Iya, untuk kamu.
Sembilan bulan yang lalu, tulisanmu selalu bisa membuatku terpana, atau tertawa terbahak-bahak. Cerita tentang bapak kosmu, tentang teman kosmu, tentang lingkungan kampusmu, atau juga cerita fiksi yang singkat padat tapi menusuk. Aku ingat betul judul tulisan pertamamu yang kubaca. Peristaltik. Kutanya padamu, apa maksud judulnya? Kamu menjawab ringan.
"Itu jawaban pertanyaannya."
"Eh? Pertanyaan apa?"
"Liat aja di akhir kan ada pertanyaan.."
Hahaha. Aku tertawa. Tertawa kagum. Tertawa heran. Tulisanmu bukan tulisan sembarangan. Dan aku pun menjelajahi tulisan-tulisanmu. Kamu itu ajaib. Dari tulisan-tulisanmu juga aku tahu, kamu sedang mengerjakan skripsi yang tidak akan nyata dalam waktu dekat. Itu kamu tulis bulan Februari 2010. Sudah hampir setahun yang lalu. Sampai pertengahan tahun 2010, tulisan-tulisan kocakmu masih rajin muncul. Bahkan ada yang menang juara tiga lomba menulis dalam rangka piala dunia. Hadiahnya telfon genggam merek terbaru yang langsung kamu jual. Hahahaha.
Namun tiga bulan ini sudah jarang kutemui namamu di halaman berandaku. Itu artinya jarang ada tulisan baru darimu. Kulacak di blog pribadimu, tulisanmu juga tidak ada yang bertambah. Katamu, "Sibuk skripsi." Kamu bilang skripsimu tidak umum. Kamu bilang skripsimu bukan tipe 'mainstream' dan itulah mengapa tidak kunjung menyelesaikannya. Selain itu masih ada satu mata kuliah yang harus kamu ulang. Tapi kamu santai di level maksimum. Santai seperti di pantai. Ngomong-ngomong santai itu sepertinya nama belakangmu deh. Kamu tidak suka banyak rencana, kamu tidak suka hal-hal yang membuat pusing. Seburuk dan sesial apapun, paling mentok kamu memaki "Anjiiing!" tapi setelah itu santai. Kalau kutanya tetang rencana ke depan, selalu kamu bilang tidak tahu.
"Kok bisa sih hidup ga pake rencana?"
"Lah, elo sendiri? Kok bisa sih hidup penuh rencana?"
Hahahaha. Pola pikir terbalik. Mungkin itu yang membuatku begitu lekat denganmu. Kamu seperti penyeimbang. Di tengah keteraturan, kamu membawa pola acak dan menunjukan cara menikmati hidup dengan arus lain. Dan aku mengerti sekali bahwa mengerjakan skripsi ini begitu menyiksamu. Karena setelah berontak dengan segala pakem, ternyata kamu harus kemudian mengikuti peraturan untuk lulus membawa gelar SE. Gelar yang mungkin tidak akan berpengaruh banyak terhadap masa depanmu. Manajemen bukan panggilan hatimu. Tapi toh tetap kamu kerjakan. "Gw harus menyelesaikan apa yang gw mulai."
Dan itulah yang terjadi. Kamu mengumpulkan data ke sana ke sini. Kamu berusaha membuat sebuah pendekatan ilmiah tentang industri yang ide awalnya adalah penolakan terhadap peraturan. Aku kurang paham ekonomi manajemen atau apa pun itu. Tapi menurutku kamu keren. Maksudku, ketika ada skripsi yang bisa dikerjakan satu dua bulan, kamu memilih skripsi yang dikerjakan empat lima bulan. Hahahaha.
Kini, sudah selesaikah skripsimu?
Pertanyaanku terjawab. Besok Selasa, 25 Januari 2011, jam delapan pagi selama enam puluh menit akan kamu jawab pertanyaan-pertanyaan dari para dosen penguji. Bisalah. Kamu pasti bisa.
Aku tahu kamu tidak berdoa. Bukan karena tidak percaya Tuhan, tapi kamu percaya saking mengertinya Tuhan akan semua hal besar kecil di dunia ini, berdoa tidak diperlukan. "Tapi itu kan pendapat gw. Jangan diikutinlah." Itu katamu. Dan aku tidak mengikuti kok. Aku berdoa setiap hari supaya skripsimu lancar dan kewajibanmu sebahagi mahasiswa selesai. Aku berdoa semoga pendadaranmu sukses. Cepat wisuda, dan bebas!
Supaya setelah itu kamu bisa keliling Indonesia. Keliling dunia kalau perlu. Lalu kembali menulis dengan bebas. Kembali mengomentari hal-hal sekeliling dengan gaya menulismu yang ceplas ceplos. Kembali menginspirasi orang-orang dengan sudut pandang santaimu. Kembali absurd. Kembali Fikri :)
--------------------
*Maaf ga bisa datang pendadarannya Fik
** Ditebusnya pake tulisan yaaa.. Hehehe. Good luck! Ask! :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H