang kami beli hari Jumat lalu. Yang cowok pakai baju warna oranye. Saya warna biru tua. Hahahaha. Tidak ada masalah berarti ketika check out dari hotel. Ketika kami pergi, cafe tempat kami biasa sarapan belum buka sehingga tidak sempat berpamitan dengan mbak mbak pelayan baik hati. Dari Sea Point, kita segera menjemput Agung. Suasana pagi itu gloomy. Pada sedih musti pulang ke Jakarta. Hahahaha. Sempat berputar beberapa kali di bandara karena Benny seperti biasa salah jalan, hahahaha, tapi kami berhasil sampai di bandara dengan selamat. Proses pengembalian mobil sewaan tidak seruwet yang kita kira. Tidak sampai sepuluh menit, sudah beres. Tagihan ongkos tol yang kami gunakan selama di Capetown akan dibebankan ke kartu kredit yang dipakai untuk membayar sewa. Begitu juga dengan denda bila ternyata setelah dicek kami melakukan pelanggaran lalu lintas. Hahahaha. Ngomong-ngomong, airportnya Capetown itu lumayan OK. Mirip sama Changhi tata letak dan konsepnya.
Sebelum boarding, tentu saja kita belanja dulu. Hahahaha.Untuk belanja, peraturannya sangat ketat. Yang boleh dibawa itu kalau engga dua botol wine, atau satu wine dan maksimal tiga jenis liquor. Saya membawa pulang satu botol wine dan satu botol Amarula (liquor khas Afrika Selatan). Botol wine saya berikan untuk teman baik saya, sedangkan Amarula saya buka ketika ulang tahun saya minggu lalu. Amarula rasanya sama seperti wine :) Bye bye Capetown!! Sembilan hari yang menyenangkan di benua Afrika! Perjalanan kali ini memberikan banyak inspirasi kepada saya. Bahwa saya HARUS mengelilingi dunia. Saya harus tahu bagaimana kehidupan di belahan bumi yang lain. Saya juga ingin sekolah lagi :D
Sekali lagi, bye bye Capetown! Thank you for the inspiration! :) ___________________
Fun facts after the trip : 1. Pesawat baru sampai di Jakarta jam dua belas siang di Jakarta dan akhirnya saya bolos ngantor. Hahaha. 2. Bulan Juni lalu, kartu kredit Agung mendapat charge sekitar dua ratus ribu rupiah dari jasa penyewaan mobil. Itu adalah ongkos karena melanggar peraturan lalu lintas. Tidak ada rinciannya, tapi kemungkinan terbesar melanggar limit kecepatan. Hehehehe. Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya