Melalui film ini, kita semua belajar bahwa segala sesuatu bisa berubah. Termasuk realitas sosial yang dialami oleh anak jalanan yang tidak bisa mendapatkan pendidikan di usianya.Â
Perubahan yang dilakukan oleh Toni, Aghi, Bubu, dan Saras dalam film ini merupakan kebangkitan dari perlawanan kaum minoritas yaitu masyarakat miskin yang tidak bisa mendapatkan pendidikan pun bisa belajar melalui niat tulus dari orang lain yang ingin membantu mereka.
Tak hanya itu, film Stip dan Pensil memberikan kritik bahwa di Indonesia pendidikan belum bisa dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Orang lain yang berkecukupan pun belum tentu memiliki niat baik seperti yang dilakukan oleh Toni, Aghi, Bubu, dan Saras.
Semoga film ini memberikan inspirasi bagi kamu ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H