Mohon tunggu...
Laurencia Eprina Dian
Laurencia Eprina Dian Mohon Tunggu... Penulis - Manusia biasa yang senang belajar hal baru

Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Penggunaan Teknologi Digital dan Storytelling, Jadi Cerminan Jurnalisme Masa Depan

2 Maret 2021   21:57 Diperbarui: 2 Maret 2021   22:59 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di era digital seperti sekarang ini, media online mulai bermunculan di tengah masyarakat. Begitu juga dengan industri media massa yang mengalami berbagai perubahan yang cukup penting karena munculnya digitalisasi. Namun, ada juga media massa konvensional yang mampu beradaptasi dengan digitalisasi.

Berbicara mengenai media online, hal pertama yang akan terbayang adalah masalah kecepatan. Internet membuat penyebaran informasi dapat dilakukan secara cepat, luas, dan beragam.  Kecepatan serta perkembangan teknologi ternyata turut mempengaruhi bagaimana perkembangan media khususnya jurnalisme untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat. 

source: Stevensate.com
source: Stevensate.com

Melihat hal itu, tentu akan banyak peluang pengemasan konten di media yang lebih menarik sebagai cerminan jurnalisme masa depan. Pemanfaatan teknologi digital dan teknik "bercerita" atau storytelling kini menjadi hal penting unuk meraih jurnalisme masa depan.

Jurnalisme Digital

Apakah Anda sudah pernah mendengar istilah jurnalisme digital? Sebenarnya jurnalisme digital hampir sama dengan jurnalisme online dan multimedia karena penyebaran informasinya menggunakan teknologi digital dan konten-konten yang dihasilkan bisa multiplatform. Namun, mari kita pahami dulu seperti apa sih jurnalisme digital itu?

Jurnalisme digital saat ini bisa dikatakan sebagai jurnalisme masa depan karena dengan adanya digitalisasi sangat memungkinkan penyebaran konten dalam berbagai macam platform dengan biaya yang minimal (Zotto dan Lugmayr, 2016). Adanya penyebaran konten tersebut mampu mempengaruhi pola distribusi dan konsumsi yang lebih luas.

Menurut Kawamoto (2003) dalam Azahri (2019, h. 5) jurnalisme digital menjadi sebuah bentuk praktik lama dalam konteks yang baru di mana praktik ini menekankan pada penggunaan media sosial. Media sosial berguna untuk mengumpulkan informasi dan memverifikasi sumber informasi.

Pola Jurnalisme Digital

Terdapat beberapa pola yang dapat dilihat dari jurnalisme digital saat ini yaitu adanya keterlibatan yang interaktif dan kolaborasi antara penulis atau wartawan dan audiensnya. Di sini terlihat adanya kesatuan interaksi sebagai dampak dari multimedia itu sendiri. Dampak tersebut sangat terasa ketika pola penyebaran konten kian meluas akibat terhubungnya jaringan internet.

Ibarat mengarungi sebuah sungai, ternyata proses kerja jurnalisme juga seperti air mengalir dari hulu sungai hingga ke muara yang mengarah pada laut lepas. Dari hulu ada proses-proses pencarian informasi yang digunakan untuk mengumpulkan bahan-bahan mentah misalnya dokumen wawancara, laporan pandangan mata, dan wawancara narasumber.

source: freepik.com
source: freepik.com

Kemudian di tengah sungai terdapat proses pengemasan informasi yaitu menyusun informasi mentah menjadi sebuah konsep berita yang memiliki nilai. Setelah informasi dikemas, saatnya informasi tersebut disebarkan kepada publik.

Pada tahap tersebut, kini jurnalisme telah mengalami pergeseran yakni terkait adanya digitalisasi. Dalam era digital, akan terjadi penggabungan informasi dari media-media menjadi satu platform. Anda bisa melihat salah satu contohnya dari media seperti cnnindonesia.com, vivanews.com, dan tribunnews.com.

source: CNN Indonesia/ tangkapan layar dokumen pribadi
source: CNN Indonesia/ tangkapan layar dokumen pribadi

Ketiga media tersebut memanfaatkan penggabungan platform konten dalam menyebarkan informasi. Para wartawan yang bekerja tersebut dibekali keterampilan untuk mengambil video, foto, sekaligus menuangkannya secara bersamaan dengan teks berita.

Multimedia Storytelling

Seiring penggunaan teknologi digital ternyata tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan praktik jurnalisme ke ranah multimedia. Para jurnalis diajak untuk bereksperimen menggunakan fitur-fitur dan teknik digital yang baru. Salah satu perkembangan yang bisa kita lihat adalah multimedia storytelling yaitu dengan menggunakan teknik jurnalisme "bercerita" serta menggabungkan berbagai elemen media sehingga bisa dikonsumsi secara bersamaan (Medium.com, 2014).

Terdapat beberapa karakteristik yang dapat dilihat dalam multimedia storytelling, yaitu:

1. Informasi saling melengkapi

Usahakan menggunakan berbagai jenis media seperti teks, video, gambar, dan animasi yang saling melengkapi serta berhubungan satu sama lain. Sehingga seluruh elemen yang ada mampu memaksimalkan informasi yang akan disampaikan. Jangan sampai media-media tersebut justru hanya mengulang informasi yang sama. Hal ini akan mengurangi minat pembaca.

source: VIK Kompas
source: VIK Kompas

2. Menggabungkan beberapa jenis media

Media visual menjadi salah satu elemen penting dalam memaparkan informasi. Sehingga tidak hanya teks saja yang ditonjolkan. Visual dapat disajikan dengan infografik yang dikemas dengan lengkap.

3. Sederhana

Jurnalis harus bisa memilih informasi apa saja yang harus dimasukkan dan yang bisa dihilangkan. Tidak perlu menyajikan tulisan yang terlalu rumit dan panjang.

source: VIK Kompas
source: VIK Kompas

4. Tarik perhatian audiens secara visual

Usahakan menyajikan sebuah cerita yang menarik dan menyenangkan sehingga mampu membuat audiens tertarik untuk membuka laman web.

5. Tampilkan sesuatu yang mungkin audiens belum pernah lihat

Berikan informasi atau tulisan yang mampu membuat audiens tertarik karena mereka belum pernah menemui sebelumnya.

Tantangan Jurnalis Menghadapi Era Jurnalisme Masa Depan

Dalam perkembangannya, para jurnalis akan selalu berinteraksi dengan yang namanya teknologi. Adanya digitalisasi pada masa sekarang ini, penggunaan teknologi menjadi semakin penting dalma jurnalisme. Teknologi dipandang mampu mengubah sistem produksi media.

Namun, beberapa pihak masih memandang bahwa nilai-nilai seperti kebenaran, akurasi, keberagaman, dan kenetralan masih menentukan kualitas jurnalisme.

Jurnalis kemudian dituntut untuk memahami proses-proses pencarian berita sekaligus teknologi media baru yang semakin berkembang. Perlu diadakan pelatihan jurnalisme dengan mengambil rute ganda, yakni memperdalam pemahaman tentang elemen jurnalisme dan menggabungkannya dengan pelatihan penggunaan teknologi (Masip, 2016).

Sebenarnya dilema terbesar dalam jurnalisme sekarang ini bukan bagaimana menghadapi perkembangan teknologi yang makin melebur ke dalam praktik jurnalisme. Tetapi bagaimana menyiapkan para jurnalis untuk bisa melek teknologi, berkompeten, dan ahli dalam mengambil peluang serta mengambil peran yang lebih dominan.

Misalnya seperti keahlian menulis berita, mengedit video, mengambil gambar, serta menggabungkan semua elemen tersebut menjadi satu kesatuan yang diunggah melalui portal berita online maupun media sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun