Vaksin ni boleh buat murtad ke kalau amik? Ramai je yg amik vaksin, tpi solat tak tinggal pun? Sihat je? Kahwin siap dpt anak lagi. Apa masalah golongan antivaksin ni? #antivaksin (3 tweet)
RT Seandainya Yang Maha Kuasa Tahu #MahaTahu bahwa suatu saat BABI Bermanfaat bagi Kemanusiaan, Pasti Belio ngak akan Setuju Babi di Haramkan ! Ustaz Abdul Somad Bicara Halal-Haram Vaksin MR: Tak Boleh Pilih Mati (12 Sep 2018, 09:56 WIB) https://t.co/ae7tCKBBIB [RE Dsangg7) (3 tweet)
@sjahtie Yang Jadi Soal; Banyak anak yg saat itu tidak menerima Vaksin MR krn Polemik Kandungan Babi dan Ketakutan Orang Tua.. #Kasihan Mengasihi Agama Agama Mengasihi (1 tweet)
 ANALISIS
Dari data yang dipaparkan tersebut diatas dapat terlihat bahwa permasalahan penolakan vaksin measles rubella tidak mendapat perhatian publik. Hal ini bisa dikarenakan kurangnya pemberitaan dari media secara masif sehingga isu tersebut kurang terangkat dan kurang ramai diperbincangkan oleh warganet.
Penilaian warganet menilai penolakan vaksin measles rubella bersentimen negatif dan dapat diartikan juga permasalahan tersebut dapat menjadi ancaman, walaupun jumlahnya hanya sedikit dibandingkan dengan pembahasan mengenai vaksinasi-imunisasi yang dinilai netral oleh warga net.Â
Dalam penelusuran data, ditunjukkan bahwa pembahasan vaksinasi-imunisasi sempat ramai diperbincangan di luar Indonesia, walaupun data penolakan vaksin measles-rubella telah dilakukan filter hanya khusus di Indonesia.
Padahal, isu penolakan vaksin measles-rubella di Indonesia  dinilai oleh lembaga internasional sekelas WHO sebagai penyebab tertinggi penyakit campak. Namun demikian, permasalahan kesehatan campak-rubella masih kurang dibahas oleh media.
Kurangnya perhatian dari tokoh-tokoh penting yang bergerak dalam bidang kesehatan juga menjadi salah satu alasan mengapa warganet tidak terlalu menanggapi masalah tersebut.
Untuk masalah penolakan vaksin measles-rubella yang dihubungkan dengan vaksinasi-imunisasi hanya terdapat tiga key opinion leader yang menyuarakan pendapatnya, tetapi hanya berpendapat cenderung bersentimen netral. Â Tidak adanya tokoh bertingkat nasional yang memberi perhatian lebih pada permasalahan ini, padahal momentum yang di angkat telah sesuai dengan meretweet Kepala Perwakilan WHO di Indonesia.
CLOSING