Awal tahun 2020 menjadi pijakan kesuksesan bagi film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI). Mengusung konflik yang dekat dengan situasi keluarga di masyarakat menjadi poin plus, karena penonton mampu merasakan hal yang sama ketika menyaksikan film NKCTHI.
Implikasi sosial
Film NKCTI menggambarkan realita kehidupan keluarga yang penuh dengan asumsi dan persoalan masing-masing, sehingga bisa menjadi referensi bagi keluarga untuk menyelesaikan masalah dan berdiskusi dengan orang tua maupun anak.
NKCTHI menuai respon positif dari masyarakat karena ceritanya terinspirasi dari kisah hidup warganet yang dibagikan melalui akun Instagram NKCTHI. Film ini memberikan pelajaran mengenai parenting bagi banyak orang (Popmama, 2020).
Tak hanya itu, soundtrack film dari beberapa musisi Indonesia menjadi pilihan Angga untuk menggambarkan film NKCTHI tentang dinamika jatuh bangunnnya hidup sebagai bagian dari proses pendewasaan. Lagu ini pun kemudian digunakan sebagai ajang refleksi diri bagi masyarakat yang mengalami situasi tersebut (Zetizen.com, 2019).
Genre
Film NKCTHI ber-genre drama keluarga karena secara garis besar film ini mengisahkan tentang keluarga yang tampak bahagia namun ternyata menyimpan sebuah rahasia. Lika-liku perjalanan menuju kebahagiaan dalam keluarga digambarkan dengan begitu baik meski karakter kakak beradik harus memberontak sehingga menyebabkan rahasia dan trauma besar akhirnya terungkap.
Paradigma Kritis dalam NKCTHI
Menurut Rusnaini (2015, h. 60) paradigma kritis berfokus pada pengaruh kehadiran kepentingan dan kekuasaan dalam proses produksi dan reproduksi makna. Sudut pandang ini digunakan untuk mengungkap makna-makna subjektif dan simbol-simbol yang berada dibalik peristiwa atau perilaku komunikasi.
Dalam film NKCTHI, setiap tokoh seakan menggambarkan orang-orang yang selalu mempertanyakan sesuatu dan mencari kebenaran. Karakter ayah sebagai kepala keluarga memiliki kekuasaan untuk mengatur kehidupan anak-anaknya sesuai dengan yang dia inginkan. Terlebih ketika ayah selalu meminta Angkasa untuk melindungi kedua adiknya.
“Gimana mau ngerasain bahagia kalau sedih aja nggak tau rasanya?” – Angkasa.