Mohon tunggu...
Laurentia Wahyuni
Laurentia Wahyuni Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang pekerja yg ingin belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Seks di Sekolah, Apa Salahnya?

28 Mei 2015   14:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:30 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saya miris tiap kali mendengar berita tentang bayi-bayi dibuang krn bapak ibunya masih anak sekolahan, berita-berita tentang pornografi bahkan video porno yang pelakunya masih dibawah umur. Setiap kali itu terjadi saya bertanya-tanya, ada apa ini? Kalau org-org picik sih ngomongya asal njeplak ITU KARENA TERPENGARUH BUDAYA BARAT!!! Lha emang org timur yg sopan santun, beradab dan beriman  ini gak ada yg kenal SEKS??? Yang kawin kontrak di puncak itu apa org BULE dr AMERIKA/EROPA sono??? Udah titik, ga ada solusi krn SEKS tabu dibincangkan. Seks bukan sesuatu yg tabu dibincangkan, seks itu sesuatu yang suci, sakral jika dilakukan dgn pasangan yang resmi menurut agama dan negara. Bukan dibolak balik lho ya, asal kawin supaya seks boleh dilakukan, krn pernikahan bukan hanya sekedar seks halal.

Sekarang bukan saatnya mempersoalkan itu budaya mana. Saatnya mencari solusi agar anak-anak muda gak gampang melakukan seks sebelum nikah. Kenapa harus menutup mulut jika masa depan anak yang jadi taruhannya. Ini pengalaman pribadi saya. Selepas ujian SD, tapi sebelum ijasah keluar, kami dikumpulkan di dua kelas berbeda antara anak pria dan wanita. Saya ga tau apa yg diajarkan di kelas pria tapi mereka keluar sambil cekikak cekikik bisik2 tentang mimpi basah. Sementara utk anak cewek kita diajarkan utk MENGHARGAI tubuh kita, bagaimana proses menstruasi sekaligus terjadinya pembuahan. Kita sih cekikikan juga tapi setidaknya kita mnegerti darimana datengnya ADIK BAYI, dan apa yg terjadi jika kita bobok sama pacar setelah mencapai usia tertentu dan mengalami menstruasi. Juga digambarkan bagaimana setetes air mani bisa mengandung ribuan sel sperma sebagai penambah kesan HOROR utk mencegah seks bebas.

Boleh percaya atau gak, dari angkatan saya itu ga ada satupun yg kawin krn kebobolan. Jangan dikira kami anak-anak alim yang diem patuh tak terhingga. Kami tetap bandel sebagai remaja tapi kami tahu meskipun mulut kami celometan aneh-aneh, gak ada yg berani aneh2 juga di dunia nyata. CUMA MULUT DOANG, maklum ABG kan nyentrik-nyentrik. Tapi satu hal yang tertanam di hati kami angkatan itu adalah ucapan guru-guru kami, bahwa jika kekasih/pacar kami inta yg aneh2 sebagai alat utk membuktikan cinta kami, kami harus berani bilang tidak. CInta itu mengahargai pasangan kita, manjaganya sebagai harta berharga. Bukan utk seks sesaat.Cinta tidak perlu bukti apapun.

Anak SD mampu menyerap pelajarn seperti itu? mungkin itu yg terbersi di hati anda, tapi ya..kami mampu menyerapnya. Bukankah itu lebih baik daripada menutup-nutupi SEKS dgn omongan kuno tabu dll?? Jgn lagi menyalahkan BUDAYA BARAT sebagi penyebab seks bebas di negara ini. Yg disalahkan jugaga kerasa kok. Pikirkan pendidikan terbaik utk menjaga masa depan anak-anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun