"lo kok bodoh gitu sih"
" gw (menyebut nama diri)"
"hahahahahaha"
"hahahahahahaha.."
[hening.hening.hening..]
"trus sekarang lo mau ngapain?'
" merenung, menata hidup gw lagi. gw butuh di upgrade"
"hahahaha, secara lo dari dulu pentium 1/4... ya iyalah musti di upgrade,,,"
"cela aja terus,,,"
"tapi lo masih SAYANG sama dia ga?"
"gw tahu dia berhak akan sesuatu yang lebih baik."
" hiyah... alasan buat putus yang penuh kepalsuan, bilang aja pingin yang baru. ckckckck.."
"berisik."
[bintang bintang semakin terang, tumben ga hujan]
"gw udah puas dengan hubungan kita yang kayak sekarang kok"
"heh, jangan gr lo.. siapa bilang gw putus semata2 buat macarin lo?"
"ye.. lo juga yang jangan gr,, siapa juga yang ngiyain kalo lo mau macarin gw,,,"
"loh,, kan lo dulu suka ama gw, mustinya iya dong."
"lah, lo bukannya juga seneng sama gw."
"hahahahaha..."
"hahahahaha..."
[hening.hening. semakin garing]
"lo mau nunggu gw?"
"hahaha.. gw baru tahu kalo lo itu tukang pos, harus ditunggu"
"emang tukang pos musti ditunggu?"
"hahahahahaha"
"hahahahahaha"
[hening.hening.hening..]
"masih panjang,, ya gw emang suka ama lo. ga tahu sampai kapan. orang datang dan pergi dalam kehidupan gw dan juga lo. mungkin suatu ketika lo akan nemuin the one buat lo... tapi gw rasa untuk soal kita itu engga sekarang."
"...."
"gw yakin lo sayang sama (menyebut sebuah nama), bentar lagijuga balik.."
"sebenernya gw ga bisa ngerti. gw nunggu momen ini, buat ngomongin hal ini ama lo sejak gw putus. tau ga? ketika lo datang dan tiba2 bilang lo suka ama gw, itu ngengganggu gw banget. gw udah ngerasa kayak selingkuh! begitu gw akhirnya memilih, lo malah ga ngasih respon apa-apa ke gw. lo itu,, aneh banget. gw juga ga bermaksud jadiin lo pacar gw, cuma kata2 lo barusan itu bikin gw merasa gw sudah melakukan kesalahan besar sama (menyebut sebuah nama).”
“lo maunya gimana?”
“ ini semua bukan karena akhir-akhir ini lo kerja ama dia kan..?"
" ya, kita liat aja nanti de. gw juga ga ngerti.”
“ terlalu cepet ya?”
“mustinya kayak lagunya john legend aja. We should take it slow. We’re just ordinary people. We don’t know which way to go. Cause we’re ordinary people, baby we should take it slow.."
"baby we should take it slow…..”
"hahahaha.. uda lama ga nyanyi bareng"
"hoahem.. iya.. kurang gitar.."
"ya, mungkin kita bakal bareng, mungkin enggak, ga masalah kok. hal ini ga seserius dan seberat yang lo kira. lo kan tahu gw ga nunggu apa-apa dari lo, gw ga minta apa-apa dari lo. I enjoy myself for being your admirer. I'm a weirdo. gw ga yakin lo bakal lebih enjoy ama gw kalo akhirnya ada apa-apa. I’m not your type, I guess. Menurut lo gimana?"
".."
"yah, ni anak, tidur lagi. katanya mau balik?"
"gw ga kuat. ngantuk. sekalian nemenin lo deh."
[percakapan berhenti. malam itu mereka tidur berdekatan, di antara yang lain yang juga pada kecapekan, di atas lantai dingin, dengan bantal tas masing-masing. Besoknya, salah satu sudah pergi duluan. Dan karena kesibukan masing-masing, jarang bertemu].
"hoi, ke mana aja?? ga pernah keliatan?"
"kerja!"
"halah.."
"sorry ya soal yang waktu itu."
"ga pa2"
"gimana lo ama (menyebut sebuah nama)?"
"baik kok. ya standard orang pacaran de."
"baguslah. masih seneng deket-deket gw tapi?"
"lah, elo, masih suka ga ama gw?"
"hahaha,, ga gw sangka gw bakal ngomongin soal beginian sama lo."
"dia juga tahu soal elo kok, gw ceritain semua."
"dia cemburu ga?"
"jelas enggak, lo sama dia ga bisa dibandingin, dia tahu itu. buang-buang waktu cemburu ama orang aneh kayak lo"
"jadi?"
"kita tetep temenan kan?"
"ya enggak. gw (menyebut nama diri) dan lo (menyebut nama lawan bicara). bukan temenan"
"hahahaha....."
"hahahahaha....."
(Hatiku selembar daun, melayang jatuh di rumput. Nanti dulu, ada yang masih ingin kupandang yang selama ini senantiasa luput. Sesaat adalah abadi, sebelum kau sapu tamanmu setiap hari. Sapardi)