Mohon tunggu...
Gitskai
Gitskai Mohon Tunggu... -

suka cerita apa saja

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

#5 - Knysna and Plettenberg (Part 3)

7 Juli 2012   01:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:13 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Day4 - 15 May 2012 : The Unexpected Safari! Selasa, 15 May 2012. Pagi itu kita bangun agak siang karena malamnya kita minum wine lumayan banyak. Dingin. Suhunya sekitar 12 derajat celcius. Permasalahan pertama di hari itu adalah colokan listrik. Hahahaha. Karena bentuk colokan yang aneh maka hanya beberapa gadget yang bisah dicharge. Masalah kedua hari itu adalah sarapan. Jadi malam sebelumnya kita sempat mampir ke supermarket, membeli mie instan dan telur untuk sarapan. Nah, pagi ini ketika sudah waktunya sarapan, timbul krisis nasional karena kita ga tahu cara nyalain kompornya. Hahaha. Awalnya saya berpikir saya akan tidur-tiduran manis menunggu mie instan itu jadi di tangan ketiga kawan saya. Hahahaha. Itu tidak terjadi. Setelah Benny berhasil menemukan cara menyalakan api kompor, ternyata mereka belum cukup teruji buat memasak mie instan. Akhirnya saya memasak buat kita semua deh. Mie instannya mereknya Heinz, pas dilihat bagian belakangnya, ternyata diproduksi di Indonesia! Hahahaha. Rasanya memang agak ga karuan karena enam bungkus dimasak barengan dengan rasa beda-beda. Hehehehe. Setelah sarapan, masalah berikutnya adalah urutan mandi. Ini sebenarnya tidak penting, tapi entah kenapa saat itu terasa penting. Hasil akhirnya bagaimana saya juga tidak ingat sih, mengingat memang ini hal yang tidak penting.Hahahaha. Setelah selesai mandi, kita jalan-jalan keluar. Udara cerah, tapi anginnya dingin. Ada kolam renang di halaman kamar kita ternyata. Kalau ga sedingin ini saya pasti sudah nyebur di sana. Senang deh udaranya cerah seperti ini, mengingat saat itu di sana sedang peralihan ke musim dingin, jadi akan sering turun hujan. Mengingat hari ini kita mulai cukup siang, kami memutuskan untuk memperpanjang masa tinggal kami di Knysna. Tadinya kami ingin pulang hari ini juga, tapi rencana berubah. Pemilik penginapan sedang tidak ada di tempat, oleh karena itu kami hanya menitipkan pesan ke petugas bersih-bersih. Plettenberg Rencana hari ini adalah pergi ke Plettenberg. Itu jaraknya sekitar 50 menit menyetir dari Knysna. Menurut segambreng brosur yang ada diatur rapi di meja ruang tamu kamar kami,  ada banyak aktifitas yang bisa dilakukan di Plettenberg. Namun setelah bingung-bingung selama sekian belas menit, atas usul Agung kami memutuskan untuk terlebih dahulu pergi ke Tourist Information di pusat kota. Dari situ baru diputuskan, tempat mana yang akan kami kunjungi. Petugas yang menerima kami di Knysna Tourism ini sangat ramah dan informatif. Dia memberitahu beberapa pilihan kegiatan, tapi saya langsung fokus ke satu pilihan yang dia sebutkan : Safari. Kami semua langsung berbinar-binar waktu dibilang harga paket dua jam safarinya "cuma" 390 Rand, itu sekitar 400 ribu. Saya ingat, waktu di Jakarta, saya sempat browsing harga paket safari, paling murah itu 900 ribuan. Tanpa pikir panjang, Game Reserve menjadi tujuan kami hari itu. Nama tempatnya "Game Reserve" itu letaknya sekitar beberapa kilo meter dari kota Plettenberg. Jam sudah menunjukan pukul setengah 11. Kami segera meluncur ke Plettenberg. Kurang dari satu jam kami sampai di Plettenberg. Another beauty city of South Africa!Kota ini terletak di pinggir pantai. Hiks.. Ketika baru masuk ke dalam kota, tiba-tiba Rendy melihat papan petunjuk "Lookout Deck". Menurut Rendy, tempat ini OK punya dan harus dikunjungi. Kami pun putar balik mengikuti pentujuk arah "Lookout Deck" ini. Begitu sampai tempatnya, saya langsung kehabisan kata-kata.. Bagus banget. Lookout Deck adalah sebuah restoran di pinggir pantai, pondasinya didominasi oleh kayu, jadi menyatu dengan alam. Yang paling bikin "Wow" itu ya pemandangannya. Bagus banget. Halaman restoran ini ya penatai. Langitnya biru, airnya biru, batu-batuan coklat dan hitam, dan ada burung camarnya. Hiks.. Speechless.. Setelah puas foto-foto narsis dan mengagumi pantai di situ, kami bertanya ke pelayan restoran lokasi si Game Reserve. Tadinya maunya makan siang dulu di Lookout Deck, baru ke tempat safari, tapi ternyata kalau dihitung-hitung ridak akan keburu. Oleh karena itu kami pesan take away kentang goreng dan minuman lalu langsung meluncur ke sana. Game Reserve Lokasi Game Reserve ini sekitar 5 kilometer dari jalan utama. Jalannya sedang diaspal. Pada waktu jalan menuju ke sana, kita sempat haru berhenti sekitar 15 menit karena kita harus menunggu truk aspal untuk lewat. Sambil menunggu, kita sempat ngobrol dengan pengendara mobil yang menunggu di belakang kita. Namanya Tim. Dia berasal dari Cape Town, tapi sudah pindah kewarganegaraan ke Kanada. Doi bilang "I don't wanna spend my whole life living only in one country." Hahahaha. Kalimat ini adalah sangat penting karena menginspirasi saya untuk lebih banyak menjelajah tempat-tempat baru, dan menginspirasi teman-teman saya untuk pindah ke Kanada. Hahahaha. Begitu sampai di sana kami langsung disambut. Karena sedang sepi, tampaknya siang itu hanya kami satu-satunya pengunjungnya. Lobbynya sangat nyaman. Feels like home. Setelah menyelesaikan bayar membayar, kami bersiap-siap memulai tur safari kami. Game Reserve adalah area yang luas. Saya lupa berapa hektar, tapi itu milik swasta, bukan pemerintah.  Untuk turnya, kami naik mobil jip terbuka. Tour guide kami namanya Alister, kami berasumsi itulah namanya karena ternyata tidak ada salah satu dari kami yang benar-benar mendengar siapa namanya. Hahahaha. Safari berlangsung selama 2 jam. Diawali dengan melihat singa! Lalu dilanjutkan dengan binatang-binatang koleksi Game Reserve. Cuaca memang terik, tapi percayalah itu anginnya dingin banget. Saya menggigil sepanjang safari. Dan kelaparan. Tapi puas. Bisa lihat singa, jerapah, zebra, kuda nil, buaya, badak. burung onta, anthelope, kudu, kerbau, dan semuanya di alam terbuka, lagi makan bersantai lari-lari. Itu luar biasa. Yang paling seru tentu saja pas ke tempat singa. Singa itu areanya dipisah dengan binatang yang lain. Game Reserve cuma punya dua ekor singa. Satu jantan, satu betina. Mereka itu binatang malam, jadi kalau siang cerah jam jam segini, kerjanya cuma tidur malas-malasan. Allister mengeraskan mesin mobil suapa si singa ni bangun dan menegakan kepala. Begitu melihat tidak ada apa-apa, singa-nya tidur-tiduran lagi deh. Kalau binatang-binatang yang lain, mereka berbaur jadi satu. Si Allister dengan fasih bisa cerita soal setiap binatang yang ada di situ. Seperti berapa lama si zebra hamil, jerapah jantan yang ga suka sama manusia, atau si zebra yang lagi main kejar-kejaran. Semua binatang ini kan pindah-pindah ya, jadi si Allister ini sambil nyetir dia juga sambil nyariin koloni binatang-binatangnya. Binatang yang ngumpet agak jauh itu adalah kerbau. Kerbau afrika sama kok kayak kerbau Jawa, sama-sama dikerubungin lalat. Hahaha, tapi berdanya ukuran mereka lebih gede dan tanduknya lebih besar. Serem. Dan akhirnya dua jam berlalau. Dua setengah jam malah. Puas. Bahagia. Saya ga berhenti-berhenti bilang ke Benny dan Agung , "Makasih ya udah maksa maksa gw iktu kalian ke sini. Hiks. Ini bagus banget. Gw ga nyesel." Hahahaha. Kita semua happy deh pokoknya. Allister kita kasih tip 100 rand. Lookout Deck Jam sudah menunjukan pukul tiga sore ketika kita meninggalkan Game Reserve. Lapar tingkat dewa! Kami memutuskan untuk kembali ke Lookout Deck dan makan di sana. Bukan cuma pemandangan yang indah, makanannya juga OK loh. Tapi ya itu, karena kelaparan, makanannya ga sempat difoto. Hahahaha. Kami duduk di bagian luar, tepat di pinggir, berbatasan langsung dengan laut. Pemandangannya bagus, walaupun saya sempet heboh sendiri gara-gara tempat duduk saya silau banget. Makanan enak, pemandangan bagus, suara ombak, dan wine yang murah. I couldn't ask for more. Suasana Lookout Deck sangat nyaman . Kami tinggal di sana sampai matahari tenggelam. Sambil melihat langit menggelap, di pinggir pantai, mendengar suara ombak, angin bertiup dingin, setel mp3, saya galau di tempat. Hahahaha. Hari sudah gelap. Kita kembali ke hotel kita di Knysna. Setelah sampai di hotel, saya segera menyelesaikan urusan bayar membayar untuk perpanjangan satu malam dan juga berusaha mencari colokan ke pemilik hotel, siapa tahu mereka punya extention yang friendly untuk colokan punya kami. Akhirnya ada satu sih. Tapi termyata cuma bisa buat colokan yang kepalanya pipih.. Lalalalala.. Cornuti, The Heads Nah, untuk makan malam kali ini, kita memilih pergi ke daerah The Heads. Di ujung jalan, ada sebuah restoran cantik bernama Cornuti. Nah tanggal 16 May 2012, Rendy ulang tahun. Walaupun masih tanggal 15 May, tapi karena di Indonesia hari sudah masuk 16 May, maka malam itu kita sekaligus merayakan ulang tahun Rendy. Happy Birthday Rendy! Pulang ke hotel, kita masih punya wine yang belum habis. Seperti malam sebelumnya, kita menghabiskan sisa wine sambil ngobrol ke sana ke mari dan sebagian besar pembicaraan adalah betapa serunya hari ini! Untuk besok, kita berencana untuk pergi bersepeda. Kalau mau pergi bersepeda, besok harus bangun pagi. Jam 6. Challeng accepted. Sebelum tidur, masing-masing pada pasang alarm. Karena faktor u, sekali lagi saya yang tidur paling belakangan. Puas untuk hari ini. Ga sabar untuk besok! :) __________________ *Tulisan part 1,2 dan 4 nya bisa dibaca di tag "Capetown Trip" ya :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun