Seni Arsitektur Mesjid Agung Demak
Sebagai salah satu bangunan masjid tertua di negeri ini, Masjid Agung Demak dibangun dengan gaya khas Majapahit, yang membawa corak kebudayaan Bali. Gaya ini berpadu harmonis dengan langgam rumah tradisional Jawa Tengah.Persinggungan arsitektur Masjid Agung Demak dengan bangunan Majapahit bisa dilihat dari bentuk atapnya. Namun, kubah melengkung yang identik dengan ciri masjid sebagai bangunan Islam, malah tak tampak. Sebaliknya, yang terlihat justru adaptasi dari bangunan peribadatan agama Hindu.Bentuk ini diyakini merupakan bentuk akulturasi dan toleransi masjid sebagai sarana penyebaran agama Islam di tengah Masyarakat Hindu. Kecuali mustoko yang berhias asma Allah dan menara masjid yang sudah mengadopsi gaya menara masjid Melayu.Dengan bentuk atap berupa tajuk tumpang tiga berbentuk segi empat, atap masjid Agung Demak lebih mirip dengan bangunan suci umat Hindu, pura yang terdiri atas tiga tajuk. Bagian tajuk paling bawah menaungi ruangan ibadah. Tajuk kedua lebih kecil dengan kemiringan lebih tegak ketimbang atap di bawahnya. Sedangkan tajuk tertinggi berbentuk limas dengan sisi kemiringan lebih runcing
Fasilitas di Mesjid Agung Demak
1.Menara adzan Pada zaman dahulu menara adzan ini digunakan muadzin untuk mengumandangkan adzan secara secara langsung dengan suara lantang. Akan tetapi seiring dengan perkembangan teknologi, menara adzan ini beralih fungsi menjadi tempat untuk meletakkan speaker, sedangkan muadzin mengumandangkan dari dalam masjid.
2.Makam Makam-makam terletak dibelakang masjid, sebagian terletak didalam cungkup dan sebagian besar lainnya terdapat diluar cungkup. Makam ini tidak digunakan sebagai tempat pemakaman umum, namun digunakan untuk pemakaman Raden Patah beserta keluarganya dan juga Raja-raja terdahulu. Secara garis besar mengelompokkan makam-makam tersebut antara lain: makam didalam cungkup ini sering disebut makam cungkup sultan trenggana. Bangunan ini berupa bangunan Tajub beratap tumpang dua. Di antaranya terdapat makam Sunan prawoto pangeran Pati Unus, pangeran pandan dan 11 makam yang belum dikenal hingga saaat ini
3.Paseban. Paseban ini terletak disebelah utara masjid,berfungsi sebagai tempat ruang tunggu bagi peziarah yang akan masuk ke makam Sultan Trenggana dan Raden Patah.
4.Tempat wudhu.Bangunan tempat wudhu ada dua buah yaitu tempat wudhu pria terletak disebalah utara masjid dan tempat wudhu wanita terletak disebelah Selatan masjid Kedua bangunan merupakan bangunan terbuka yang mempunyai bak air untuk wudhu dan dilengkapi beberapa kamar kecil.
5. Museum.Bangunan ini dipergunakan untuk menyimpan bendabendalepas yang berasal dari masjid agung demak. perpustakaan Bangunan perpustakaan masjid agung demak
6.Perpustakaan terletak disebelah selatan masjid dan setiap hari dibuka
Peran Mesjid Agung Demak Sebagai Tempat Wisata Keagamaan
Peranan Masjid Agung Demak dapat dilihat dari dua hal, yaitu dari sudut fisik dan sosial kemasyarakatan. Dari sudut fisik, Masjid Agung Demak memiliki peran untuk dapat menarik wisatawan berkunjung ke Masjid Agung Demak dengan berbagai tujuan. Dari sudut sosial kemasyarakatan, Masjid Agung Demak memberikan nilai kepuasan, ketenangan, dan kedamaian bagi peziarah. Sedangkan bagi masyarakat sekitar masjid, peranan masjid sangat penting dalam memberikan lapangan pekerjaan, fasilitas sarana prasarana seperti jalan, penginapan, parkir, dan warung makan yang lebih lengkap. Berdasarkan peran Masjid Agung Demak tersebut menyebabkan kedatangan para peziarah semakin besar. Kedatangan wisatawan ini adalah untuk membuktikan peninggalan sejarah pada masa Kerajaan Islam Demak yang merupakan bukti otentik pada masa lalu yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Selain untuk mengetahui masjid agung secara fisik kedatangan peziarah juga ingin mengetahui Masjid Agung Demak untuk memenuhi kebutuhan spiritual peziarah.